Yuniar Widati

Guru Bahasa Inggris MTs Negeri 3 Magelang yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Perpustakaan. Sangat suka membaca dan masih terus belajar menulis. Cukup ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Friendzone (12)

Friendzone (12)

#harike393

--

Pukul tiga dini hari aku terjaga. Kulihat Mas Priyo masih terlelap. Walau tetap khawatir aku berusaha untuk berpikir positif. Aku bergegas mengambil air wudhu untuk kemudian mendirikan salat malam. Rasanya lama sekali aku berdoa dan meminta. Namun azan Subuh ternyata masih cukup lama. Baiklah, kuambil gawai yang sejak semalam kumatikan. Aku sudah tidak bisa tidur lagi.

Kupikir aku bisa sedikit mengaji melalui alquran digital di sana. Ternyata baru saja gawai kunyalakan, pemberitahuan pesan langsung muncul menunjukkan angka ribuan. Aku sedikit tersenyum. Kuputuskan untuk membuka pesan-pesan belum terbaca dahulu. Siapa tahu ada yang penting.

Ada banyak pesan dari grup sekolah, grup alumni, dan grup keluarga. Ada juga cukup banyak pesan pribadi. Kubuka satu persatu. Sebagian besar menanyakan kondisi Mas Priyo. Kubalas yang perlu dibalas. Sebagian besar cukup kubaca saja.

Setelah beberapa saat, agak di sudut bawah, pesan dari nomor yang tak kusimpan namun kukenal ternyata muncul. Ada lebih dari sepuluh pesan panjang pendek yang isinya sebagian besar maki-maki yang sesungguhnya tak kupahami. Juga ada lebih dari lima panggilan tak terjawab. Wah, cukup punya waktu longgar juga dia ternyata.

Makian-makian dari orang asing itu semakin lama semakin memanaskan telinga. Namun saat ini aku sungguh malas meladeni hal itu. Pikiranku sudah penuh dengan banyak hal yang lebih penting untuk kupikirkan. Akhirnya dengan gemas kuputuskan untuk membuka blokir atas nomor tersebut. Virus yang meracuni pikiran tersebut lebih baik segera disingkirkan.

Pesan-pesan lain segera kubereskan. Tak lama kemudian aku segera tenggelam dalam lantunan ayat suci yang kubaca pelan saja sambil menanti waktu Subuh tiba. Ah, begini saja ternyata pikiran dan perasaanku sudah lebih tenang.

Tak berapa lama Subuh menjelang. Aku segera melanjutkan ritual pagiku. Setelah selesai, aku bergegas membersihkan diri. Dengan badan yang lebih segar dan pikiran yang lebih tenang, aku segera duduk di samping tempat tidur. Semoga suamiku segera tersadar.

Alhamdulillah Allah segera mengabulkan doa-doaku. Tak lama kemudian kulihat Mas Priyo mulai menggerakkan tangannya. Awalnya pelan saja. Namun itu sudah membuat hatiku serasa mau meledak saking gembiranya. Setelah beberapa saat, dia mulai membuka matanya. Sinar matanya terlihat gembira melihatku di sampingnya. Namun hanya sesaat karena tak lama kemudian sinar mata itu berubah sendu. Sepertinya dia sudah mulai menyadari keadaannya.

Aku diam saja tak berkata apa-apa. Aku yakin dia tidak membutuhkan kalimat hiburan apapun. Aku hanya mengangguk-angguk untuk menunjukkan dukunganku sambil mengelus-elus tangannya. Aku tahu dia mengerti.

Kulihat bibirnya bergerak-gerak ingin mengatakan sesuatu. Aku ber- shh pelan untuk memintanya tak perlu berkata apapun jika itu terasa berat. Namun sepertinya dia tetap berusaha untuk berbicara.

“Ma … af,” hanya itu kata yang akhirnya keluar dengan pelan nyaris tak terdengar.

