BERQURBAN MEMOLES NILAI KEIMANAN
Gema takbir berkumandang di seluruh penjuru dunia. Isyarat seluruh umat muslim sedang merayakan hari kebesarannya, hari Idul Adha atau idul Qurban pada tanggal 10 Zulhijjah 1441 H. Bagi setiap muslim Idul Adha merupakan hari yang penuh dengan kebahagiaan, kegembiraan, dan keindahan.
Banyak hikmah yang dapat dijadikan pembelajaran dalam peristiwa berqurban. Allah Subhanahu wa Taala membelajarkan umat muslim melalui Ibrahim sebagai sosok hamba yang taat dan ayah teladan. Ibrahim taat melaksanakan titah Allah untuk menyembelih Ismail anak tercintanya. Pembelajaran yang sangat berat bila diterima oleh manusia biasa.
Mungkin siapapun sering mendengar dan juga mengatakan bahwa hidup harus didasari dengan hati yang ikhlas. Contoh perilaku ikhlas telah diperlihatkan oleh sosok Ismail yang shaleh. Beliau sangat mendukung ayahnya, untuk tidak ragu melaksanakan perintah Allah Swt. Beliau yakin semua itu adalah ujian keimanan terhadap Allah. Godaann syetan pun tidak pernah berhenti. Dengan berbagai upaya melakukan rayuan agar Ibrahim tidak melaksanakan perintah Allah Swt tersebut.
Ibrahim tetap teguh keimanannya, menuntun Ismail yang mendukung penuh dengan keikhlasan. Ismail ikhlas menerima takdir Allah Swt. Air mata Ibrahim pun tumpah, tanda kecintaannya terhadap Ismail. Allah Swt. menguji keimanan Ibrahim dan ternyata kecintaan Ibrahim kepada Allah jauh melebihi kecintaannya terhadap Ismail. Ibrahim lulus dalam ujian keimanan. Ismail pun selamat karena Allah telah menggantinya dengan seekor gibas.
Dari sudut nilai kesabaran, Allah mencontohkan dengan kemuliaan hati seorang Ibu, ibu kandung Ismail yaitu Siti Hajar. Ibu mana yang tidak sayang pada anak tercintanya, Ismail yang terlahir sebagai anak yang santun, shaleh, dan kebanggaan keluarga. Allah memintanya untuk disembelih sebagai qurban. Siti Hajar sabar dalam menerima takdir Allah, sabar dalam menjalankan perintah Allah Swt. Subhanallah, sebuah contoh keteladanan keluarga yang ditampilkan oleh Ibrahim, Ismail, dan Siti Hajar.
Dari perspektif hidup bermasyarakat, berqurban membelajarkan untuk memiliki sikap kepedulian sosial, memiliki rasa empati kepada mereka yang hidupnya kekurangan. Berbagi kegembiraan kepada fakir miskin, tetangga, dan masyarakat sekitar. Berqurban bukan semata wujud pengabdian mendekatkan diri kepada Allah dan rasa syukur seorang hamba terhadap Khalik, tetapi berqurban juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Berbagi dengan sesama, menjalin silaturahmi yang mencerminkan solidaritas, kerukunan, dan kebersamaan. Itulah hikmah idul Adha atau Idul Qurban yang membelajarkan untuk memoles keimanan serta kepekaan sosial dalam hidup bermasyarakat.
Bandung, 31 Juli 2020
#Harike_153
#Menuju_365
# BERQURBAN_MEMOLES_NILAI_KEIMANAN
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah, smg kita termasuk orang-orang yg ikhlas dlm berkurban ya bunda.
Masya Allah, semoga kita semua dapat mewarisi teguhnya keimanan dan kesabaran Nabi Allah Ibrahim dan Ismail AS. Aamiin
Berkurban adalah tanda pengabdian dan ketaatan hamba pada Tuhannya. Salam literasi, sukses selalu.
Terimakasih pengingatnya bu Tulisan yg bermanfaat
Sama-sama BubIda. Terima kasi kunjungannya.