TAKDIR CINTA KINARA BAGIAN 6
BAGIAN 6
Kinara melihat kiri kanan seperti orang ketakutan. Jones merasakan sahabatnya itu sedang tertekan. “Kalau begitu mari kita bicara di rumahku saja. Biar kamu bebas ngomong,” tawar dr Jones. Kembali Kinara mendelikkan matanya.
“Jangan salah paham dulu. Aku tidak tinggal sendiri kok. Aku tinggal Bersama ibu angkat dan adik angkatku,” ujarnya pelan.
Kinara kaget. “Ibu angkat? Adik angkat?” ujarnya heran.
“Maaf aku belum pernah cerita padamu kalau aku yatim piatu, besar di panti asuhan. Aku sampai bisa jadi dokter karena beasiswa dari SMA. Dua tahun lalu aku menyelamatkan seorang ibu dan anaknya. Mereka korban tabrak lari. Beliau mengatakan kehilangan kabar dari anak lelakinya yang baru setahun mulai bekerja di sebuah perusahaan. Sedih pokoknya. Dan sejak itu aku punya seorang ibu dan juga adik perempuan masih SMP kls 1,” ujar Jones Panjang lebar.
Kinara akhirnya setuju untuk pergi ke rumah dr Jones. Mereka berangkat dengan mobil Kinara. Mobil Jones akan dijemput oleh sopirnya. Sesaat kemudian keduanya sudah meluncur membelah lalu Lalang metropolitan. Suasana sedikit sunyi mencekam. Keduanya diam dengan alam pikiran masing-masing.
Sementara itu di sebuah super market, seorang wanita paruh baya bersama gadis umur belasan tahun sibuk membeli beberapa kebutuhan dapur. Tak sengaja gadis kecil itu menabrak seorang pria yang juga sedang memilih barang di rak. Gadis itu menunduk memilih belanjaannya yang jatuh.
“Maaf ya om, saya gak sengaja,” ucapnya sopan.
Sang pemuda tersenyum dan menatapnya. “Olive… ternyata kamu. Dengan siapa ke sini?” ujar pemuda tersebut. Gadis yang ternyata bernama olive itu tertegun saat namanya disebut, balik menatap tak percaya.
“Kak Varo…lansung memeluk pria itu. Tak lama ibu si gadis datang dan terkejut. “Varo, kamukah ini? kemana saja kamu? ibu binggung mencarimu, ingin menanyakan tentang Guntara kakaknya Olive.” Dengan mata berbinar penuh harap.
Varo terlihat gugup. Namun berusaha untuk tenang. “Bu, sebaiknya kita cari tempat ngobrol yang enak, sekalian makan siang yuk. Biar kita ngobrol sambil makan. Olive pasti laparkan?” ujarnya ramah. Olive pun mengangguk. Setelah keluar dari super market Varo membawa olive dan ibunya ke sebuah restoran mewah. Mereka memilih tempat yang agak sepi dari pengunjung.
Sambil menunggu hidangan datang mereka terlibat pembicaraan ringan. Varo bersyukur bisa menemukan bu Rahma dan olive. Sehingga dia bisa memantau kondisi mereka sesuai permintaan Guntara sahabat karibnya sejak SMA itu.
Selesai makan mulailah Varo mengurai kisah. “Bu, saya minta maaf karena baru sekarang dapat bertemu ibu dan Olive. Sudah dua tahun saya mencari ibu, sejak kejadian Guntara saat itu,” ucapnya
bu Rahma terkejut, menatap Varo dengan seksama.
“Kejadian apa maksudmu Nak? Apa yang terjadi sama Gugun? bukankah saat kamu memberi ibu uang dua tahun yang lalu kamu bilang Gugun pindah kerja keluar kota yg tidak ada sinyal internetnya, dan itu uang dari gugun?” cecarnya.
Varo tergagab sesaat. Namun keahliannya berekting menyelamatkan dirinya. “Iya bu. Maksudku itu. Peristiwa saat Guntara pindah kerja ke pedalaman. Dan Guntara sering kirim uang lewat saya untuk ibu. Namun ibu hilang begitu saja. Tetangga tempat kontrakan ibu juga tak tahu ibu dan Olive tinggal di mana.” Meremas jemari tangannya karena gugup.
Bu Rahma akhirnya menceritakan kalau dua tahun dulu dia dan Olive korban tabrak lari. Dan seseorang menolong mereka. Sejak saat itu mereka dibawa tinggal di rumahnya.
“Dia seorang dokter muda yang baik hati. Besar di panti asuhan. Dan sekarang menganggap ibu dan Olive sebagai ibu dan saudaranya.” bu Rahma terisak.
Sebelum berpisah Varo memberikan sebuah ATM serta no PIN nya. “Bu, ini kiriman dari Guntara. Gunakanlah bila ibu perlu ya, tiap bulan akan ada uang masuk dari Guntara,” ujarnya. Bu Rahma menerima dengan mata berkaca-kaca.
“Nak Varo, kami rindu sama Gugun, bukan ingin uangnya. Kenapa dia tak pulang-pulang juga tak berkabar?” ucapnya lirih.
