Aurin tinggal di sebuah rumah kost di kota. Walaupun jauh dari orangtua tua, ia tetap nyaman dan bahagia. Tetangganya semua baik hati. Mereka selalu membantu bila Aurin sedang kesulitan. Terlebih Mbah Bejo yang ia anggap seperti kakeknya sendiri. Aurin sering berbagi cerita pada kakek baik hati yang berumur tujuhpuluhan tahun itu.

Aurin sering menerima bingkisan misterius dari seseorang. Awalnya bingkisan itu didapatinya saat hari ulang tahunnya beberapa waktu yang lalu. Setelah itu, muncul bingkisan-bingkisan berikutnya. Mulai dari sepucuk surat romantis yang memuji-muji kecantikannya, hingga beberapa barang kebutuhan Aurin. Ada baju, sepatu, tas dan ponsel keluaran terbaru. Awalnya Aurin merasa senang mendapatkan semua itu. Tapi lambat laun ia merasa takut dan risih. Ia makin penasaran, siapa gerangan pemberi bingkisan-bingkisan itu. Mungkinkah Aldi ?pria yang akhir-akhir ini dekat dengannya.

Rasa penasaran Aurin kian bertambah . Apalagi saat ia juga menerima surat pernyataan cinta dari pria misterius itu. Aurin bermaksud menjebak dan memata-matai siapa dia. Malam itu sengaja ia begadang. Ia mengintip dari balik tirai jendela. Tampak sesosok pria berjaket hitam, memakai seboh. Ia meletakkan sesuatu di depan pintu rumah kosnya. Aurin yang ditemani Bu Kesih yang jago silat segera menangkap basah pria itu. Mereka menahan pria itu. Bu Kesih melepas paksa sebohnya. Hampir pingsan Aurin mengetahui wajah pria itu. Ternyata Mbah Bejo yang ada di balik seboh itu.

--

Kepahiang, 25 Juni 2020

#harike-61#