JUMENENG
#Menuju365
#TantanganGurusiana
#Pentigraf
Tulisan ke-7 (Remidi) / 106
JUMENENG
Meski dalam tubuhku mengalir darah Jawa, tapi aku tak bisa berbahasa Jawa halus. Bahasa Jawa ngoko, dan bahasa Indonesia menjadi bahasa komunikasi sehari-hariku. Sedangkan di lingkungan rumahku, bahasa Madura lebih dominan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Jadilah aku dan saudara-saudaraku tak bisa bahasa Jawa kromo ataupun bahasa Madura enggih-bunten. Bahasa daerah kami amburadul.
Pernikahanku dengan Suami yang berasal dari Mojokerto, membuatku belajar banyak bahasa Jawa. Tetapi setiap pulang ke Mojokerto, aku tak percaya diri bila harus berbahasa Jawa kromo. Bila Ibu Mertua bertanya pakai bahasa Jawa, selalu kujawab dengan bahasa Indonesia. Meski aku paham apa yang Beliau katakan. Demikian pula saat aku bertanya kepada Ibu, Beliau terkadang menjawab dengan bahasa Jawa. Yang terpenting, tak ada salah paham antara aku dan Ibu.
Kala itu keluarga besar suami berkumpul di Jakarta. Ada acara pernikahan keponakanku. Ini kesempatan kami untuk bersilaturahmi dengan keluarga yang jarang bertemu. Sambil berdiri Kakak ipar, Bulik, Paklik, dan Pakde asyik berbincang di teras. Aku pun ikut nimbrung berbincang bersama mereka. Meski cuma tersenyum dan sesekali menjawab pertanyaan mereka dengan bahasa Indonesia. Aku begitu menikmati setiap dialog mereka. Seakan mendengar dialog para tokoh wayang. Tiba-tiba, Pakde berkata, " Lah, kok podho jumeneng ? ". Tanpa kusadari, Mas Heri, suamiku memperhatikanku. Lalu, dia mendekatiku dan bertanya, " Bunda ngerti arti jumeneng ?" Aku mengangguk. " Memangnya artinya apa Bun ? " tanyanya lagi. Dengan percaya diri aku menjawab, " Iya ngerti... Artinya diam kan ?". Semua pun tertawa terbahak-bahak mendengar jawabanku.
-Tamat-
Bondowoso, 29 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pentigrafnya sdh ok, bu. Twistnya juga dapat.
Terimakasih pak
He he...lucu bu, saya pun pakai bahasa campur aduk jawa madura
Bagus Bu...
Terimakasih Bunda..
Emangnya apa arti jumeneng?
Jumeneng Bahasa Jawa Bun, artinya berdiri. Jauh kan artinya antara diam dan berdiri
Pengalaman yang sama pernah saya dapat, Bunda. Lucu tapi juga asyik sehingga berusaha belajar ketika ada kosakata baru.
Apalagi saya dik sangat tidak mengerti bahasa jawa. Walaupun artinya tau tapi tuk mengucapkannya sulit
Keren pentigraf nya
He he he . Ikut ketawa bu...soalnya suamiku sering jadi bhn lluconan jg
Hahaha.. Kalo ingat jumeneng saya ketawa sendiri Bu. Suami bu Nurul gak bisa Bhs Jawa juga bu, seperti saya ?
Memang belajar bahasa itu paling efektif dengan praktik langsung, hehehe. Mangga pinarak, bu. Salam kenal dan salam literasi saudara senama :-)
iya Bu, belajar lebih gampang kalau mendengar langsung
Lha injih ...mnawi jumeneng meniko njeh mboten pinarak bu, mboten sami. Hehehe
hahaha... Bu Juni nggudo, isin aku
Jumeneng itu bisa berdiri bu , bisa juga ngadheg , bisa juga sebuah orang yang sdh di angap punya kedudukan bu
Hahaha... mantap bun..bikin ngakak
Terimakasih Bu