Yuliarti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TIUPAN SEGAR ANGIN PUTING BELIUNG

TIUPAN SEGAR ANGIN PUTING BELIUNG

TIUPAN SEGAR ANGIN PUTING BELIUNG

Udara panas pertanda akan turun hujan. Sudah hampir dua bulan hujan turun tak tanggung tanggung. Awan hitam menggumpal membuat suasana gelap mencekam. Hal ini terjadi pada siang menjelang sore saat pelajar, karyawan, dan pekerja pulang dari ladang kerjanya. sehingga suasana jalan terlihat simpang siur dan hiruk pikuk. Pengguna jalan berebut adu cepat memacu kendaraan, menghindari guyuran hujan.

Suasana itu sudah kurasakan selama dua mingguan. Karena ada acara berbagi pengalaman bedah kisi kisi ujian untuk tiga mapel yaitu IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia. Saya kebagian memandu mapel Bahasa Indonesia. Peserta terdiri atas guru kelas enam. Sebagian mengatakan bahwa kisi kisi Bahasa Indonesia sangat sulit dan membosankan. Hal ini justru membuat peserta makin penasaran. Merasa tertantang untuk dapat memahami dan menyerap materi yang disajikan. Selama ini belum ada peserta ujian yang mendapatkan nilai 10. Apakah gerangan sebabnya? Bahasa Indonesia bukan ilmu pasti seperti mapel yang lain. Ada nilai rasa masuk di dalamnya. Mungkin itulah sulitnya.

Materi yang dianggap sulit dan membosankan butuh sajian yang menarik. Penyaji hasil jeli terhadap kondisi peserta. Selepas istirahat siang adalah jam rawan mengantuk, meski jarang ada yang ngantuk tetapi banyak yang tidur. Belum lagi suasana mendung dan terkadang hujan lebat disertai petir. Kenyataan ini bagaikan ilmu padi, makin berisi makin merunduk. Artinya setelah diisi makan siang mereka banyak yang merunduk karena ngantuk. Penyaji harus pandai mencairkan suasana.

Materi selepas istirahat biasanya tentang "ejaan", meliputi stuktur, tanda baca dan huruf kapital. Hal yang sudah biasa ternyata mengundang banyak pertanyaan dari peserta. Suasana yang semula hening menjadi ramai oleh pertanyaan dan komentar para peserta. Tentu saja bukan hal baru baginya tentang penggunaan huruf kapital atau huruf besar. Sudah sangat hafal di luar kepala. Penyaji hanya menguatkan saja dengan contoh contoh soal dan dibahas bersama. Tiba ada peserta laki laki yang duduk di belakang. Dia sedari tadi terdiam pasif. Mereka angkat tangan tinggi tinggi sambil berkata, "Tanya, Bu!" "Silahkan!" kataku sambil berdebar takut tak bisa menjawab pertanyaanya. Dia mulai berucap. "Kalau penggunaan huruf besar In Shaa Allah saya sudah paham, Bu. Hanya akan meyakinkan pada ibu. Kalau nama angin, misalnya "ANGIN PUTING BELIUNG". PUTINGNYA BESAR APA KECIL? Sontak tawa peserta memecah suasana hening dan mengantuk. Ternyata Angin puting beliung telah meniupkan angin segar kepada peserta pelatihan bedah kisi kisi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

He... Bu Yuli memang luar biasa

01 Feb
Balas

Bisanya cuma segitu....

01 Feb

Lucu...hihihi

01 Feb
Balas

yang ilmiah gak bisa.hee..hee...

01 Feb



search

New Post