Disela-sela kesibukan dalam keseharian, merefleksikan diri dalam muhasabah selalu dilakukan. Tak lewat waktu dalam bersujud atau bersenda gurau, refleksi hidup ini kian banyak yang harus dibenahi dan juga dipenuhi. Satu diantaranya adalah merindukan tempat lahir. Kerinduan kampung halaman dimana seseorang lahir dan besar disana, adalah satu hal yang wajar, yang hampir semua iinsan aami, terutama saat jauh darinya dan lama tak berkunjung.

Ketika akhir pekan tiba, satu diantara berbagi kesibukan adalah membaca, baik di internet atau di buku cetak. Kali ini, topik bukunya berurusan dengan ensiklopedia masjid, mengenalsejarah masjid di dunia. Lembar-demi lembar terbaca, membuat khayalan ikut berwisata di tempat-temapt di mana masjid itu berada. Sesekali, mengulangi beberapa kalimat yang mengandung nasihat dan juga motivasi.

Saat sampai pada halaman tujuh puluh tujuh (masjid di kawasan Asia), dan membaca judul masjid yang ke tigapuluh tujuh, mata membaca, hati bergetar dan air mata menetes sejenak. Ada, masjid tua patimburak dalam buku itu. Masjid yang menjadi salah satu indikatir adanya islam di bumi cendrawasih, di Fakfak. Kota yang lebih dikenal dengan nama kota pala. Lahir dan besar disana, membuat saya selalu bersyukur akan nikmat kebersamaan dan kebersahajaan masyarakatnya.

#Rindu_pulang_ke_Fakfak_PapuaBarat