Friendzone (14)
#harike395
--
Rasanya lega berkali-kali ketika kami sudah bisa kembali ke kota kami. Mas Priyo masih melanjutkan perawatan serta terapi pemulihan di RS terdekat. Di sisi lain, om Andi memberi kabar bahwa sedang proses pengurusan kepindahan tugas Mas Priyo. Kondisinya saat ini menjadi alasan tepat kepindahannya.
Mendengar informasi tersebut semakin aku bersyukur pada Allah. Betapa dalam keadaan musibah ada banyak hikmah yang tak terduga. Berkali-kali kami mengajukan permohonan untuk tugasnya dan gagal. Dan kini Allah memudahkannya walau dengan pengorbanan luar biasa. Aku paham sedikit kekecewaan Mas Priyo. Tentu saja kondisinya sekarang memang akan banyak menghambat karirnya. Namun menjadi tugasku untuk membesarkan hatinya.
Dua hari setelah kembalinya kami ke rumah, aku mencarikan gawai baru untuknya. Gawai lamanya yang sudah hancur tak bisa diselamatkan. Untung nomor yang dia gunakan masih bisa digunakan kembali walau selama beberapa waktu ketika dia dalam perawatan nomor tidak aktif.
Ketika semua aplikasi aktif kembali, ada lebih dari ribuan pemberitahuan pesan di sana. Dia agak sedikit sibuk membalas pesan-pesan. Biarlah untuk hiburan baginya agar tidak jenuh.
"Mah, sini duduk dekat sini," katanya beberapa hari kemudian.
Aku yang memang sudah selesai dengan kesibukanku sepulang mengajar ini mengangguk. Aku segera duduk di kursi di dekat tempat tidurnya. Sedikit penasaran walau kegiatan ngobrol seperti ini sudah sering kami lakukan.
Setelah aku duduk, dijulurkannya gawainya padaku. Dia menunjukkan pesan dari seseorang di gawainya. Aku mengernyitkan keningku. Aku tak terbiasa kepo dengan gawainya. Kami saling menghormati privasi masing-masing.
"Bacalah. Lalu ceritakan padaku apa yang sesungguhnya terjadi," lanjutnya yang membuatku makin penasaran.
Kuambil gawainya dan menekuri pesan-pesan dari nomor asing yang ditujukan pada suamiku itu. Aku sedikit terkejut ketika melihat barisan angka yang sepertinya kukenali. Lebih terkejut lagi membaca isi pesannya.
- Gimana Pak? Sudah dikasih pelajaran belum istrinya?
- Masih kalah sama istri tukang selingkuh itu?
- Ya ampun. Pak Tentara kok dikerjain istrinya.
- Cek Pak. Istrinya masih berhubungan sama kekasih zaman SMA. A
- Anaknya anak siapa ya?
Aku benar-benar terkejut. Jadi benar dugaanku. Ini nomor penerorku. Ternyata dia juga menteror di nomor Mas Priyo. Sungguh kurang ajar.
"Sebelum kecelakaan sudah banyak pesannya. Sepertinya pesan ini masuk setelahnya," kata Mas Priyo kemudian.
Walaupun kalimat itu diucapkan pelan saja, namun aku merasakan emosi di dalamnya. Aku tidak khawatir karena aku tidak bersalah. Aku justru marah karena peneror itu mengganggu bukan hanya aku melainkan suamiku juga. Teror semacam ini tak heran jika membuat orang marah.
"Papah percaya?" Aku balik bertanya sambil menahan perasaanku.
"Tadinya agak percaya. Tapi melihat reaksi Mamah, sepertinya harus mendengar versi Mamah dahulu," balas Mas Priyo cepat.
Melihat tata bahasanya yang sangat terkendali aku mengagumi kedewasaannya. Di sisi lain, itu membuatku juga mampu mengendalikan diri.
"Sebelum Mamah menjawab, boleh Mamah bertanya?"
Mas Priyo tidak menjawab. Dia hanya menjulurkan tangannya mempersilakan.
"Apakah pesan-pesan ini juga mengganggu pikiran Papah sebelum kecelakaan terjadi?"
"Tentu saja," jawabnya cepat.
Aku bergegas beranjak. Kuambil gawaiku di atas meja dan mencari pesan dari si peneror sebelum nomornya kublokir. Setelah ketemu, aku ganti menunjukkan kepadanya. Kupikir aku tidak perlu banyak bicara menjelaskan. Cukup kutunjukkan dan sedikit diskusi aku yakin semua akan beres.
--
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Di zaman sekarang ada yang hobi memorak-porandakan keharmonisan orang lain melalui hp ya Bu Yuniar. Penuh hikmah dan pembelajaran. Semoga semua bisa teratasi oleh Mas Priyobdan Laili. Sukses selalu. Salam literasi.
Iya betul. Seneng banget lihat orang lain susah.
Beugh, berani banget tuh org.. BTW, intelnya peneror bagus jg bs th nomor Priyo haha.... Keren, Buuuuu....
Memang canggih, Bu. Mungkin saudaranya orang penting, hehehe...
Keren banget Bunda. Semoga sehat selalu dan salam literasi dari Grobogan.
Terima kasih, Bu. Salam literasi kembali.
Peneror siluman yang membuat kisah semakin menarik. Sehat dan sukses selalu Bucantik
Terima kasih Bu. Salam sehat dan sukses kembali.
Keren banget Bu, ceritanya semakin menarik, asyik dan bikin penasaran dengan kelanjutannya, sukses selalu untuk Ibu
Haru bersabar dengan peneror. Keren frienzone nya. Semoga sehat selalu aamiin. Semoga sukses di ramadhan besok Aamiin
Iyes, betul banget, Bu. Jangan ikutan panas.
Cerpen yang keren pak
Tukang fitnah memang ingin sekali melihat keluarga orang hancur. Semoga Mas Priyo dan Laili bisa menyelesaikan dengan lapang dada. Salam sukses Bu.
Ada tukang fitnah misterius ini. Modusnya apa ya? Keren ceritanya.
Modusnya gk senang lihat orang lain senang.
Lanjuut Bun, Gak pake lama.
Siap Bu, hehehe... Semoga masih lancar jaya. Masih di bandung ini alias ban ngglundung, hehehe...
Keren bunda. Ditunggu kelanjutannya. Salam sukses selalu.
Siapa yaa yang berani begitu ... semakin asyik kisahnya. Lanjut, Bu. Salam sukses.
Wah semakin penasaran akan kisah peneror itu
Ada saja orang yang tega melihat rumah tangga orang lain tidak harmonis, kian keren ceritanya Bunda, salam sukses selalu
Keren sekalk bunda.Semakin seru ceritany
Terima kasih bu Resti.
Cerpen yang selalu kereen bunda. Sukses selalu
Hufth.. sukses membuat saya ikut jengkel Bu ... saya harap pelakunya segera ketahuan dalam waktu dekat biar kita hajar saja nanti.