#tantanganharike350

#tantangangurusiana

--

Manurut Taksonomi Barret yang diterapkan dalam keterampilan membaca, ada lima level membaca yang bisa dimiliki. Kelima level atau tingkatan tersebut adalah, dimulai dari yang paling rendah: Literal Comprehension, Reorganization, Inferential Comprehension, Evaluation, dan Appreciation.

Level terendah yaitu Literal Comprehension berfokus pada ide atau informasi yang dinyatakan secara eksplisit di dalam teks. Pada level ini pembaca bisa menemukan secara mudah berbagai informasi karena dinyatakan dengan jelas seperti pertanyaan semacam apa, siapa, dimana, kapan, atau bagaimana. Biasanya kita menyebutkannya dengan istilah informasi tersurat.

Level berikutnya adalah Reorganisation. Level ini adalah kemampuan pembaca untuk menyusun ide atau informasi yang juga telah dinyatakan secara jelas dalam teks. Dalam level ini, memungkinkan pembaca mengelompokkan bagian-bagian menurut kategori tertentu. Pembaca juga tidak kesulitan untuk menjawab pertanyaan walaupun kalimat yang digunakan berbeda dengan kalimat pada teks.

Dalam level Inferential Comprehension, pembaca mampu menggunakan ide dan informasi di dalam teks, intuisi atau pengalaman pribadi mereka sebagai dasar untuk memperediksi, berasumsi, melakukan perkiraan, menebak, atau membuat kesimpulan. Dalam bahasa yang lebih akrab, biasanya disebut dengan istilah informasi tersirat. Misalnya ketika dalam teks ada kalimat semacam ini:

Irma seorang wanita yang memiliki dua orang anak. Pada suatu pagi di hari Minggu Irma berkata pada anak-anak mereka.

“Siapkan handuk dan pakaian ganti. Kita segera berangkat,”

Lalu anak-anaknya berteriak kegirangan.

Setelah membaca bagian tersebut, dapatkah kita menebak kemana Irma dan anak-anaknya akan pergi? Jika kita mampu menebaknya, berarti level membaca kita sudah sampai pada level inferential comprehension.

Level keempat yaitu Evaluation memungkinkan pembaca untuk memberikan pemikiran dan penilaian evaluatif dan berfokus pada keakuratan, keberterimaan, keinginan, nilai, atau kemungkinan suatu kejadian. Di level ini pembaca dapat membuat suatu kesimpulan berdasarkan pemikiran dan pendapatnya sendiri sesuai dengan materi yang tertera pada teks. Misalnya kita dapat memberikan pendapat kita jika kejadian dalam teks sedikit diubah. Atau kita dapat menemukan pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.

Pada level tertinggi atau Appreciation, pembaca dapat mengetahui dampak yang diperolehnya secara emosional dan estetis dari teks yang dibacanya. Pembaca dapat memberikan kesan dan pesan yang dirasakannya setelah membaca bahan bacaan tertentu. Level ini sepertinya tidak mudah. Namun dapat kita lakukan ketika kita telah membaca banyak bahan bacaan dan berlatih melakukan hal tersebut.

Sepertinya tidak mudah. Awalnya saya sebagai guru Bahasa Inggris juga merasa, aduh, apa murid-murid saya bisa ya? Bukan saya menyepelekan kemampuan mereka. Namun, budaya literasi di kalangan kita dan anak-anak kita masih sangat kurang. Dalam Bahasa Indonesia saja sebagian besar dari mereka masih berkutat di level pertama dan kedua, apalagi dalam Bahasa Inggris. Akan tetapi saya percaya dengan banyak berlatih, kita dan anak-anak kita pasti bisa.

Semakin tinggi level membaca yang dikuasai anak-anak kita, semoga saja level PISA Indonesia juga bisa meningkat.