Ibu hanyalah seorang Aparatur Sipil Negara biasa, sementara ayah hanya pekerja swasta. Darimana uang kuliah akan didapatkan. Tapi aku selalu berusaha menenangkan mereka. Aku selalu bilang, “kita punya Allah, kita punya Allah, insyaAllah ada jalan”. Mereka pun bangga setiap kali aku berkata seperti itu. Karena kata-kata dan nasehat itu pun semua berasal dari orang tua hebat ku ini. Akhirnya orang tua pasrah dengan keinginan anaknya. Aku pun selalu berusaha di sekolah agar mendapatkan nilai baik.

Saat aku sudah duduk dibangku Sekolah Menengah Atas tingkat akhir. Mulai lah sibuk-sibuk mencari informasi perguruan tinggi yang baik untuk melanjutkan pendidikanku nanti. Ketika itu sekolah kami mendapatkan kesempatan bagi siswa-siswinya untuk mendaftar beberapa perguruan tinggi melalui jalur undangan. Aku begitu semangat melihat daftar jurusan yang bisa kami daftar. Tapi sampai akhir kertas, aku sedikit kecewa, karena kedokteran tidak bisa kami ambil kali ini. Penasaran, aku bertanya pada guruku. Ternyata tahun sebelumnya, ada senior kami yang lulus kedokteran namun batal diambil, akhirnya sekolah kami kehilangan jatah dalam dua tahun kedepan.

Kekecewaanku itu tidak di sia-siakan oleh salah seorang guruku. Beliau meminta aku mendaftar di jurusan sesuai dengan mata pelajaran yang beliau ampu. Aku suka pelajarannya, saat diajarkan dikelas insyaAllah aku bisa, diberi latihan aku bisa, tapi saat di beri pekerjaan rumah, aku sudah kebingungan sendiri. Selalu seperti itu. Makanya sekarang aku kaget, “bu, aku tidak yakin bisa” ungkapku pada beliau. Namun guru cantikku sangat antusias sambil berkata “Ibu yakin kamu bisa, ibu yakin kamu bisa” begitu lah kata-kata beliau saat itu.

bersambung ....