10 MENIT YANG DRAMATIS
Perubahan paradigma akreditasi 2020 membawa berbagai konsekuensi. Hal-hal penting dari perubahan paradigma tersebut adalah 1) Perubahan mendasar dalam siklus (business model) dan manajemen akreditasi; 2) Fokus pada audit kinerja sekolah; 3) Instrumen Akreditasi IASP2020 mengukur kinerja (performance) sekolah yang telah memenuhi persyaratan (compliance); 4) Akreditasi merupakan bagian dari rangkaian utuh sistem penjaminan mutu. Implikasi dari perubahan paradigma tersebut, yaitu: 1) Sistem Akreditasi 2020 memiliki prinsip-prinsip dan business process yang baru; 2) Perlu memperkuat kontribusi pada penjaminan mutu dan peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan; 3) Membutuhkan asesor dengan kapasitas lebih tinggi dengan kemauan belajar terus menerus.
Terkait dengan kebutuhan asesor dengan kapasitas lebih tinggi dengan kemauan belajar terus menerus, Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah telah melaksanakan uji kompetensi asesor serentak se-Indonesia secara daring. Untuk pertama kalinya rekruitmen asesor dilakukan dengan sistem yang benar-benar menguji seluruh kompetensi calon asesor baik intelegensi maupun kepribadiannya. Dari hasil uji kompetensi asesor secara nasional, diperoleh data bahwa 38,52% lulus, sisanya 61,48% tidak lulus. Hasil ini menunjukkan bahwa uji kompetensi asesor benar-benar berat.
Para calon asesor yang telah lulus uji kompetensi asesor selanjutnya mengikuti pelatihan asesor yang dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Provinsi Sekolah/Madrasah di provinsi masing-masing di bawah pengawasan ketat dari Badan Akreditasi Nasional. Pelatihan Asesor di Jawa Barat dilaksanakan dalam dua angkatan. Pelatihan dilaksanakan secara daring selama lima hari mulai pukul 07.00 sampai pukul 16.00. Saya termasuk ke dalam angkatan kedua.
Pelatihan asesor telah berakhir beberapa hari yang lalu. Namun, pengalaman menegangkan di akhir kegiatan masih terasa sampai saat ini. Selama mengikuti pelatihan, saya berusaha melakukan yang terbaik walaupun kondisi fisik sedang tidak sehat. Saya melupakan hal-hal yang akan menghambat jalannya pelatihan, saya berusaha keras agar dapat mengikuti setiap sesi dengan penuh konsentrasi dan menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan yang ditentukan.
Alhamdulillah selama pelaksanaan kegiatan, dari hari pertama hingga hari kelima, hari terakhir pemaparan materi tidak ada kendala. Jaringan internet yang dikhawatirkan pun tidak terjadi. Semuanya lancar. Yang lebih membahagiakan lagi setiap presentasi kelompok selalu menjadi yang terbaik, bahkan menjadi acuan kelompok lain.
Akhirnya tibalah pada puncak kegiatan, yaitu postes. Setelah uji kompetensi asesor yang melelahkan, masih dilanjutkan ketegangannya dengan mengikuti pelatihan dan menyelesaikan kegiatan dengan mengikuti postes. Hasil selama mengikuti pelatihan dan hasil postes ini menentukan lulus atau tidaknya seseorang menjadi asesor IASP2020.
Pukul 15.30 WIB postes pun dimulai. Saya memastikan bahwa sinyal internet sedang sangat baik dan berdoa agar tetap bagus hingga postes berakhir. Postes dilaksanakan selama 60 menit dengan jumlah soal 40 butir. Ketika panitia memberitahukan ahwa waktunya tinggal dua puluh menit lagi, saya sudah menjawab semua soal, namun belum dikirim karena masih ingin mengecek ulang jawaban. Tengah saya mengecek kembali jawaban, tiba-tiba internet putus. Hancurlah sudah apa yang sudah dikerjakan dengan susah payah tersebut. Saya sangat panik. Setelah kembali terhubung, berulang kali saya menulis dikolom chat, meminta kepada panitia untuk mengirim ulang link soal. Namun, tak ada satu pun panitia yang merespon. Waktu untuk mengerjakan soal tinggal lima menit lagi. Saya semakin panik.
