*Siapa Mereka*

ala:Yuli

Aku dulu paling grogi pegang mig _loud speaker_ untuk sekedar menginformasikan sesuatu walau hanya satu sampai dua kalimat pada seluruh siswa.

Namun sekarang, setiap pagi harus aku lakukan untuk hanya menyapa siswa yang telah dititipkan orang tuanya kepada pihak sekolah.

Bagiku sebenarnya hanya sapaan ringan untuk mereka. Namun ternyata ini adalah sapaan yang sangat luar biasa menurut mereka. Di saat piket rutin mingguan,insyaalloh selalu aku usahakan untuk menyalami mereka di depan gerbang masuk. Dengan senyum yang kuusahakan semanis mungkin _walau sebenarnya tak manis sama sekali_. Kusalami mereka, kadang aku mencoba membetulkan baju-baju mereka yang belum dimasukkan,yang tidak pakai bed sesuai tingkatan kelasnya ,yang tidak pakai hasduk di saat seragam.pramuka,celana training yang dimodel pensil dll tentang kostum mereka pada saat itu.

Di lain hari pada saat tidak piket di gerbang, aku langsung pegang mig untuk menyapa mereka dengan _semangat pagi_ dari segala penjuru langsung terdengar _pagi - pagi - pagi - kami bisa_.Inilah yang dikatakan mereka, walau hanya menyapa dengan beberapa kata saja mereka suka. Apalagi bila sapaan itu ditambah _apa kabar semuanya?_ spontan dari ujung selatan sampai ujung utara menjawab _alhamdulillah luar biasa_

Memang predikat _guru digugu lan ditiru_ itu tepat sekali. Kita sebagai guru dianggap oleh siswa, kita modelnya mereka. Mata-mata mereka setiap hari memperhatikan kita, bagaimana cara kita berbicara, apa yang kita sampaikan pada mereka, bagaimana kita berpakaian, dan perilaku kita di depan mereka,serta keakraban kita yang sering kali dinilai salah oleh mereka.Akhirnya berakibat buruk pada kita sebagai guru yang tidak dihormati oleh siswa. Dengan menggunakan bahasa _ngoko_ seolah mereka biasa.

Siapakah mereka?Mereka adalah anak-anak manusia yang sedang mengkaji tentang kehidupan dunia dan akheratnya melalui apa yang mereka lihat,apa yang mereka terima dan apa yang mereka lakukan dari pengalaman pada diri mereka. Mereka adalah sosok manis-manis yang masih banyak kosong di ruang-runga jiwanya.Mereka adalah makhluk yang siap diisi jiwannya melalui sentuhan tangan-tangan kita dan nasehat-nasehat dari kita.

Talenta dan potensi mereka sebenarnya luar biasa. Hanya terkadang banyak di antara kita meng _under estimate_ mereka atau bahkan memvonis mereka _ach mereka lho bisa apa?_ Terkadang kita memarahi mereka di saat mereka melakukan kesalahan yang kita anggap itu kesalahan besar. Bahkan ada kesalahan kecil saja kita sudah marah,marah lagi dan marah lagi. Nach, mari kita _manage_ kemarahan dengan baik. Dikawatirkan kemarahan yang tidak terkontrol bisa merugikan diri sendiri, bahkan dikawatirkan ada dendam di hati mereka.

Bila kita mau menggali potensi mereka yang sebenarnya,merekalah generasi milinia yang nanti akan menjadi calon-calon pemimpin atau penguasa bangsa. Ayo terus sapa mereka dengan belaian-belaian melalui sapaan ,kata-kata sopan dan santun,insyaalloh aka berimbas kembali kepada kita semua.

Janganlah kita berharap terlalu banyak bahwa _mereka harus seperti kita_. Sedikit demi sedikit kita giring mereka, setidaknya mereka mau dan mampu apa yang kita kehendaki untuk melakukannya.

_Semoga apa yang kita lakukan pada mereka menjadikan amalan sholehan di sisi Alloh_. Amin YRA

ceritapendekpagiku.com

Bjn, 091218