Yuli Feri Widyawati

Gue Guru Matre Yuli Feri Menulis adalah salah satu cita-citaku sebagai seorang guru yang agak matre. ya saya matre Karena untuk kenaikan pangkat saya harus me...

Selengkapnya
Navigasi Web
IHT temanku
IHT I Hate

IHT temanku

.Hari ini saya ngamen di SMP Negeri 1Jenggawah. Saya dapat tugas Jadi MC untuk teman yang menyelenggarakan IHT model pembelajaran blended learning. Teman saya ini adalah peserta diklat calon kepala sekolah, yang dapat PR untuk membuat proyek kepemimpinan di sekolah magangnya.

Karena ini adalah tugas calon kepala sekolah yang laporannya berbentuk video dan print out kelengkapan administrasi maka kami berpikir in house training cukup sebentar saja, menggunakan waktu jeda antara pembelajaran tatap muka shift satu dengan shift 2 yang hanya 60. Apalagi video total laporan hanya 7 menit saja maka kami berpikir kegiatan in house training ini yang penting berjalan dan dapat videonya. Setelah itu edit videonya isi dengan dabing suara, ceritakan yang bagus-bagus selesai sudah.

Kegiatan berjalan dengan baik mulai dari registrasi peserta dengan protokol kesehatan kemudian pembukaan oleh kepala sekolah dan sambutan oleh peserta calon kepala sekolah kemudian penyampaian materi blended learning.

Peserta tampak biasa-biasa saja mereka memainkan hp-nya sambil sebentar-sebentar berpura-pura manggut-manggut mengiyakan perkataan yang disampaikan narasumber hingga sampai pada acara cara inti penyampaian materi blended learning.

Materi disampaikan oleh wakil kepala sekolah SMP Negeri 1 Jenggawah. Sengaja pilih pemateri yang gratisan Karena pematerinya teman sendiri. Tapi ternyata dia memang lumayan bagus. Ya layak menjadi guru berprestasi meski tak punya sertifikat guru berprestasi ,tapi di mata saya dia luar biasa, dia sering memberi materi di MGMP dan dia pernah juga menjadi guru inti pada proyek K13 beberapa tahun lalu.

Namanya Adi Santoso saya menyapanya dengan panggilan akrab Alek Adi.

Alek adalah panggilan dalam bahasa Madura yang berarti adik karena dia ternyata adik tingkat saya waktu di kampus namun saya tidak mengenalnya ketika di kampus karena kami terpaut 6 tahun , Jadi kami tidak bertemu di kampus tetapi kami kuliah di kampus yang sama, Universitas Jember fakultas pendidikan fisika.

Alek Adi menyampaikan bahwa pendidikan saat ini memasuki era disrupsi kita tidak mungkin kembali pada masa sebelum pandemi, masa di mana pembelajaran full tatap muka kita bisa menyampaikan materi dengan berbagai model pembelajaran interaktif yang memberikan hasil maksimal.

Kemudian kita masuk ke masa pandemi covid pembelajaran 100% daring begitu banyak tantangan saat awal pembelajaran dari mulai dari sarana prasarana hingga pengawasan terhadap siswa. Ketika belajar daring tidak sedikit siswa yang hanya menggunakan hp-nya untuk bermain saja dan menggunakan alasan belajar sebagai izin untuk menggunakan hp-nya walau kenyataannya belajar hanya beberapa menit saja, cukup mengisi absen lalu muncul sebentar di Google meet atau di zoom meeting lalu kabur ke game online.

Butuh kesabaran yang luar biasa sebagai guru , kami harus sebisa mungkin Mengecek kehadiran siswa di pembelajaran daring. Sering kami merasakan kecewa karena siswa ternyata tidak mengikuti daring secara penuh atau bahkan tidak hadir sama sekali.

Bersyukur sekarang Allah mengizinkan kita untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka meski terbatas namun ini sudah memberikan kemudahan yang luar biasa agar kita bisa bertemu dengan siswa secara langsung dan bisa mengecek perkembangan mereka baik dari sisi pengetahuan keterampilan maupun utamanya dari sisi sikap.

