Yuli Ridawati Dahlan

Dra. N. Yuli Ridawati, M.Si. Lahir di Bandung, 09 Juli 1963. Bekerja sebagai Pengawas SMP Disdik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Alumni MWC 4 Jabar...

Selengkapnya
Navigasi Web
MATILAH, KAU!

MATILAH, KAU!

Malam kemarin seorang teman membagikan resep tentang kesehatan yang terkait dengan virus. Resep tersebut murah dan mudah didapat. Bahan-bahannya yaitu:

1 butir kelapa hijau (cengkir belum ada dagingnya) diambil airnya saja;

1 buah jeruk nipis diperas;

1 sendok makan garam; dan

2 sendok madu.

Semua bahan diaduk dan langsung diminum. Tunggu reaksinya dalam waktu 1 jam. Semua virus yang ada dalam tubuh akan mati.

Tertarik untuk mencoba resep tersebut, aku pun mengontak adikku minta dicarikan kelapa hijau dan jeruk nipis. Di daerah tempat tinggalnya banyak yang berjualan kelapa muda. Biasanya di penjual kelapa muda, dijual juga kelapa hijau. Sedangkan madu, aku masih punya stok satu botol karena baru saja dapat kiriman dari anakku. Kalau garam sih di dapur juga banyak.

Aku masih bermalas-malasan di tempat tidur ketika adikku menelepon. Dia mengatakan akan mengantarkan kelapa hijau dan jeruk nipis. Aku kaget sekali. Bisa secepat itu dia mendapatkan kelapa hijau. Biasanya kelapa hijau itu susah didapat. Tidak setiap penjual kelapa muda berjualan kelapa hijau. Alhamdulillah ada rezekinya, sehingga bahan yang diperlukan sangat mudah didapat.

Pukul Sembilan adikku sudah datang. Selain membawa 2 butir kelapa muda dan setengah kilogram jeruk nipis, dia pun membawa dendeng daging dan paru. Adikku ini memang baik sekali. Sangat memperhatikan kebutuhan kakaknya. Dia hanya mampir sebentar, mengantarkan pesananku saja karena masih ada keperluan lain.

Setelah dia pulang, aku periksa kelapa hijaunya. Benar sekali ini kelapa hijau yang biasa digunakan sebagai obat. Kulit dalamnya berwarna kemerahan cenderung pink dan benar-benar masih muda, batoknya belum keras, masih mudah diris-iris. Aku berniat mencoba resep ini nanti setelah dhuhur agar cuacanya agak panas. Kebetulan hari ini cuaca mendung, bahkan di beberapa tempat turun hujan sehingga agak dingin.

Pukul setengah dua aku dan suamiku mulai meracik resep tersebut. Pertama jeruk nipis diperas, masukkan sesendok garam dan dua sendok makan madu ke dalam cangkir yang besar. Kelapa muda aku kupas. Saat pisau menembus kulitnya, airnya pun muncrat membasahi wajahku. Segera airnya kumasukkan ke dalam cangkir, lalu kuaduk hingga garamnya larut. Dengan mengucap bismillah, kuteguk ramuan itu sekaligus. Rasa asin yang terasa paling dominan.

Menurut informasi, virus yang ada di dalam tubuh kita akan mati dalam waktu satu jam. Jam dinding menunjukkan pukul setengah dua, artinya satu jam kemudian akan terlihat reaksi dari ramuan tadi. Sambil menunggu reaksi yang akan terjadi, aku dan suamiku pun beristirahat sambil mengobrol tentang berbagai hal.

Satu jam setelah meminum ramuan tersebut, perutku bereaksi. Kubiarkan saja hingga dia benar-benar menunjukkan aksinya. Setengah jam kemudian sudah tak bisa ditahan lagi. Akhirnya aku pun berlari ke belakang dan byurrr. Semua virus yang mati pun meluncur dengan deras. Aku pun merasa plong.

Setelah tugas kutunaikan, aku pun melenggang seperti jenderal yang menang perang sambil berucap, “Matilah, kau!” menirukan gaya Naga Bonar. Entah karena memang benar khasiat resep itu atau karena sugesti, aku jadi merasa lebih sehat.

Bandung, 20 September 2020

#Harike_204

#Menuju_365

# MATILAH, KAU!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah resepnya bs ditiru ini bunda.

22 Sep
Balas

Aamiin semoga terus sehat Bu. Dulu sebelum pandemi, setiap istirahat membeli air kelapa "dawegan" karena Mangnya berjualan tepat di depan sekolah.

20 Sep
Balas

Air kelapa "dawegan" memang menyegarkan.

20 Sep

Ha..ha., air degan nya yang mbuat semangat dan segar tuh..sembuh..eeh karena sugesti he..he..

20 Sep
Balas

Begitulah hehe... Terima kasih kunjungannya Pak Adri.

20 Sep

Semoga sehat selalu tetehku. Barokallah

20 Sep
Balas

Aamiiin. Terima kasih say.

21 Sep

Wahhh keren aksinya Bu. Semoga virusnya benar2 mati. Aamiin..

20 Sep
Balas

Aamiin. Terima kasog apresiasi dan kunjungannya Bu Lia.

20 Sep

Inspiilring. Tulisannya lucu. Hehe

21 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya say

21 Sep



search

New Post