Yuliarti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENJAMUR SASTRAWAN KARENA "GERAM"

Menjamur Sastrawan karena "GERAM"

Bagaikan cendawan di musim penghujan, sastrawan bermunculan. Tanggapi puisi yang di sajikan oleh seorang terpandang di republik negara ini. Perasaan yang "begitu geram" terungkap dengan kemasan bahasa yang apik dan santun dalam sebuah puisi. Isi yang begitu mendalam dari relung hati yang sangat dalam.

Seorang tokoh besar di Republik Indonesa berpuisi. Maksud apakah dengan puisi itu...yang kita pikir akibat dari isi puisi itu...dan sosok tokoh besar yang membuat dan membacanya. Apakah mungkin Beliau tidak mengerti? kita tetap hati hati jangan terpropokasi.

Saya salut...masyarakat Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika menanggapi dengan bijak. Hal ini sebagai wujud cerdas emosi,menanggapi masalah dengan hati nurani. Meski sebuah keyakinan telah terusik. Sakit...sakit sekali. Semoga tak terjadi hal yang tak diingini di negeri ini.

Dengan peristiwa tadi, bermunculan penyair-penyair untuk membalas puisi "Ibu Indonesia". Mereka tak rela sari konde dibandingkan dengan cadar. Lebih menyakitkan lagi suara kidung "Ibu Indonesia" yang jelas jelas tak bermakna dikatakan lebih indah dari suara Adzan. Astaghfirullohaladzim. Kalau tak tahu syariat lebih baik diam. Daripada membuat sakit hati umat Islam. Adzan, suara suci sebuah seruan umat untuk menghadap Ilahi jangan dibandingkan.

Puisi adalah pengekpresian pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi. Masyarakat tersngsang untuk mengekspresikan "kegeramannya" melalui karya estetis yang bermakna bukan hanya mengedepankan diksi tanpa arti.

Mari kita ungkapkan "kegeraman" kita dengan dengan mengubah rasa dalam wujud yang berkesan, membangkitkan semangat, menyadarkan yang khilaf, meredam suasana bersatu dalam "damai" Karena kita adalah orang-orang yang cerdas. Yang paling penting marilah kita jalankan "Syariat Islam" dengan sebaik-baiknya agar tak ada lagi orang-orang tak tahu syariat menghina mengusik dan menidai agama kita. Dengan menjalankan syariat kita akan menjadi orang yang bermartabat. Semoga yang khilaf segera diberi hidayah. Aamiin YRA.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saat memasuki ruang publik, "kata" menjadi milik bersama.

04 Apr
Balas

Wow keren Ibuu...Setuju!!

04 Apr
Balas

Mantap Bu ...

04 Apr
Balas

Hendaknya perbedaan yang menyatukan bu

04 Apr
Balas



search

New Post