Phubbing
Tantangan hari ke 2
Oleh : Dra.Yulita Feryanti
Guru Bahasa Inggris SMK Negeri 3 Bondowoso
Phubbing, berasal dari kata Phone and Snubbing yang mempunyai makna tindakan acuh seseorang dalam sebuah lingkungan karena lebih focus pada gadget ketimbang berinteraksi atau melakukan percakapan dengan orang di sekitarnya.
Marilah kita amati orang-orang di sekitar kita. Minimal tiap orang memiliki 1 gadget, bahkan bisa memiliki lebih dari satu. Kita amati pula di setiap tempat yang kita kunjungi : di pasar, mall, Rumah Sakit, Perkantoran, bahkan di tempat ibadahpun selalu ada orang yang sedang asyik dengan gadget. Dalam katagori usia, dari balita, anak-anak, remaja dan orang tua selalu eksis dengan gadget. Dilihat dari profesi, pedagang, pegawai,artis,sampai pengemis yang duduk di emperan toko ada yang pegang gadget.
Jika dibandingkan dengan jaman dulu, sekarang lebih mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kalau dulu dengan telepon rumah, jika di rumah kita tidak memilikinya, kita mesti datang ke wartel untuk menelepon seseorang. Itupun jika orang tersebut sedang berada di rumah. Jika orang yang kita hubungi tidak ada di rumah, kita biasanya titip pesan pada keluarganya, untuk menelpon lagi pada waktu yang kita janjikan. Pada waktu tersebut, kita harus keluar ke wartel lagi.Biaya menelpon kalau ke luar kota relative mahal, apalagi di siang hari. Biaya lebih murah di malam hari, khususnya di atas jam 22.00. Sering kita menunggu malam hari jika ingin menelepon seseorang. Karena biaya yang mahal, otomatis kita membatasi waktu nelepon, bicara seperlunya saja.
Dari telepon rumah, seiring dengan perkembangan teknologi, tercipta handphone yang lebih praktis dari telepon rumah, karena dimanapun orang yang ingin kita hubungi, sewaktu-waktu bisa kita kontak. Bisa sambil tiduran di rumah, tanpa kita harus keluar rumah. Biaya menelponpun relatif lebih murah, apalagi banyak paket hemat yang ditawarkan. Kita bisa menelpon berjam-jam .Dari handphone yang hanya bisa digunakan untuk menelephone, berkembang lagi menjadi gadget. Bukan hanya untuk menelepon, gadget bisa untuk mengambil gambar,mengakses internet , chatting dsb.Chatting membuat orang asyik, apalagi di grup yang anggotanya teman kerja, teman lama, atau saudara.Keasyikan ini yang membuat orang terjangkit phubbing.
Aktifitas phubbing kadang tidak kita rasakan, misalnya saat berbicara dengan petugas teller di Bank, tangan kita sambil memainkan gadget. Saat di restoran, seorang pelayan menanyakan menu yang kita pesan, kita menjawabnya sambil jari menyentuh gadget..Seorang balita, yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sering bertanya pada orang tuanya tentang sesuatu. Sayangnya orang tua menjawab pertanyaan anak tidak dengan sepenuh hati, menjawabnya sambil lalu, karena mereka sedang phubbing.
Apakah dampak phubbing bagi kehidupan soail?.Yang pertama, marilah kita lihat apa yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak. Anak membutuhkan perkembangan psychis dan fisik yang optimal, karena untuk bekal mereka jika telah dewasa nanti. Perkembangan yang optimal bagi anak akan membantu anak bisa survive di kemudian hari. Salah satu perkembangan fisik anak adalah motorik kasar. Secara naluri, dimasa kanak-kanak, anak suka untuk melatih perkembangan motorik kasar mereka. Mereka suka sekali berlari, melompat, memanjat dan kegiatan lain yang mengasah motorik kasarnya. Anak yang terlatih secara baik motorik kasarnya sejak kecil, dia akan tumbuh menjadi anak yang tangkas.Jika sejak usia dini, anak sudah diperkenalkan dengan phubbing, dimana dia meniru orang tuanya, maka perkembangan motorik kasarnya tidak akan optimal. Dia akan kurang tangkas untuk berlari, melompat, dan akan takut untuk memanjat. Phubbing telah menghambat perkembangan motorik kasarnya.
Yang kedua, phubbing juga menjangkit pada anak-anak yang kecanduan game. Sejak usia SD, bahkan sampai di Perguruan tinggi, game di gadget sangat mengasyikkan. Mereka bermain tidak kenal waktu. Para pembuat game pun mampu menbuat anak –anak seperti terhipnotis, karena mereka harus memainkannya secara berkesinambungan, sehingga mengabaikan hal-hal lain yang harusnya mereka kerjakan. Mereka menjadi kurang fokus saat belajar di kelas, saat diajak bicara dengan orang lain, saat makan,karena perhatian mereka tersita untuk memainkan game. Game yang sempat booming di dunia mereka seperti : Grand Theft Auto ( GTA ), Pokemon Go, Clash of Clans ( COC ), dan Mobile Legend. Sering kita lihat remaja duduk bergerombol, mereka bukan sedang mengobrol, tapi masing-masing asyik phubbing.Yang mebuat kita miris, pernah terjadi di kabupaten Bondowoso, dua pelajar mengalami gangguan jiwa karena kecanduan game, sampai perlu penanganan Psikiater.
Mengenal teknologi gadget bukanlah hal yang buruk. Tetapi tidak seharusnya manusia menjadi hamba gadget, dimana seakan kita tidak bisa hidup tanpa dia. Hampir seluruh waktu dan pikiran hanya tercurah pada benda itu, sejak bangun tidur sampai tertidur lagi di malam hari.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar