Beberapa hari ini aku tidak melihatnya. Biasanya pagi-pagi dia datang untuk sekedar melihat-lihat kalau-kalau ada yang perlu dia bantu. Sesekali dia datang hanya untuk sekedar menyeduh kopi. Jika 2 atau 3 hari saja dia tidak datang ke rumahku, aku dan suamiku merasa kehilangan. Seperti hari ini, kami kehilangan jejak tentangnya, handphonenya pun tidak aktif. Dia adalah Abah Nana. Tetanggaku yang sudah aku anggap seperti saudara.

Jika dia tidak sedang ada pekerjaan lain, dia memang sering membantuku, terutama membantu pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa aku kerjakan sendiri. Selain orangnya rajin, dia pun tidak pernah perhitungan dengan tenaga yang dikeluarkan. Dia sangat senang jika dapat membantu tetangga atau siapapun yang membutuhkan tenaganya. Karena sikapnya yang ramah dan suka membantu itulah, dia disenangi oleh semua warga.

Saat kami tengah berbincang sore-sore, tiba-tiba ada yang datang, berjalan dengan terpincang-pincang. Kami kaget sekali karena ternyata yang datang adalah Abah Nana. Selama beberapa hari ini dia tidak bisa berjalan karena mendapat musibah. Dia tertabrak motor saat hendak pergi memancing dengan temannya.

Bandung, 25 Agustus 2020

#Harike_178

#Menuju_365

#ABAHNANA