Peristiwanya sudah lama sekali terjadi. Namun, jika teringat pada peristiwa itu Bu Nuning senyum sendiri sambil senantiasa berucap syukur. Waktu itu dia masih memiliki anak kecil yang masih tidur bersamanya, si bungsu yang baru berusia tiga tahun. Dua anaknya yang lain sudah tidur di kamarnya masing-masing. Peristiwa gempa bumi yang menimpa daerahnya saat itu, sangat tiba-tiba dan sangat besar getarannya, sehingga menimbulkan kerusakan yang parah.

Malam itu saat semua terlelap dengan mimpinya. Tiba-tiba terjadi getaran yang dahsyat, tempat tidur pun bergoyang kencang seperti ayunan. Dalam hitungan detik, lampu pun padam. Masih dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar, suaminya berteriak, “Gempa. Ayo semua keluar!” Bu Nuning pun langsung menggendong si bungsu dan berusaha segera keluar. Sementara suaminya membangunkan kedua anaknya di kamar yang lain.

Semua bergegas menuju pintu keluar. Dalam keadaan panik seperti itu, pintu pun susah dibuka, kuncinya macet. Akhirnya mereka bisa ke luar rumah. Di luar sudah banyak orang berkumpul. Seorang tetangga yang mengenali kedatangan Bu Nuning dan keluarga langsung berkata, “Bu Nuning, awas anaknya jatuh!” Bu Nuning pun kaget. Dia baru menyadari ternyata yang dia gendong bukan anaknya melainkan guling. Sementara anaknya bergelayut memeluk guling tersebut.

Bandung, 21 September 2020

#Harike_205

#Menuju_365

# GULING YANG BERJASA