SURAT UNTUK SAHABAT
Sahabatku,
Saat kau terima surat ini, aku tidak ada di sampingmu. Seharusnya aku menemani detik-detik terakhir masa tugasmu. Seharusnya aku berada di barisan paling depan dan paling dekat denganmu. Namun, apa daya, takdir menentukan lain. Tak usah risau, tak usah ragu, tak usah berkecil hati. Walau wujud kita tak bersama tetapi cinta selalu di hati.
Sahabatku,
Masih terbayang dalam ingatanku, kala pertama kali kita bertemu dalam tugas yang baru sebagai pengawas sekolah di Kabupaten Bandung. Kita sama-sama berjuang, Al Fathu jadi saksi bisu perjuangan kita. Tak terasa waktu berlalu, 15 tahun sudah kita bersama, seia sekata dalam suka dan duka, canda dan tawa, bahkan kadang amarah memeriahkan persahabatan kita.
Sahabatku,
Kini tuntas sudah tugas dinasmu. Kita tak akan bersama-sama lagi dalam perjalanan dinas yang mengasyikkan. Hari-hari yang telah kita lalui kemarin demikian sangat berkesan. Kita pernah bersama-sama menyebrang lautan, menembus pulau, menghalau takut, mengusir sepi, menerjang rintangan. Kita pernah merasakan beratnya medan tempur yang harus kita lalui, sehingga kita pun harus menanggalkan alas kaki kebanggaan kita lalu menentengnya, agar kita bisa sampai ke puncak. Kita pun pernah harus berjalan berpegangan tangan, melalui jalan setapak yang menurun, lagi-lagi dengan menanggalkan sepatu kita, agar kita tidak jatuh berguling-guling. Pada kesempatan lain kita pun pernah berburu batik khas daerah yang kita kunjungi. Dan masih banyak lagi kenangan yang tak mungkin kutulis satu per satu. Kebersamaan denganmu selama ini akan menjadi kenangan indah yang akan kita kenang di saat senggang sambil senyum-senyum sendiri.
Sahabatku,
Hari ini kami resmi melepasmu dari ikatan kedinasan. Namun, itu tak berarti kami melepasmu dari hati kami, dari ikatan kekeluargaan kita yang telah terjalin erat. Aku masih meyakini ungkapan jauh di mata dekat di hati. Secara fisik, mungkin kita berjauhan, namun di dalam jiwa, di dalam hati kita akan selalu dekat. Silaturahmi akan tetap terjaga.
Sahabatku, Saudaraku, Tetehku,
Separuh jiwaku pergi, itu yang aku rasakan kini. Bagaimanapun engkau telah mewarnai hari-hariku selama 15 tahun perjalanan dinas dengan penuh dinamika dan romantika.
Sahabatku, Saudaraku, Tetehku,
Tidak ada kesempurnaan bagi siapapun sebagai manusia, termasuk kita, terutama aku. Selama kebersamaan kita mungkin banyak hal yang tanpa terasa melukai hatimu. Oleh karenanya pada kesempatan ini aku mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian pula jika ada kesalahanmu yang tanpa kau sadari, aku pun telah lama tak mengingatnya sebagai bentuk bahwa aku telah memaafkanmu.
Teteh,
Sanajan anjeun indit (Meskipun engkau pergi)
Kaasih moal rek leungit (Kasih sayangku takkan hilang)
Sanajan tugas dinas papisah (Meskipun tugas dinas berpisah)
Moal rek pegat kanyaah (Kasihku takkan pernah hilang)
Bral (Pergila)
Wilujeng angkat Teteh (Selamat jalan Kakak)
Wilujeng lumampah dina kahirupan anyar nu teu kauger ku urusan dinas
(Selamat menempuh kehidupan baru yang tak terikat oleh kedinasan)
Mugia tumaninah, barokah, tur bagja sapapaosna.
(Semoga nyaman, berkah, dan bahagia selamanya)
Doa abdi nyarengan kanggo Teteh sareng kulawarga.
(Doaku menyertai Teteh dan keluarga)
Salam hormat kanggo Akangna kalih palaputra-putu
(Salam hormat untuk Akang dan anak-cucu)
Bandung, 22 September 2020
Kanggo Teh Hj. Cicih Sundarsih Nu Salawasna Dipiasih
(Teruntuk Teh Hj. Cicih Sundarsih yang kusayang selamanya)
Yang hari ini resmi purna tugas dinas
Tanzah hormatna (Hormat saya)
Yuli sakulawargi ( Yuli sekeluarga)
#Harike_206
#Menuju_365
#SURAT_UNTUK_SAHABAT
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Surat Sahabat yg ditulis sangat keren. Sukses sll bunda
Alhamdulillah. Terima kasih apresiasinya say. Sukses juga ya.
Surat untuk sahabat sejati, sangat berarti mendukung kita dalam suka dan duka. Saya suka tulisan Ibu, karena saya merasakan hal yang serupa.
Terima kasih apresiasinya Pak Tri. Saya sedih ga bisa hadir pada acara perpisahannya.
Barokallah Ibu Hj. Cicih, memang sangat terasa,ya, Bu kehilangan sahabat sejati.
Betul say, asa teu pararuguh. Mungkin beberapa waktu ke depan akan sangat terasa kehilangannya.
Sedihhh berpisah dengan sahabat karena habis masa tugasnya.. .semoga ttp langgeng persahabatannya ya Bun
Aamiiin. Terima kasih apresiasinya, say.
Tulisan tentang sahabat yg luar biasa, salam hormat dan sehat selalu untuk kita semua
Wow..artikel dalam bentuk surat untuk sahabat yang jauh dan mengakhiri masa tugasnya..salut dan apik sekali..keren
Terima kasih apresiasinya Pak Adri.
Sahabat selamanya, semoga tidak hanya bersama di dunia tapi hingga bersama di dalam Jannah. Aamiin
Aamiiin. Terima kasih apresiasinya say.
Keren Bu
Terima kasih apresiasinya Bu Tri.
Surat yg begitu tulus untuk sahabat tersayang..keren Bu
Terima kasih apresiasinya say.
Sahabat jauh Dimata dekat dihari, asa sedih Ibu Hj. Cicih tos pengsiun, mugia sehat salam baktos ti abdi srg keluarga
Muhun Neng, sedih pisan Teteh mah. Asa cuang cieung dikantunkeun ku anjeunna teh.