Ujian nasional merupakan salah satu cara dalam menilai keberhasilan belajar siswa. Meski kadang menjadi momok bagi peserta didik, namun demikian tetap memaksa mereka untuk belajar lebih banyak. Terbukti dengan semakin dekat pelaksanaan ujian Nasional peserta didik mengikuti program tambahan seperti belajar lebih pagi atau tambahan di sore hari. Meski kesannya terpaksa, namun peserta didik tetap belajar.

Tempat-tempat bimbel banjir peserta didik yang masih memerlukan bimbingan tambahan. Buku- buku strategi lulus dan pemantapan UN dilahap habis oleh peserta didik yang harus akan soal-soal prediksi UN. Guru pun pontang penting memantapkan pemahaman materi pada peserta didik agar tak gagal dalam mengerjakan soal ujian. Semua lini di sekolah bahu membahu menyiapkan peserta didik agar siap untuk tempur.

Dewasa ini dengan semakin banyaknya godaan yang ditawarkan gadget peserta didik mulai lengah dalam belajar. Aneka game online terasa lebih menarik ketimbang belajar. Jika ujian Nasional dihapuskan tentu semakin malaslah mereka belajar. Toh tak akan mengikuti ujian nasional. Biasanya ujian Nasional adalah satu berita yang menjadi satu alasan besar bagi peserta didik mempersiapkan diri dengan banyak belajar.

Bagi saya, sebagai seorang guru, terasa sekali perbedaan semangat belajar peserta didik ketika nilai ujian nasional dijadikan standar kelulusan dengan sekarang ini. Ujian nasional hanya dijadikan bagian sistem penilaian saja. Belajar untuk persiapan menghadapi UN jadi menurun. Apalagi jika tak ada ujian nasional apa lagi yang akan menjadi alasan untuk belajar giat.

Mudah-mudahan ada satu obat mujarab untuk meningkatkan minat belajar peserta didik.