Namun demikian karena namanya juga pembelajaran tatap muka terbatas maka semuanya juga serba terbatas terutama pada waktunya biasanya 1 jam pelajaran itu normalnya 45 menit sekarang hanya 25 menit saja peserta didik pun kalau biasanya satu kelas 32 siswa sekarang hanya 16 siswa saja untuk shift pagi dan 16 siswa lagi pada Shift siang.

Rasanya mengajar dalam waktu 50 menit seperti hanya menyapa siswa Mengecek kesiapan siswa memberi motivasi lalu habislah waktunya belum sampai pada memberikan materi tiba-tiba waktu sudah habis atau bisa jadi pada saat kita sudah memulai materi dan anak-anak sudah mulai fokus pada pembelajaran tiba-tiba waktu habis sulit sekali rasanya mengatur pembelajaran dalam waktu hanya 50 menit.

Maka kemudian elek Adi menyampaikan kita perlu menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan antara jaring dengan luring sehingga kita bisa menyampaikan materi 100% dalam waktu 50 menit dari karena sebagiannya sudah kita sampaikan di awal pada saat luring. Apalagi sekarang anak-anak sudah terlanjur punya sarana prasarana untuk pembelajaran daring maka jika sarana prasarana ini tidak kita manfaatkan sayang sekali kita akan membuang sia-sia aset yang sudah kita miliki

Sampai pada penjelasan ini peserta mulai menaruh hp-nya peserta mulai fokus kepada materi yang disampaikan oleh Alek Adi dan peserta tampak manggut-manggut menyetujui pembelajaran dengan model blended learning namun sayangnya kembali kepada ketersediaan waktu karena IHT hanya diselenggarakan dalam waktu 60 menit maka peserta merasa kurang dan menginginkan materi blended learning ini dikupas lebih dalam lagi tentang bagaimana implementasinya dalam pembelajaran secara nyata, bukan hanya sekedar penyampaian teori saja.

Peserta IHT semakin terpesona pada penyampaian materi already ketika dia menyampaikan bahwa siswa kita setelah lulus nanti 5 atau 10 tahun lagi akan memasuki dunia kerja yang bisa jadi lebih mengerikan dari sekarang. semua serba teknologi tidak akan ada lagi mobil yang berjalan dengan panduan sopir tapi cukup dengan kecanggihan komputer yang mengendalikan setir mobil dengan settingan GPS maka mobil akan berjalan sendiri secara teratur bahkan saking teraturnya maka kecelakaan yang terjadi menjadi 0%. Adi juga menyampaikan bahwa dalam kondisi demikian bisa jadi tidak lagi dibutuhkan profesi polisi tidak lagi dibutuhkan profesi tukang parkir juga tidak lagi dibutuhkan profesi penjaga tol Karena sekarang sudah cukup menggunakan e-toll. Nantinya akan lebih banyak lagi profesi yang akan terhapus pada masa yang akan datang.

Apalagi jika nanti sudah diciptakan robot dengan artificial intelligence secara masif maka persaingan dunia kerja siswa kita tidak hanya bersaing melawan sesama manusia tetapi juga Harus bersaing melawan robot pintar

jika kita tidak merubah pembelajaran kita dan kita hanya terkungkung di dalam kelas saja maka habislah masa depan anak-anak murid kita.

Sampai disini semangat peserta IHT untuk memperbaiki pembelajaran sesuai dengan abad 21 memuncak Mereka menginginkan pembelajaran dengan paduan daring dan luring atau blended learning dapat Segera dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jenggawah bahkan Ada ide dari teman-teman untuk melaksanakan kembali dengan tema yang sama namun materinya adalah membuat RPP blended learning dan contoh praktek implementasinya dalam pembelajaran

Ya Allah Alhamdulillah engkau kumpulkan saya dengan teman-teman yang baik yang mempunyai niatan untuk memperbaiki pendidikan bagi bangsa ini semoga semangat teman-teman kami Engkau ridhoi Ya Allah mudahkanlah kami untuk belajar demi anak-anak kami

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap nih.Gimana rasanya jadi MC ( Master of Ceremony) ? Nervous, nggak? ha.ha..artikel reportase yang lengkap. Salut

11 Dec
Balas

Pak Adri..maaf setahun baru dibalas...terimakasih sudah mampir

25 Dec
Balas

Aamiin. Sangat mengerikan jika melihat masa depan. Jadi penting banget untuk mempersiapkan nya.

09 Jan
Balas



search

New Post