3Remidi #12 (harusnya #180)

”Wismoyo! Coba jongkok di sini.” anak kelas X setinggi 170 cm itu jongkok didepanku.

”Matanya ditutup.”

”Ada apa sih, Bu? Aduuu....h!!! Sakit, Bu. Jangan dicabut, dong.”

”Oh, jadi ini asli, to.”

”Ya, asli to, Bu. Masa saya pakai bulu mata palsu, sih.” Wismoyo bangkit.

”Lha, Bu Yuni itu penasaran. Cowok kok bulu matanya lentik banget. Jangan-jangan palsu. Ternyata asli to.”

”Ah..” sergahnya jengkel dan manja, ”Bu Yuni ngarang. Masak cowok pake idep palsu!”

”Tolong bawakan teh botol ini ke lab.” ”Ada tamu to, Bu. Kok beli empat?”

”Ngga. Itu untuk Bu Yuni semua.”

”Bu Yuni minumnya banyak, ya? Biar nggak sakit ginjal?”

”Bu Yuni ini orang kaya, Wis. Kalo minum, sekali sedot terus buang. Jadi minumnya tetap steril.”

Dalam perjalanan menuju lab bahasa.

”Bu, nanti kalo kelas dua yang ngajar Bu Yuni lagi ya?”

”Kenapa, apa ngga bosen diajar Bu Yuni.”

”Nggak kok Bu. Seneng di ajar Bu Yuni.”

”Ada lima sebabnya, sebutkan!” pancingku.

”Bu Yuni ngga pernah marah. PR nya ngga banyak. Ngga pernah ada hukuman.”

”Dua lagi.”

”Jarang di absen, jadi yang sering ngga masuk nggak ketahuan... ha...ha...ha...!!!”

”Satunya?”

”Suka muter film, kita jadi ngga pusing mikir nilai.”

”Makanya kamu ngga pinter-pinter. Kalo begitu, semester depan Bu Yuni harus evaluasi diri, biar lebih disiplin dalam memberimu tugas.”

”Jangan, Bu! Jangan! Sudah begini saja sudah bagus. Suwer!!” Wismoya menegakkan dua jarinya sambil memandangku penuh permintaan.

”Tehnya letakkan diatas meja ya. Kamu ambil 1.”

”Ya, Bu. Thank you, mother!”

Catatan kelas 2012