Saya menelepon salah seorang nara sumber, namun sedang tidak aktif. Saya mencoba menelepon nara sumber yang lain. Alhamdulillah nyambung, namun saat saya meminta link soal, dia tidak bisa memberi karena link soal hanya dipegang oleh satu orang panitia yaitu yang sedang memandu jalannya postes. Parahnya lagi, saya tidak memiliki nomor telepon beliau. Saya semakin bingung dan panik. Keringat dingin mengucur deras. Lutut terasa lemas. Waktu tinggal satu menit lagi. Di tengah kepanikan tersebut, akhirnya saya dapat nomor teleponnya. Berulang kali saya menelepon, tapi tidak diangkatnya. Waktu berjalan terus. Di detik-detik terakhir, telepon pun diangkat. Saya mengutarakan permasalahan yang terjadi dengan setengah menangis. Saya mendapat izin untuk mengerjakan tes setelah penutupan. Saya disarankan untuk mengikuti penutupan yang langsung dilaksanakan setelah postes berakhir.
Ditengah-tengah acara penutupan, saya mendapat WA berisi link soal yang harus dikerjakan. Dalam pesannya, waktu untuk pengerjaan soal hanya 10 menit. Kerjakan menggunakan HP. Begitu instruksinya. Tanpa pikir panjang, saya pun mengikuti instruksinya. Baru saja mengisi identitas di HP, saya merasa pengerjaan soal akan memakan lama kalau menggunakan HP. Saya pun berpindah cara, kembali menggunakan laptop. Pindah perangkat tentu saja memakan waktu lagi.
Selesai mengisi identitas dilanjutka mengisi soal. Dalam pikiran saya, soal yang dikerjakan akan sama dengan yang telah dikerjakan tadi. Namun, ternyata tidak demikian. Soal benar-benar berbeda dengan soal yang tadi. Walaupun hanya diacak nomornya, namun tetap saja membutuhkan pemikiran yang tidak sebentar. Saya berkejaran dengan waktu yang sangat sempit. Akhirnya saat saya klik kirim, pesan WA masuk, mengingatkan waktu pengerjaan soal tinggal satu menit lagi. Alhamdulillah saya jawab dengan telah terkirim. Jadi, 40 butir soal hanya dikerjakan dalam waktu 8 menit. Luar biasa.
Selesai mengirim soal, bertepatan dengan berakhirnya acara penutupan. Hati merasa lega walaupun ada kegalauan dan kekhawatiran. Saya pasrahkan saja pada Yang Maha Mengatur. Karena semuanya adalah scenario-Nya. Apa yang terjadi diluar kekuasaan saya. Saya sudah berusaha mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya, namun Allah menguji dengan cara lain lagi. Ini benar-benar ujian yang luar biasa. Di tengah kondisi yang sedang sakit, postes pun harus mengalami kejadian yang tak terduga. Setelah kegiatan berakhir pun keringat masih mengucur deras. Lutut pun masih terasa lemas. Saat tengah dijaga tidak boleh stress, mendapat pengalaman yang membuat semakin stress. Benar-benar 10 menit yang dramatis. Semoga saja hasilnya tidak mengecewakan.
Bandung, 7 September 2020
#Harike_191
#Menuju_365
# 10_MENIT_YANG_DRAMATIS
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masya Allah,betul-betul dramaatis ya bunda. Smg sukses
Aamiiin. Terima kasih apresiasi dan doanya ya, say.
Semangat Bun
Siaapppp... Semangattt. Terima kasih, say.
Masya Allah, manusia boleh berencana tapi Allah jua yang menentukan. Saya ikut menahan napas membaca tulisan ini. Semoga sukses dunia akhirat ya tetehku. Aamiin
Aamiiiin... Terima kasih doanya, say.
Ibu emang keren
Ah, stress, say. Perjuangan luar biasa. Tak menyangka bakal mengalami hal seperti itu.