Lelahku

Sepagi itu aku telah jelajah jalan-jalan di i perumahanku. Sehabis subuhan di masjid, aku jalan kaki menuju rumah. Suasana masih sepi,belum ada pintu yang dibuka tuan rumahnya. Aku berusaha tetap sok berani untuk menapakinjalanan berpaving.

Sesampai di depan pagar, astaqfirullohaladzim,kunci rumahku tertinggal di masjid. Aku menaruhnya di kusen cendela dekatku sholat berjamaah tadi. Akhirnya aku balik lagi ke masjid untuk mengambil kunciku.

Suasana masjid sudah sepi,lampu pun sudah dimatikan. Kubuka pintu slading masjid, dan kembali menapaki jalan pulang. Kubuka kulkas tak ada bahan masakan yang bisa dimasak. Kuputuskan untuk ke tetangga gang sebelah yang berjualan sayur - sayuran dan lain-lain. Tak ada banyak pilihan yang menggugah selera, akhirnya kuputuskan untuk membeli ikan panggang,tempe,kemangi,lombok dan tomat. Ach, ya sudahlah makan seadanya,gumamku

Jam terus berjalan, langsung saja aku buat sambal bajak penyet ikan panggang dan tempe. Setengah tujuh aku harus sudah berangkat ke sekolah tempatku mengajar. Akhirnya,upz, aku kupa kalau hari ini aku piket salam-salaman di gerbang. Bergegas menempatkan diri di gerbang untuk welcome anak-anak yang manis-manis generasi muda calon penerus bangsa.

Jam pulang berbunyi the time is up, see you tomorrow with the new spirit. Setelah berdoa, anak-anak keluar dari kelas dan bersalaman satu per satu. Akupun oulang. Di rumah, cucian yang ada do jemuran sudah menunggu untuk diambil. Setelah berhenti sebentar adzan asar berkumandang. Sholat asar dan lantai sudah menunggu minta dipel. Cucian piring tadi pagi pun belum sempat.

Jam empat sudah ditunggu tetangga untuk arisan ibu-ibu dasa wisma. Sebagai warga masyarakat yang baik, aku pun ikut bersosialita dengan mereka. Setelahnya,aku melihat jalan samping rumah daun jatuh berserakan.

Alhamdulillah, lelahku insyaalloh akan jadi saksi bahwa kehidupan duniaku tak hanya enak-enakan tak peduli