Aku yang sejak tadi berusaha tegar agar dia lebih tenang justru tiba-tiba merasakan sedih yang luar biasa. Dia yang sakit mengapa dia yang minta maaf? Tanpa sadar air mataku mengalir. Walau kutahan-tahan aku tetap tak bisa. Aku berpaling untuk menyembunyikan wajahku dan mengusap air mata dengan tisu. Sungguh menyebalkan. Aku benar-benar tidak ingin terlihat sedih.

--

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga Laili tabah dan semoga Mas Priyo segera pulih. Cerita yang membawa pembaca terhanyut di dalamnya. Sukses selalu Bu Yuniar. Salam literasi.

12 Apr
Balas

Duh, maaf kenapa ni? Karena kondisinya begitu atau ada hubungannya sm yg neror? Jadi ikutan galau hehe... Keren, Bun...

09 Apr
Balas

Karena ngerasa ngrepoti kali, Bu.

10 Apr

Selalu keren kisahnya. Sehat dan sukses selalu Bu cantik

10 Apr
Balas

Terima kasih Bunda Elvina. salam sehat dan sukses kembali.

10 Apr

sedih bun... semoga cepat kembali seperti sedia kala... sukses selalu

09 Apr
Balas

Aamiin. Mungkin sembuh. tapi untuk kembali seperti semula sepertinya agak sulit ya, dengan luka seperti itu.

10 Apr

Sedih banget Bu dan sukses ya Bu

09 Apr
Balas

Terima kasih Bu Aisyah. Salam sukses kembali.

10 Apr

Keren cerpennya, ceritanya semakin menarik dan asyik, sukses selalu untuk Ibu

10 Apr
Balas

Terima ksih Bapak. Salam sukses kembali.

10 Apr

Keren dan semakin menarik ceritanya Bunda. Salam sukses Bunda.

09 Apr
Balas

Terima kasih banyak Bunda Yessy. Salam sukses kembali.

10 Apr

Terhanyut dalam alur ceritanya yang sedih semoga ada mukjizat mas Priyo Aan sembuh sukses selalu bunda

10 Apr
Balas

Aamiin. Salam sukses kembali, Bunda.

10 Apr

Cerpennya keren bunda cantik, ditunggu lanjutannya.

10 Apr
Balas

Terima kasih Bu Defi. Siap lanjutkan.

10 Apr

Baru bisa buka gurusiana. Penasaran dengan cerita ini.

10 Apr
Balas

Langsung rapel ya Bu Umi, hehehe...

10 Apr

Ceritanya sangat bagus bu. ikut terharu membacanya.

10 Apr
Balas

Terima kasih, Pak.

10 Apr

Kok maaf ... ada apa dengan Mas Priyo ... ? Lanjutt, Bu. Salam sukses.

10 Apr
Balas

Ngerasa ngerepotin kali, Bu. Siap lanjutkan.

10 Apr

Alhamdulillah Allah segera mengabulkan doa-doaku. Aksara religius yang diselibkan dalam goresan membuat cerpen semakin bermakna. Keren Ibu Yun. Salam sehat.

09 Apr
Balas

Terima kasih apresiasinya Bu Maria Rosita. Salam sehat kembali.

10 Apr

Maaf. ...wah semakin penasaran ingin tahu lanjutannya

09 Apr
Balas

Siap lanjutkan, Bu.

10 Apr

Ayo Semangat jang bersedih.

10 Apr
Balas

Iyes, harus semangat. Laili orangnya seterong, kok, hehehe...

10 Apr

Akhirnya jatuh juga air mata, merasakan sedih juga,, keren ceritanya Bunda, salam sukses selalu

09 Apr
Balas

Terima kasih, Pak Cahyo.

10 Apr

Maaf.. ya..tapi ...Lanjut ceritanya Bu. Sukses selalu ya Bu.

10 Apr
Balas

Keren ceritanya bund. Sukses selalu, salam literasi

09 Apr
Balas

Terima kasih banyak, Bunda. Salam sukses kembali.

10 Apr

Waduh, ketinggalan saya Bu. Ini lama-lama semakin menuju arah yang rumit ini. Semoga segera ada kejelasan ya Bu.

10 Apr
Balas



search

New Post