#Tulisan hari ke 628

Tersebutlah 3 sahabat yang sangat kompak. Saking kompaknya, mereka mendapat julukan dari teman lainnya dengan sebutan tiga seribu. Eeittss... salah. Maksudnya tiga serangkai. (seperti nama penerbit zaman dulu aja)

Mereka adalah Sandi, Rahman, dan Wandi. Lebih uniknya lagi, mereka justru menamai gank kecil mereka ini dengan nama Sarawa. Singkatan dari nama mereka. Di mana letak uniknya? Ya uniklah karena di daerah mereka, sarawa itu artinya adalah celana.

Ada yang aneh dari sikap Sandi belakangan ini. Yaitu sering mondar mandir sambil mendekap kamus tebal di dada kadang di ketiaknya. Kedua temanya Rahman dan Wandi jadi heran. Mereka cemas juga, jangan-jangan- jangan konconya ini mulai gak beres syaraf pikirnya.

Dengan sangat hati-hati keduanya bertanya, "Hai bro, ada apa denganmu? Itu kamus diteteng terus buat apa? " dengan santainya Sandi menjawab, "Gue mau disebut sebagai orang pintar dan cerdas. " Katanya sambil tersenyum.

Kedua sahabatnya itu mangut-manggut. Bisa jadi. Pikir mereka berdua. Namun seiring waktu berjalan, beribu tanya hadir ladi di benak Rahman dan Wandi. Kalau ingin pintar dan cerdas, kok kamusnya gak pernah di buka, cuma dibawa mondar mandir aja?

Rasa penasaran bercampur takut, jangan jangan...... Jangan jangan..... Si Sandi.... Akhirnya mereka sepakat minta penjelasan pada sahabatnya yang belakangan aneh ini.

Dengan senyum yang JAWI, alias jaga wibawa, Sandi mengatakan dengan penuh penekanan, " Kakek saya bilang, kalau orang cerdas itu seperti kamus berjalan. Semua bisa dijawab dan diterjemahkan. Makanya saya lakukan ini biar saya disebut orang cerdas. " Mendengar jawaban Sandi, kedua sahabatnya garuk kepala dan menggertakkan geraham sambil berlalu meninggalkan Sandi.

Sandi bengong karena ditinggal pergi. " Kok aku ditinggal? Salahku di mana, coba? " nanar menatap kepergian dua sahabatnya itu.

#Salam Literasi.

Salah persepsi akan sebuah ungkapan.