Yulia Nuryani Candra, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Puisi : hujan ini merindumu

Langit tiba-tiba berubah menjadi hitam

Suara petir bergelegar bersautan

Angin kencang menyapa relung

Akhirnya...

Hujan itu datang

Hujan pertama di kota ini

Hujan pertama selalu indah

Seakan menjawab doa semua insan

Daun-daun kering itu mulai basah

Meninggalkan jejak di tiap rantingnya yang mengering

Membawa harapan tuk munculnya tunas baru

Titik-titik hujan menyapa pelataran

Seakan membawa berita kebahagiaan

Merajut asa sejuta harapan

Tentang masa depan yang cerah

Ingin kunikmati hujan ini dengan seorang di hati

Tapi dia tlah pergi jauh dan tak mungkin kembali

Ada rasa rindu kenapa kau tak bisa menemani

Tapi indahnya pelangi setelah hujan akan menutupi..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow hujan ini merindumu, asyik yah dirindu hujan. Daun merinduksn hujan, pohon merindukan hujan. Aku pun merindukan hujan. Hujan itu anugerah, pohon-"pohon jadi bertuna, daun-daun kembali segar, jalan tak berpolusi, sawah terairi. Semua menikmati anugerah ilahi, hanya bila anugerah itu berlebih, banjir tak dapat dihindari. Sukses selalu dan barakallah

14 Dec
Balas

Alhamdulilah..puisi saya dibaca bunda. Smg sehat selalu dan salam sukses bund

27 Jan



search

New Post