Varo diam sejenak. “Ibu punya HP? minta saya nomor ibu. Siapa tahu Guntara bisa keluar dari pedalaman dan menelpon ibu.” Olive menyebutkan no wa miliknya.
Akhirnya Varo menaikan bu Rahma dan Olive ke taksi yang dipesannya.
“Huuuuffff……Gun, alhamdulillah aku sudah berhasil menemukan ibu dan adikmu. Kamu harus tahu ini. Aku sungguh tak tega membohongi mereka tentang kamu yang sebenarnya sob. Tapi untuk saat ini mungkin berbohong adalah jalan terbaik untuk semua. Aku akan membantumu keluar dari keadaanmu sekarang Gun. Semoga bisa.” Varo bicara sendiri sambil menyetir mobilnya.
Jones Kembali ke ruang tamu membawa dua gelas minuman. “Maaf Nara, ibu dan adikku sedang keluar rupanya. Mungkin membeli kebutuhan dapur. Lemari es kosong,” ujar Jones. Kinara tersenyum sambil mengerucutkan bibirnya. “Semoga bukan cerita halu kamu agar aku mau ke rumahmu.”
Saat Jones mau menjawab ocehan Kinara, terdengar suara orang mengucapkan salam. Kinara dan Jones menjawab salam tersebut secara barengan.
“Kakak sudah pulang rupanya. Tadi Olive dan ibu ke supermarket Kak,” ucap Olive. Jones menatap bu Rahma.
“Bu, kenalkan ini dr Kinara teman kerja Jones.”
Kinarapun menyapa dengan sopan. “Salam kenal ibu, adek, saya Kinara teman Pak Jones.”
“Wah…olive kira tadi pacarnya kakak. Ternyata cuman teman. Gak seru Kak.” Olive mengguncang tangan Jones. Semua tertawa melihat tingkah Olive.
Kinara menatap Olive dengan seksama. “Duh, matanya, hidungnya juga alisnya mengingatkanku pada Guntara. Guntara juga bilang dulu dia punya adik perempuan yang masih kecil waktu itu berumur 4 tahun, ayahnya meninggal saat adiknya berusia dua tahun.” Kinara bermonolog lagi.
Jones menepuk Pundak Kinara. “Katanya mau curhat. Ayo…apa di sini, apa di taman belakang?” ucapan Jones membuyarkan lamunannya dan mengingatkan apa tujuannya datang kesini.
Sampai di taman belakang mereka duduk di pendopo mini tak jauh dari kolam renang. Tanaman yang sungguh memanjakan mata. Bunga mawar putih tumbuh subur diantara mawar warna lainnya. Bu Rahma datang membawa minuman dan cemilan.
“Diminum ya neng, cemilan buatan ibu. “
Namun Kinara masih terpana dengan pesona bunga mawar yang tumbuh subur dan indah itu. “Neng suka mawar putih ya. Itu juga kesukaan anak lelaki ibu neng. Sayangnya sudah tiga tahun lebih tak ada kabar beritanya,” ulasnya lirih.
Dokter Jones datang dan ikut nimbrung. “Bunga-bunga ini tumbuh subur dan indah karena tangan seorang ibu yang penuh kasih.” Mengusap lembut Pundak bu Rahma.
Kebaikan dr Jones membuat Bu Rahma dan olive merasa nyaman dan terlindungi. Meski tak bisa dipungkiri akan rindunya terhadap Guntara putra kandungnya.
Kinara mulai menceritakan kenapa dia membeli handphone baru. Berawal dari kecurigaan akan keanehan sikap kakaknya Ronan. Jones bingung menyikapinya.
“Bukankah Ronan itu kakakmu satu-satunya Nara? terus mengapa kamu mencurigainya? lalu mengapa kamu bilang kalau Ronan ada hubungan dengan kematian kepala bagian keuangan perusahaan ayahmu?” ujar Jones.
Kinara mengeluarkan Handphone, membuka galeri ingin memperlihatkan sesuatu pada Jones sahabatnya itu. Tapi justru saat itu ada panggilan masuk, dari mang Ucup.
“Non.Tuan pingsan lagi non. Ini mau mamang bawa kerumah sakit terdekat non. Tadi ada segerombolan orang tak dikenal datang ke vila kita, dan mengobrak-abrik vila itu non.”
Kinara tersentak kaget, hpnya jatuh. Jones segera memungut dari rumput taman dan menjawab telpon mang Ucup minta penjelasan. Setelah itu segera bersiap berangkat meninggalkan rumah. “Bu Kami berangkat, bapaknya Kinara butuh pertolongan medis,” ujar Jones.
Kinara bungkam. Namun ingatannya melayang pada sosok Ronan kakaknya. Apakah ada hubungan dengan kakanya itu? apakah benar kalau mereka bukan saudara kandung? beribu tanya memenuhi kepalanya. Sementara dr Jones melarikan mobil dengan kecepatan tinggi agar sampai di rumah sakit yang disebutkan mang Ucup tadi.
BERSAMBUNG
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ceritanya
Lanjooot bund