Friendzone (9)
#harike390
--
Lima tahun sejak terakhir kali aku bertemu Beni, Andra, salah satu teman SMA yang sudah berteman di aplikasi pertemanan mengirimkan pesan pribadi. Dia meminta nomor yang kugunakan di aplikasi percakapan. Dia minta izin untuk memasukkanku ke grup alumni.
- Sebagai ajang silaturahmi aja, Li. Kalau kamu nggak suka dan nggak nyaman, nanti tinggal left aja.
Begitu pesan yang kuterima darinya. Kupikir tidak ada masalah. Suami juga tidak membatasiku untuk soal ini. Walaupun kami masih belum bisa tinggal bersama karena tugasnya, selama ini semua baik-baik saja. Dan begitulah, akhirnya aku bertemu kembali dengan kawan-kawan semasa SMA ku.
Ternyata grup ini seru juga. Selain grup SMA, ada juga grup SMP dan grup dengan teman-teman semasa kuliah. Tentu saja juga ada grup dengan rekan sekerja. Namun grup SMA ini terasa berbeda. Bukan karena ada Beni di sana, namun karena kawan-kawan ternyata tidak hanya ngobrol ngalor ngidul nggak penting.
Sewajarnya grup alumni, terkadang kami lupa jika usia kami sudah tidak muda lagi. Rasanya masih tetap di usia yang sama seperti pertama kali kami kenal dahulu. Ada obrolan kocak antar teman yang seru dan bikin ketawa-ketawa. Namun di lain pihak, di grup ini kami juga melakukan berbagai kegiatan amal baik yang online maupun offline. Di sini juga ada pelacakan alumni dimana ketika ada teman yang kurang beruntung, kami saling bantu. Mulai memberikan bantuan langsung, hingga memberikan bantuan lowongan pekerjaan. Seru dan bermanfaat.
Tak jarang aku tertawa-tawa sendiri membaca obrolan di grup. Ketika Mas Priyo pulang, dan aku masih tenggelam dalam keriuhan, dia akan kuberitahu penyebabnya sehingga dia bisa ikut tertawa-tawa. Aku sungguh beruntung memiliki suami yang pengertian dan tidak pencemburu. Dulu dia sempat memberi nasihat.
“Nggak apa-apa kalau hanya sekedar menjalin silaturahmi. Yang penting jangan lupa tugas utama. Dan yang paling penting lagi, jangan CLBK,” katanya setengah bercanda.
“Nggaklah, Mas. Waktu SMA aku nggak laku,” jawabku sambil tertawa.
Aku tidak berbohong. Cuma naksir satu orang saja dan orangnya menolakku. Mana bisa aku CLBK. Nggak ada yang bisa diajak begituan. Lagipula dengan suami seperti Mas Priyo, aku masih mau cari yang seperti apa lagi? Malu sama anak.
Meskipun obrolan di grup sering begitu seru, tak jarang ada juga yang tersinggung. Mungkin karena suasana hati yang kurang nyaman. Atau juga karena ada yang bercanda berlebihan. Hal itu terkadang memicu mereka untuk left. Namun tak lama setelah marahnya hilang, tak jarang mereka mau bergabung lagi. Bagaimana pun semua memang hanya sekedar bercanda.
Meskipun demikian candaan mereka memang terkadang terasa kejam. Saling bully yang sekali lagi masih dalam koridor bercanda masih sering terjadi. Banyak yang jadi ajang bullyan. Yang paling sering adalah yang masih jomblo. Dari sini aku baru tahu bahwa pada usia kami yang sudah masuk di awal tiga puluhan ini, Beni ternyata masih belum menikah. Duh, parah banget bullyan kawan-kawan. Herannya Beni tidak terlihat sakit hati. Dia malah ikut tertawa-tawa yang membuat para pembullynya semakin gembira.
Aku pernah menghubunginya secara pribadi. Bukan karena ada niat tertentu. Selama sempat bertemu lewat udara dan setahun kemarin sempat berjumpa langsung kala bukber sekaligus reunian, rasanya aku semakin legawa menerima keadaan ini. Kami kembali bisa bercakap dan berteman seperti dahulu, lebih seperti saudara. Kupikir Beni juga demikian. Namun melihatnya dibully begitu aku hanya merasa ikut tidak enak saja.
- Menikahlah, Ben.
+ (emotikon tertawa)
- Aku serius ini, Ben.
+ Aku juga serius. Kenapa? Kamu nggak tahan lihat aku dibully? Atau jangan-jangan kamu merasa bersalah? (emotikon tertawa)
- Jangan mulai, deh.
