Yuli Purnamasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Rangka Mewujudkan Merdeka Belajar

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan upaya untuk memerdekakan manusia baik secara lahir maupun secara batin. Dalam kegiatan pembelajaran, seorang pendidik harus dapat mengimplementasikan pembelajaran yang memerdekakan peserta didik.

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa maksud pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan pernyataan tersebut, mendidik bukan berarti merubah peserta didik menjadi manusia sesuai keinginan guru, tetapi mengarahkan agar peserta didik berkembang sesuai dengan kodratnya, minat dan bakatnya sendiri. Ibarat seorang petani, tidak mungkin menumbuhkan jagung dari benih padi. Namun tugas seorang pendidik adalah menjadikan benih padi tersebut tumbuh menjadi tanaman padi yang subur.

Masing-masing peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda dengan gaya pembelajaran yang berbeda pula. Seorang pendidik hendaknya memahami perbedaan karakter setiap peserta didik dan menyesuaikan metode pembelajaran yang dapat mewakili perbedaan tersebut.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid (Tomlinson, 2015:45). Bukan berarti jika dalam satu kelas terdapat 20 peserta didik, maka guru harus membuat strategi yang berbeda untuk 20 peserta didik tersebut, namun pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Keputusan-keputusan tersebut hendaknya tetap terkait dengan:

1. Kurikulum dengan tujuan pembelajaran yang jelas.

2. Lingkungan yang membangkitkan minat belajar peserta didik.

3. Manajemen kelas yang efektif.

4. Penilaia yang berkelanjutan.

Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar pesera didik dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Adapun kebutuhan belajar peserta didik terdiri dari 3 aspek, yaitu kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar peserta didik.

Seorang guru tentu telah mengetahui bahwa peserta didik akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri peserta didik (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan melalui strategi diferensiasi konten, proses maupun produk (hasil). Dari hari pemetaan kebutuhan belajar peserta didik, seorang guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat.

Diferensiasi konten, dapat diterapkan pada peserta didik dengan kesiapan, minat dan profil belajar yang berbeda. Misalnya pada materi buah-buahan peserta didik dapat mempelajari buah yang berbeda sesuai dengan kesukaannya. Langkah berikutnya, peserta didik diberi kebebasan untuk mengeksplorasi materi pembelajaran dengan menonton video, mengamati secara langsung atau membaca teks tentang perkembangbiakan tumbuhan. Pada tahap ini seorang guru telah melakukan startegi diferensiasi proses. Lalu pada akhir pembelajaran guru memberi tugas peserta didik untuk membuat sebuah ilustrasi tentang perkembangbiakan tumbuhan, dapat berupa gambar, video singkat, poster maupun cerita. Kegiatan ini merupakna strategi diferensiasi produk.

Pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, guru juga dapat menggunakan teknik scaffolding yaitu pemberian sejumlah bantuan, perlahan-lahan diadakan pengurangan terhadap bantuan tersebut sehingga pada akhirnya peserta didik menunjukkan kemandirian yang lebih besar dalam proses pembelajaran.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi tersebut diharapkan dapat mewujudkan merdeka belajar bagi peserta didik, karena pada praktinya guru telah terlebih dahulu memetakan kebutuhan belajar mereka. Guru tidak semata merencanakan kegiatan pembelajaran sesuai keinginannya sendiri namun telah mempertimbangkan kesiapan belajar, minat maupun profil peserta didik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

01 Mar
Balas

terima kasih bapak, salam literasi. salam penggerak

23 Mar
Balas



search

New Post