Tantangan Hari ke 11

#Tantangan Gurusiana

Sedari awal perjodohan itu Widya sudah tahu bahwa suaminya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang penempatan kerjanya jauh dari pulau Sumatera. Namun karena bakti dan cintanya kepada orangtuanya dia menerima pinangan Ridwan, seorang laki- laki anak dari teman ayahnya. Hanya dengan pertemuan sekali saja Widia menyanggupi perjodohan itu. Tiga bulan kemudian mereka menikah dengan adat Minangkabau yang kental. Menjelang pernikahan mereka, Widia diterima juga menjadi seorang PNS di salah satu daerah Sumatera Barat. Rencana semula jika tidak lulus tes CPNS dia akan ikut Ridwan ke Manado, namun saat rezeki datang tapi dia harus memilih.

Semenjak menikah Ridwan mengatakan akan pulang sekali 3 bulan. Setahun pertama pernikahan semua berjalan lancar dan Ridwanpun menyanggupi janjinya. Waktu berjalan ditahun kedua Ridwan tidak datang lagi sekali 3 bulan, bahkan suratpun jarang dibalas. Tahun 1975 itu belum ada warung telepon apalagi HP seperti sekarang ini. Perasaan resah dan gelisah menghantui Widya, hendak menitip pesan kepada siapa hendak ditompangkan. Setahun waktu berlalu namun kabar tak jua datang, Widya akhirya mencoba menanyakan ke mertuanya kabar sang suami, namun mertuanya juga tidak memberikan jawaban yang pasti kapan Ridwan akan pulang.

Siang itu rumah Widya didatangi pak pos, tak terkira bahagianya kabar dari kekasih hati yang dinanti akhirnya datang jua. Namun terkejutnya Widya dalam sepucuk surat itu Ridwan menyampaikan talak satu. Lama sudah mereka tak jumpa semenjak perceraian itu masing- masing sudah membina rumahtangga dengan orang yang baru. 25 tahun berlalu begitu cepat, akhirnya Ridwan pulang membawa keluarganya karena pindah dinas ke Padang. Ridwan mengirim undangan pernikahan anak pertamanya ke rumah Widya, air mata itu tak bisa dibendungnya karena rasa rindu dan cinta yang belum padam.