+ Tenang, ini bukan salahmu. Aku cuma menunggu calon yang kamu rekomendasikan. Calon yang kamu ikhlaskan untukku, hahaha
Jawaban macam apa itu? Menunggu calon yang kurekomendasikan bagaimana? Memangnya dia nggak bisa cari calon istri sendiri apa. Dasar. Bercandanya dia jadi nggak asyik kalau nyerempet-nyerempet begitu. Obrolan tidak kulanjutkan. Malas berdebat dengannya. Biasanya aku kalah dan membuatku semakin merasa bersalah.
--
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Bu, malas berdebat lebih baik ...ditunggu lanjutannya. Sehat dan semangat selalu
Daripada tumbuh lagi benih-benih yang dulu sempat dimatikan, hehehe...
Kalau keseringan ngobrol imbasnya bisa selingkuh. Hati-hati ya Laili. Cerita yang makin romantis. Salam literasi Bu Yuniar.
Aahhh, lagunya bikin galaauuuu. Berasa pengen punya doraemon hihihi....
Saya malah pengen Ice Bear yg lebih empuk, hehehe...
Ceritanya menarik dan seru banget Bunda
Semakin asyik nih. Sehat dan sukses selalu bu Cantik
Awas lho... Laili...Beni... Jangan bermain apiii....
Semoga aja nggak CLBK ya Bu. Keren dan salam sukses
Cerpennya keren banget Bu, ceritanya seru dan menarik sukses selalu untuk Ibu
Semakin seru nih Bun. Bagaimana kelanjutannya cerita Laili dan Beni ini? Sukses Bun.
Penasaran nih. Ditunggu lanjutannya bu. Barokallah
Selalu Keren mantap ceritanya. Bikin penasaran di ending.
Beni cinta mati sama Laili ni ya Bun, Keren,, Daku menunggu lanjutannya Bun, salam sukses
Apakah akhirnya menikah juga? Keren, Bun. Jadi semakin penasaran. Semoga sehat selalu dan semakin sukses.
Koq jadi saya yang deg-degan takut terjadi CLBK, kasihan suaminya yang baik dan penuh pengertian itu...Ha ha ha....Cerita yang keren membuat pembacanya deg-degan begini
Lanjutt. Mantao Bu Yuniar.
Duh perasaan bukan cerita kyk beneran hihi soalnya cerita ky gtu hampir dialami semua orang ya tapi sygnya suami saya pencemburu karena di kelas ada mantanku
Duh perasaan bukan cerita kyk beneran hihi soalnya cerita ky gtu hampir dialami semua orang ya tapi sygnya suami saya pencemburu karena di kelas ada mantanku
Duh perasaan bukan cerita kyk beneran hihi soalnya cerita ky gtu hampir dialami semua orang ya tapi sygnya suami saya pencemburu karena di kelas ada mantanku
Duh perasaan bukan cerita kyk beneran hihi soalnya cerita ky gtu hampir dialami semua orang ya tapi sygnya suami saya pencemburu karena di kelas ada mantanku
Keren Bu. Siapa yang dinanti Beni?
Kisah yang menarik bu...salam literasi..
Makin siiip ceritanya, Bu. Salam sukses.
Kisahnya asyik bunda
Terima kasih, Bu.
Mantap cerpennya Bu Yuniar. Selalu menghibur. Semiga sukses.
Bagus ceritanya, cerita beni selalu mengundang penasaran, salam sukses selalu
Cerita yg indah n menarik bundaLagunya kedukaan aku bangeeettt...keren pol..sukses sll nghih
Lagu2nya almarhum gk ada yg gk bagus, Bu. Semua keren.
Semakin penasaran dengan ceritanya keren bun salam sukses
Lanjut bun, cerpennya keren, sukses selalu bunda
Tuh kan... memang, lelaki seringkali memojokkan kita dg kata "aku menunggu cewek yg kamu rekomkan" atau "blm ada yg secocok hatiku padamu walaupun kamu tdk bersamaku"... Lah nanti ujung2nya laili akan saaaaaangat merasa hilang separuh hatinya krn rasa salah... wakaka.... ah, bu Yuniar bikin lemas saya deh....
Bahkan kadang ada suami yg diisengi istrinya ditawari nikah lagi jawabnya, ibu yg nyariin, ya, hahaha... Bisaan aja deh. Pengangsn dulu Bu Dewi klo lemas, hihihi...
Selalu bikin penasaran bun....bagus sekali ceritanya