Sudah dua hari putriku magang di dinas lingkungan hidup tidak jauh dari tempat tinggalku.Sebenarnya dia bisa magang di tempat yang lebih menantang, tapi karena pandemi covid-19 dia mencari tempat yang lebih aman untuk menghindari resiko yang terlalu besar dengan izin Allah.Aku hanya berpesan " Rajin-rajin ya nak kalau magang".Kerjakan apa yang bisa dan sanggup kamu kerjakan. Ingat kamu tidak sedang bekerja di tempat magang.Akan tetapi kamu sedang belajar mempersiapkan untuk menghadapi lapangan kerja yang sesungguhnya. Dimana nanti kamu akan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang kamu pegang. Itu adalah kesempatan untuk diri kamu merekkrut ilmu sebanyak-banyaknya.

Belajarlah dari senior-senior yang profesional dan sudah memiliki banyak pengalaman. Karena mereka sudah pernah menelusuri seluk beluk dan baik buruknya suatu pekerjaan.Bersikap hormat dan ramahlah terhadap orang-orang di tempat magang.

Tunjukan juga kemampuan ilmu yang sudah kamu peroleh di bangku kuliah semaksimal mungkin, sehingga bisa membawa nama baik kampus tempat menuntut ilmu ".

Siang itu dengan dijemput oleh ayahnya putriku tiba di rumah, di jam istirahat siang saat magang. Dengan wajahnya yang letih putriku membuka jas almamaternya dan langsung mencuci tangan dengan sabun. Kemudian dilanjutkan dengan berwudhu untuk siap- siap sholat Dzuhur dan makan siang.Setelah istirahat sejenak sambil merapikan baju putihnya dan membalutnya kembali dengan jas almamaternya putriku bercerita. " Bu tadi Ara malu sekali " " Kenapa ? " aku bertanya dan siap menyimak ceritanya. " Tadi ada bapak-bapak masuk ke ruangan pas Ara mau pulang istirahat. Trus Ara tanya ke bapak itu. "Maaf Pak .Ada keperluan apa ya Pak dan Bapak dari mana ?? " "Bapak bertugas di bagian penyapuan nak ". jawab Bapak itu.Oo ...ya lah Bapak tunggu saja ya dulu " jawab ara yang berpikir Bapak itu cuma tukang sapu.Ngak lama Bapak itu sama-sama keluar ruangan dengan Ara. Sungguh terkejutnya Ara, Bapak itu mengendarai mobil bagus, bersamaan dengan itu Ayah menjemput Ara dengan motor tuanya. Bapak itu tersenyum pada Ara. Dan Ara pun tersipu tertunduk malu .

"Itu sebuah pembelajaran yang sangat berharga sekali. Kita tidak bisa memandang orang dari casing dan jabatannya". Aku berusaha menasehati putriku.

Dunia ini, diatas langit masih ada langit. Jabatan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya kelak.

Setiap makhluk Allah memiliki jabatan masing-masing dan menjalankannya sesuai dengan peran yang sudah ditentukan.Kedudukan mereka tidak bisa lepas dari skenario kehidupan. Karena masing- masing mereka punya peran penting.

Contohnya, bisa dibayangkan kalau tidak ada orang yang mau jadi pemulung atau tukang sampah.

Kemana sampah itu bisa kita distribusikan dan kita olah supaya tidak menumpuk, berbau dan berserak -serak.

Begitu juga dengan orang yang menyapu jalanan, kalau tidak ada mereka tentu kota ini akan menjadi kotor dan tidak enak dipandang kan ?Oleh karena itu kita harus rendah hati pada mereka. Justru kita harus lebih hormat pada mereka, karena masih ada manusia yang mau bekerja di tempat yang kotor dan penuh dengan debu. Bisa dibayangkan kalau mereka tidak ada.

Jadi sewajarnya setiap insan hidup harus saling berinteraksi, saling menghormati, menghargai dan bekerja sama tanpa memandang jabatan atau casing sehingga hidup ini menjadi harmonis.

Bukankah yang menpunyai kedudukan tertinggi hanya orang-orang bertaqwa di hadapan Allah.Arapun mendengarkan dengan tersipu malu."Ara berangkat lagi ya Bu" . Assalamualaikum.Aku tersenyum berharap mereka juga menjadi anak-anak yang bertaqwa.

Kota Dingin

Padangpanjang,

Rabu, 12 Agustus 2020.