Peristiwa ini terjadi beberapa tahun silam. Di pagi hari tetanggaku yang berasal dari Jawa tengah, main di halaman rumahku yang ditumbuhi rerumputan dengan menggendong anaknya bernama Sigit yang berusia 10 bulan. Lalu oleh ibu nya Sigit diturunkan di rerumputan dan dituntun dengan maksud diajarkan jalan. Ada ajaran orang-orang tua semacam petuah, kalau anak yang diajarkan titah atau berjalan di rumput yang basah karena embun akan cepat bisa berjalan.

Suamiku yang asli Betawi, melihat seperti mengamati dari dalam rumah dalam keadaan pintu terbuka. Tiba-tiba aku dengar suamiku bicara dengan maksud menyapa dengan suara agak keras karena posisi dari dalam rumah supaya terdengar

"Ayo git , Ojo suwe-suwe" dengan mengikuti logat jawa dan penuh

percaya diri suamiku berkata demikian. Sontak aku kaget suamiku mengucapkan kata-kata itu dan aku lihat tetanggaku menggendong anaknya si Sigit lalu pulang. Suamiku terheran-heran dan berkata padaku "kenapa Sigit pulang ya.." aku jawab "ya iyalah pulang, dibilang ojo suwe-suwe" dalam keadaan masih heran suamiku bertanya "emang artinya apa?" "jangan lama-lama, emang maksudnya tadi mau ngomong apa?" Tanyaku

"Ya Allah, maksudnya tadi mau ngomong jangan malu-malu " jawab suamiku dengan kaget campur ketawa karena merasa lucu dan ga enak hati. "Hmmm...harusnya ngomongnya Ojo isn-isin"

# gara-gara salah ucap jadi salah paham