TAKDIR CINTA KINARA. Bagian 3
BAGIAN 3
Pasien napi bertubuh kecil menjawab dari pembaringannya. “Namanya Abang itu“
“Ya…namaku Gondrong,” ujarnya cepat memotong pembicaraan sahabatnya itu.
Kinara tertegun. Saat kinara mau bertanya lagi, dr Jones masuk. “Maaf, dr Kinara bisa ikut saya sebentar?” pintanya.
Kinara mengangguk dan keluar bersama dr Jones. Ada pandangan hampa dari bang Napi yang terbaring.
“Siapa dia sebenarnya? Kenapa hatiku menghangat saat di dekatnya?” ujar Kinara dalam hati mengikuti langkah dr Jones.
BAB 2
BERDEBAT
Pagi ini Kinara bebas tugas. Dengan begitu, seharian dia akan menjadi penunggu rumah yang setia. Itulah Kinara, yang kalau tidak bertugas akan jadi anak gadis rumahan. Kalau tak ada kepentingan mendesak, tiada akan terlihat keluar rumah.
Selesai mandi Kinara merapikan kamarnya. Meski ada ART, untuk bagian kamarnya Kinara terbiasa merapikan sendiri. Sedikit memoles bedak dan lipstick Kinara mengikat rambut hitamnya yang lurus dan sepunggung itu. Kemudian membuka laci meja riasnya bagian bawah mencari alat pemotong kuku.
Sebuah buku diary kecil menarik perhatiannya. Ya, kesibukan tugasnya di rumah sakit membuatnya tak punya waktu untuk hal-hal sepele. Diraihnya diary biru tersebut. Saat membuka, sebuah foto melayang jatuh. Kinara memungutnya. Lalu pindah duduk ke kursi dekat jendela balkon kamarnya.
“Guntara…kamu di mana? ini sudah tahun ke 8 aku menunggu dan mencari kabar tentangmu. Beberapa minggu lalu aku bertemu Varo sahabatmu, saat kutanya, dia bilang sudah lama tak terhubung denganmu. Dan seakan berusaha pergi cepat saat aku ingin bertanya banyak tentangmu.” Menatap selembaran foto.
Ada desiran rindu mengalir kencang bagai aliran darah dalam nadi. Kinara menatap foto kekasihnya saat SMA dulu. Entah mengapa, seketika hadir bayangan pasien Napi yang ditanganinya di rumah sakit. Kinara tersentak.
“Mungkinkah dia Guntaraku? tapi itu tak mungkin tidak…tidak. Guntara pria yang baik. Mana mungkin Guntara melakukan kejahatan dan menjadi Napi,” ujarnya berbicara sendiri dalam kamarnya yang bernuansa putih dengan langit langit kamar lukisan awan biru. Rasa gundah membuat Kinara membaringkan tubuhnya di ranjang besar dan empuk itu, sambil mendekap foto Guntara.
Suasana hembusan angin laut merusak tatanan rambut sepinngang Kinara. Matanya terpejam menikmati hembusan angin pantai. Terasa sentuhan lembut jemari merapikan rambut yang menutupi wajah cantiknya. Perlahan Kinara membuka matanya. Tatapan teduh sang arjuna membuatnya semakin menahan tangis. Sebuah bisikan terdengar
“Kinara, jangan menagis lagi. Kalau memang kita berjodoh, sejauh apa dan selama apapun Tuhan akan mempertemukan kita. Percayalah pada kekuatan cinta dan kekuatan do’a.” Guntara membelai rambut kekasihnya.
Kinara menatap manik mata Guntara, “Tapi Gun, apakah aku bisa jauh darimu? sementara orang tuaku memintaku melanjutkan kuliah di luar negri,“ ucapnya lirih.
Pemuda tampan itu menatap langit biru berawan. “Kinara…level status sosial kita jauh berbeda bagaikan bumi dan langit. Jangan pikirkan perpisahan yang akan kita jalani mulai esok hari. Tapi pikirkanlah bagaiman kita bertemu nanti dengan sekat yang terlalu kuat untuk kutembus. Aku hanya anak seorang janda penjual sayuran di pasar. Kita harus ingat ini Kinara. Aku akan menemuimu setelah sukses nanti,” ucapnya yakin.
Kinara terisak dan berucap, “Yang pasti aku tak akan membuka hatiku untuk yang lain. Dan akan kubuktikan padamu.”
“Akan kubuktikan Gun, akan kubuktikan,” Kinara menagis. Makin terisak saat merasakan guncangan lembut di pundaknya.
“Non…bangun Non, tuan menunggu di ruang keluarga. Non…non…”
Kinara tersentak. “Oh Bik, ada apa?” Mengucek matanya.
Maaf non, bibik menganggu tidur siangmu. Tapi papi non Kinara meminta bibik memanggil non.”
“Oh, gak pa pa bik, Nara ketiduran.” Menuju kamar mandi.
Bik Asih melongo, “Kenapa non Kinara tidur sambil menagis ya. Trus meluk buku diary, memanggil nama seseorang juga tadi. Akan kubuktikan. Apa sih yang akan dibuktikan? uuuh…wes, aku kok jadi kepo sih,” gerutu bik Asih sambil keluar kamar Kinara.
BERSAMBUNG
***********
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Next bund