Remaja Mencari Identitas Diri? (Tantangan Hari Kedua belas)
Kita sering mendengar ungkapan permakluman terhadap perilaku remaja dengan alasan bahwa remaja sedang mencari identitas diri. Benarkah kaum remaja adalah kelompok masyarakat yang kehilangan identitas diri sehingga identitas tersebut harus dicari? Apakah para remaja layak dimaklumi atas perbuatan yag tidak sepatutnya dengan alasan mereka tengah mencari identitas diri?
Mari kita buka lembar sejarah yang menggambarkan kehidupan orang-orang soleh di masa lampau. Adakah mereka mencari identitas diri di masa remaja? Yang ada justru mereka telah berbuat banyak untuk masyarakat di usia muda. Siapa tidak kenal Aisyah RA. Beliau adalah istri Rasulullah yang berusia 18 tahun ketika Rasulullah wafat. Beliau banyak meriwayatkan hadist. Zaid bib Tsabit berusia 13 tahun ketika ia meminta izin pada Rasulullah SA untuk ikut Perang Badar tapi Rasulullah menyuruhnya pulang karena masih sangat belia. Kelak Zaid menjadi penulis dan penerjemah bagi Rasul. Usamah bin Zaid dipercaya Rasulullah untuk memimpin pasukan Islam pada usia 18 tahun, sementara itu Muhamad Al Fatih menaklukkan Konstatinopel di usia 22 tahun.
Di Indonesia kita juga mengenal para tokoh yang telah menyatukan bangsa ini melalui Sumpah Pemuda. Kemerdekaan kita juga akhirnya diproklamasikan oleh Sukarno Hatta setelah para pemuda membawa mereka ke Rengasdengklok dan meyakinkan keduanya untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya, tidak menunggu janji kemerdekaan dari Jepang.
Untuk menjadikan remaja muslim masa kini mampu mencontoh para pemuda hebat tersebut maka penanaman akidah, pemahaman yang mendalam pada Alquran, dan ilmu-ilmu keagamaan yang lain adalah hal paling krusial untuk dilakukan. Setelah itu, tumbuhkan pula kecintaan mereka pada tanah air dan bangsa. Dengan demikian mereka akan memiliki pondasi iman yang kokoh dan jiwa kebangsaan yang kuat. Mereka akan berpijak di jalan yang benar dan berani berkata lantang bahwa mereka adalah remaja muslim sekaligus remaja Indonesia. Itulah identitas diri mereka, jati diri sesungguhnya. Derivat dari kalimat itu tentu sangat indah. Sebagai remaja muslim, mereka tak akan menggadaikan akidahnya untuk dunia yang hanya sementara, mereka akan berakhlak sesuai tuntunan dalam Alquran dan sunah. Sebagai remaja Indonesia, mereka menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan mengambil idola dari kalangan tokoh-tokoh yang baik dan memang layak untuk dicontoh.
Mungkinkah dari generasi remaja seperti ini akan muncul tawuran pelajar, penganiayaan oleh geng motor, atau perbuatan mesum di sudut sekolah dan kampus? Tidak. Tindakan-tindakan tersebut hanya akan terjadi ketika remaja kebingungan dengan identitasnya sehingga mencarinya ke sumber-sumber yang tidak kompeten. Ditambah lagi banyak orang dewasa memberikan permakluman. Para remaja pun menjadi korban karena tak punya tuntunan. Mereka harus diselamatkan dengan panduan ajaran agama yang benar dan penanaman nilai-nilai luhur Pancasila.
#Tantangan Gurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar