Teringat saat dulu pernah di rantau pada usia sekolah, saat teknologi handphone belum hadir, telephone rumah alat komunikasi yang dianggap sudah keren pada era itu. Surat menyurat menjadi andalan jitu. Kantor pos menjadi langganan dikunjungi selalu. Merangkai kata-kata agar orang tua dan sanak saudara paham dengan maksud tujuan isi surat yang kerap di poskan. Ungkapan rindu, kesedihan, permasalahan dan kebahagian akan jadi menu surat yang silih berganti tersampaikan. Terlebih bila ada hajat kebutuhan seputar pendanaan, isi surat ditorehkan dengan semanis-manis nya agar segera bisa diweselkan.

Saat kembali sejenak ke kampung halaman, surat menyurat pun tetap jadi kurir untuk menyampaikan sapa kerinduan kepada teman - teman di perantauan. Saat libur hari raya aneka kartu ucapan hari raya menjadi penyambung silaturahmi diedarkan lewat pos ke rumah sahabat dan handay taulan, juga harap balasan kartu ucapan yang akan menjadi kebahagiaan.

Sekarang tidak ada lagi surat yang dituliskan mewakili ungkapan, tidak singgah lagi ke kantor pos sebagai rekanan, tidak ada lagi kartu ucapan yang di sebarkan dan dinantikan.

Alat komunikasi yang canggih sudah ada di genggaman tangan, hanya dengan sentuhan jari semua kebutuhan dan tutur kata bisa tersampaikan. Dari alat komunikasi di genggaman tangan pun bisa melalang buana, bahkan nyatakan yang semula menjadi impian.

# edisi terkenang masa perantauan