Yuli Ridawati Dahlan

Dra. N. Yuli Ridawati, M.Si. Lahir di Bandung, 09 Juli 1963. Bekerja sebagai Pengawas SMP Disdik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Alumni MWC 4 Jabar...

Selengkapnya
Navigasi Web

TMBB YANG SEMAKIN MENANTANG

Secara sederhana literasi diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Seseorang dikatakan literat jika ia mampu membaca dan menulis. Seiring dengan perkembangan jaman definisi literasi pun bergeser dari pengertian yang sempit sebagai keterampilan berbahasa menuju pengertian yang lebih luas menjadi literasi dalam berbagai bidang ilmu. Oleh karena itu, kemampuan literasi dalam berbagai bidang ilmu perlu dikuasai peserta didik dalam era digital 4.0. Pada era ini, kemampuan literasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan untuk memahami berbagai informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Untuk terwujudnya kemampuan literasi tersebut, menuntut sekolah lebih menggalakkan kegiatan literasi.

Kemampuan literasi peserta didik di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan. Kemampuan literasi membaca, literasi sains, dan literasi matematika masih rendah dibandingkan dengan siswa dari negara lain. Tahun 2012 Indonesia berada pada posisi ke-64 dari 65 negara peserta Programme for International Student Assessment (PISA). Tahun 2015 negara kita menduduki ranking ke-60 dari 61 negara yang mengikuti ajang ini. Tahun 2018 Indonesia berada pada posisi ke-70 dari 78 negara peserta.

Berdasarkan kajian terhadap fakta tersebut, maka pemerintah meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Kabupaten Bandung Barat menindaklanjuti program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan Gerakan Literasi Sekolah Membaca dan Berkarya (GLS MEKAR), yang dideklarasikan pada Desember 2017. Pendeklarasian ini sekaligus pula peluncuran salah satu program GLS MEKAR yaitu Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB). TMBB merupakan program tantangan dari Bupati Bandung Barat kepada guru dan peserta didik. Awalnya tantangan ini dilakukan terhadap sekolah-sekolah jenjang Pendidikan Dasar baik SD maupun SMP, namun pada tahun kedua karena berbagai kendala, TMBB hanya diikuti oleh SMP saja.

Tahun 2020 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB), tentu saja pada tahun ketiga ini ada kegiatan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, selain juga tantangannya yang semakin meningkat. Kegiatan literasi yang menjadi ciri khas tahun ini adalah Literasi Perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar peserta TMBB mencintai perpustakaan sebagai wahana belajar, membudayakan perpustakaan sebagai sumber belajar, dan untuk memperluas wawasan.

Peningkatan tantangan membaca untu siswa peserta TMBB tahun ini adalah mengenai jenis buku yang dibaca. Selain buku fiksi seperti tahun lalu, ada tambahan berupa buku biografi/autobiografi dan budaya nusantara. Di samping membuat reviu buku yang dibaca, peserta pun harus membuat karya tulis berupa pengalaman pribadi, menulis puisi atau cerpen, dan membuat video presentasi buku yang dibaca. Adapun jumlah buku yang dibaca tetap 21 buku dan minimal 3 buku yang dibaca setiap bulannya. Peserta dari guru, yang juga merupakan pembimbing mendapat tantangan untuk membuat tulisan tentang pengalaman berliterasi, membuat puisi atau cerpen serta membuat video membacakan buku kepada siswa peserta TMBB yang dibimbingnya. Buku yang dibaca dan direviu masih tetap berjumlah tujuh buku. Salah satu bukunya juga harus biografi.autobiografi dan budaya nusantara. Sebagaimana siswa dan guru, kepala sekolah pun mendapat tantangan untuk membaca tujuh buku, di antaranya buku biografi/autobiografi dan budaya nusantara, membuat reviu dan video presentasi buku yang dibaca. Sekolah juga harus melaksanakan readhaton dan mengadakan kunjungan perpustakaan ke perpustakaan daerah atau perpustakaan lain selain perpustakaan sekolahnya.

Sekolah peserta TMBB diklasifikasikan menjadi dua kelompok. Kelompok peserta pemula yaitu yang baru mengikuti TMBB tahun ini dan peserta lanjutan, yaitu yang telah mengikuti TMBB sejak awal kegiatan ini dilaksanakan. Untuk sekolah tingkat lanjutan diberikan pilihan untuk mengikuti tantangan yang lebih berat lagi. Selain mengikuti tantangan yang sama dengan sekolah pemula, ditambah dengan tantangan sekolah inspiratif literasi. Sekolah yang mengikuti tantangan sekolah inspiratif literasi harus membuat minimal satu buku antologi (karya siswa, guru atau kepala sekolah) ber-ISBN. Diterbitkan dalam kurun waktu TMBB Tahun 2020. Memiliki Tantangan Membaca Kepala Sekolah (TMKS) bagi seluruh siswa, guru dan warga sekolah pada Tahun 2020. Memiliki sepasang Duta Literasi (siswa laki-laki dan perempuan) yang merupakan peserta terbaik dalam bidang literasi yang mampu menjadi motivator dan inspirator untuk meningkatkan minat membaca bagi seluruh warga sekolah. Memiliki dinding pamer, galeri literasi, dan saung baca yang ada di lingkungan sekolah.

Tantangan Membaca Bandung Barat yang semakin menantang diharapkan mampu memotivasi para pesertanya untuk mampu bertahan dan menaklukkan tantangan tersebut dalam jangka waktu tujuh bulan. Peserta yang konsisten membiasakan membaca setiap bulan, membuat reviu, dan melaksanakan tagihan lainnya itulah yang akan menjadi pejuang literasi yang tangguh, yang akan menjadi pemenang. Pemenang dalam memerangi kemalasan dan ketidakkonsistenan terhadap komitmen yang telah disepakati. Mereka inilah yang akan berdiri dipodium dengan gagahnya untuk menerima kalungan medali dari Bupati Bandung Barat. Selamat berjuang dan selamat menaklukkan tantangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Begitu sulitnya menumbuhkan minat baca pada siswa. Banyaknya kendala dan alasan yg dikemukakan oleh guru--mulai dari kurangnya koleksi buku perpustakaan yg dimiliki juga kurangnya dukungan dari rekna2 guru sendiri--Adanya program TMBB, mau tidak mau para guru dituntut untuk membimbing siswa untuk membaca. Awalnya terpaksa, semoga menjadi biasa. Semoga! Lanjutkan bu haji, semangat menjalankan tantangan menulis.

08 Mar
Balas

Sukses untuk TMBB , GLS KBB hebat...

08 Mar
Balas



search

New Post