Cemong, Kucing Berbulu Indah Seperti Gadis Sunsilk
Cemong, Kucing Berbulu Indah Berkilau Seperti Gadis Sunsilk
"Miu, Miu, Miu", kudengar suara anak kucing dari luar pagar rumahku. Hujan deras yang turun sejak sore hari membuatku enggan bergerak untuk melihat asal suara lemah itu. Suami yang duduk di sampingku , akhirnya beranjak dari kursi dan melihat anak kucing hitam yang dilihat dari usianya mungkin baru satu bulan. Basah, terlihat kedinginan dan sepertinya ia datang meminta perlindungan dan makanan. Handuk kecil yang memang sudah lama tak terpakai akhirnya digunakan suamiku untuk mengeringkan tubuh mungilnya. Suaranya yang terdengar memelas membuatku segera menuangkan susu beruang yang memang selalu tersedia di rumah. Rasa kasihan dan sayang padanya membuat kami memutuskan merawat dan meletakkannya di kardus di dalam rumah.
Cemong namanya,meski bulunya hitam legam dan tak ada warna bulu lain. Pernah temanku bertanya kenapa diberi nama Cemong, biasanya Cemong itu bila bulunya putih lalu ada hitam sedikit sehingga seperti cemongan. Biarlah, nama itu yang pertama kali muncul ketika hendak memberi nama. Ada yang unik dari Cemong, setiap kali dipangku dia selalu menghisap baju kita seperti sedang menyusu dari induknya. Kasihan Cemong, mungkin dia belum puas menyusu ketika harus terpisah dari induknya yang entah di mana keberadaanya. Mungkin dia dibuang oleh orang yang tidak mau kucingnya beranak Pinak. Ah, kasihan kamu Cemong.
Cemong bukan kucing pertama yang kami pelihara saat itu. Ada lima ekor kucing yang sebelumnya sudah menjadi teman kecil kami di rumah. Sejak kecil aku memang sayang sama kucing , senang merawat anak bulu ini. Dulu mama cerita ketika usiaku belum satu tahun , aku diletakkan di dalam box bayi dengan seekor kucing. Aku akan tenang dan bermain dengan kucing sementara mama menerima pesanan keripik singkong khas Minang. Saat itu mama bisa membuat keripik singkong sampai berkilo-kilo tanpa merasa was-was aku bermain dengan kucing.
Sebagai kucing terkecil di rumah, dia sering kami berikan makanan terpisah agar tidak harus berebut dengan yang lain. Semua kucing kami mandikan dengan shampoo biasa yang tersedia, kami tidak membelikan shampoo khusus kucing. Menurut kami yang penting bersih dan wangi sehingga kami bisa nyaman menggendongnya. Kalau anabul yang lain bulunya rontok, beda dengan Cemong yang bulunya terlihat lebih tebal dan berkilau. Aku sering menyebutnya kucing gadis sunsilk karena kilau bulunya. Kalau kami mengelusnya, Cemong pasti senang dan pasti akan berguling-guling. Saat kami harus pindah rumah, aku memutuskan untuk membawa Cemong dan menawarkan kucing yang lain untuk diadopsi teman mengingat rumah kami yang kecil.
Dua bulan berlalu setelah kami pindah, ternyata Cemong hamil ketika usianya baru sembilan bulan. Inilah kehamilan Cemong yang pertama, nafsu makan Cemong luar biasa dan saat melahirkan pun tiba. Dua anak kucing yang juga hitam legam lahir, tapi karena Cemong tidak mau menyusui anak-anaknya pun mati. Suamiku sempat memberikan susu untuk anak Cemong ini tapi mereka tak tertolong. Bukan cuma manusia yang perlu belajar ketika melahirkan pertama kali. Cemong pun demikian, kami melihat dia resah dan seperti belum siap untuk menjadi ibu. Cemong sempat tidak mau menyusui anaknya. Yang lebih megkhawatirkan kami adalah Cemong jadi suka buang air sembarangan. Cemong seperti terkena diare dan muntah-muntah. Kami sempat memutuskan untuk membuang Cemong karena pup di rumah tetangga dan kami tidak nyaman dengan keadaannya. Di rumah kami, Cemong pun suka pup sembarangan, padahal sebelum melahirkan Cemong tidak pernah pup sembarangan. Rasa sayang kami mengalahkan rasa kurang nyaman dengan pup Cemong dan memutuskan untuk tetap memeliharanya.
Seminggu sekali Cemong dimandikan agar aku dan suami nyaman untuk bermain dan bercengkrama dengannya. Bulan November lalu Cemong melahirkan untuk kedua kalinya,kali ini aku sempat menyaksikan persalinannya yang pertama. Anak kucing belang pun lahir. Aku tunggu untuk anak kedua tapi tak kunjung lahir, akupun memutuskan untuk tidur. Ketika malam terbangun, kulihat di kardusnya Cemong sudah dengan tiga anaknya. Dua hitam legam sepertinya dan satu belang-belang. Aku langsung memberi nama untuk anak Cemong dengan panggilan Momol, Mumul dan Mimil. Sejak lahir, Mimil terlahir lebih kecil dibanding kakak-kakaknya. Mimil terkadang terlihat sendiri dan sering sekali tidur. Ada apa dengan Mimil? Belum sempat terjawab semua, Mimil harus pergi setelah hampir dua bulan usianya. Cemong terlihat bingung, dia bolak balik mencari anaknya. Di mulutnya dia membawa makanan seolah dia membawanya untuk MImil. Kasihan Cemong dia belum sadar anaknya sudah mati.
Bulu Cemong yang lebih tebal dan berkilau inilah yang membuatku mengangkatnya menjadi bahan tulisan. Ada banyak kucing hitam yang pernah aku lihat tapi hanya Cemong yang bulunya terlihat berkilau jika cahaya terang. Cemong adalah kucing kiriman Allah untuk aku dan suamiku. Tiap jam empat subuh, dia pasti sudah naik ke tempat tidur dan naik ke perut kami seperti ingin membangunkan kami. Terima kasih ya, Cemong.
Kucing seperti yang aku baca di artikel tentang hewan akan memberi rezeqi bagi yang memeliharanya. Kucing juga akan menyerap energi negatif dari orang yang ada di dekatnya dan akan mengeluarkannya ketika dia tidur. Jadi kalau kucing tidur terus bukan berarti dia malas loh. Seperti manusia kucing juga perlu makan yang teratur, tiga kali sehari. Tiap hari enam bungkus ikan cuek harus tersedia untuk kelima kucingku saat ini.
Setelah Cemong membangunkanku dia pasti akan mengajakku untuk ke tukang sayur dekat rumah dan segera memberikan makan untuknya.
Anak-anak Cemong yang lucu adalah hiburan buatku. Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan membuatku merasa mereka adalah anak-anakku. Terkadang ketika aku sibuk, Momol dan Mumul berlarian di depanku dan melompat-lompat tanda mereka sedang bahagia. Dan bahagia itupun menular untukku. Terima kasih, Cemong. Kehadiranmu dan anak-anak mu menambah seru hidupku.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
SMembayangkan saat2 Cemong melahirkan
Gelisah, Bun.. mondar mandir, miring kanan, miring kiri, mungkin sedang menahan rasa mules ya
Wah, pecinta kucing yah Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Iya, hehe..Aamiin yRa