REMIDI BUKANLAH HER
#TantanganGurusiana
Tulisan ke-88
REMIDI BUKANLAH HER
Remidi... Kata yang akrab di telinga kita, para guru dan para siswa. Sering kali kata ini digunakan oleh para siswa dan kita para guru, sesaat setelah penilaian harian. Bahkan ada pula siswa yang belum menempuh kegiatan evaluasi sudah menanyakan kapan remidi.
Remidi... Kata yang bagi saya saat ini lebih menakutkan dibandingkan dengan corona. Loh kok bisa ? Kata ini begitu mengerikan, karena saat ini saya mengikuti Tantangan Menulis Gurusiana. Saya tak bisa membayangkan jika harus mengalaminya. Konon katanya "Remidi" bisa membuat lunglai seluruh sendi. Saya tak sanggup untuk mencobanya.Hehe...
Lalu apakah remidi itu ?
Remidi atau pembelajaran ulang adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada kompetensi dasar (KD) tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik (Puskur; Bahan Ajar Workshop Tim Pengembang Kurikulum: 2009). Jadi remidi adalah kegiatan (belajar) yang tujuannya memperbaiki kompetensi siswa.
Tujuan remidi adalah untuk membuat siswa yang tidak paham menjadi paham dengan menjelaskan kembali apa saja yang tidak dipahami oleh siswa. Tetapi kenyataannya kata ini berbeda dalam penerapannya. Seringkali kata ini dianggap sebagai perbaikan ulangan ( her ) untuk mendapatkan nilai sesuai patokan. Remidi tidak sama dengan Her.
Her adalah ujian perbaikan. Siswa yang mendapat nilai jelek, harus mengulang dengan soal yang sama. Nilainya diambil adalah yang terbaik. Sedangkan remidi merupakan proses pembelajaran ulang. Setelah siswa melakukan proses pembelajaran, kemudian diuji dan hasilnya dianalisis, maka akan diketahui, bagian mana yang tidak dikuasai dan dipahami. Bagian inilah yang harus dipelajari kembali untuk beberapa waktu.
Tanpa memberikan pengulangan dan pembenahan pada pemahaman (materi) yang dianggap kurang, akan membuat siswa semakin tidak paham dan semakin enggan untuk belajar.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam pembelajaran ulang ini, antara lain :
1. Pemberian tugas, pemberian tugas bermaksud untuk siswa dapat mendalami sendiri apa saja yang belum dia pahami. Guru harus mengetahui bagian yang belum dipahami siswa, agar tugas yang diberikan sesuai, bukan hanya sekedar tugas saja.
2. Diskusi dan tanya jawab. Cara ini cocok digunakan bila dilakukan secara berkelompok. Siswa yang tidak paham bisa berdiskusi dengan teman, saling bertanya dan berpendapat tanpa merasa sendiri, sehingga belajar dirasakan lebih menyenangkan.
3. Tutor sebaya. Siswa yang lebih paham dan menguasai tentang suatu pelajaran mereview dan mengajarkan tentang materi pada siswa yang remidi. Bahasa dan usia yang sepantaran dapat membantu siswa remidi untuk lebih mudah bertanya dan tidak merasa canggung ketika belajar materi tersebut.
4. Pengajaran individu. Adalah cara terakhir yang ditempuh oleh guru untuk membantu siswa yang remidi. Guru dan siswa harus memahami peran masing-masing. Guru harus meluangkan waktu lebih untuk memperhatikan perkembangan belajar siswa. Dan siswa harus menyadari kekurangannya agar bisa mengatur belajarnya dan berkonsultasi secara berkala kepada guru untuk memperoleh pengarahan atau bantuan dalam menghadapi tes dan menyelesaikan tugas-tugas perseorangannya.
Semoga bermanfaat.
Bondowoso, 10 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kerjanya remed di gurusiana dikerjain sampai remed 2 kali, owalah....tapi semanat
Semangat Bun...
Saya juga paling takut remidi di gurusiana dik. Kalau tulisan kita baru luhan gak apalah tapi kalau sudah mencapai 60 keatas remidi ngulang dari nol wuh saya betul betul mengerikan
Iya mbak ini tiap hari ku hitung ... Hahaha.
Jaman saya sekolah belum ada remidi he he
Sama Bunda, adanya her
Nggak jadi remidi kan Bu?
Alhamdulillah gak Bu.. Terimakasih sudah singgah.
efek weddhi remidi tantangan mulai awal maneh yooo...??? hehehehegak iso upload foto saiki
Hehehe...iyo mbak, tahu saja kata hati saya.
Terima kasih Bu pencerahan nya
Terimakasih sudah singgah pak
Terima kasih ...semoga kita tak pernah remidi.
Aamiin..
jangan sampai remedi dong bun... saya juga nggak sanggup....
Semoga, kemarin kaget bukan kepalang karena 1 artikel hilang, ternyata ada, mungkin setelah edit lupa tayang ulang. terimakash sdh singgah
Terima kasih ilmunya ..
Sama-sama bu, saya hanya meresumkan saja.
Trimakasih ilmunya bu sukses selalu
terimakasih Bu
Ternyata pemahaman saya selama ini salah. Saya pikir remidi itu hanyalah perubahan nama Her pada masanya. Salam.
Iya pak berbeda, tapi termasuk saya juga terkadang menyebut her dengan remidi