#lombajuli2020

Dalam kondisi seperti sekarang ini dimana perkembangan Imu Pengetahuan dan Teknologi berjalan sangat cepat dan dinamis, tidak ada cara lain bagi kita untuk tetap bisa survive atau bertahan selain terus belajar. Tidak terkecuali guru. Guru sebagai agent of change dan agent of transferring of knowledge sudah selayaknya untuk terus bergerak dan belajar secara sustainable (berkelanjutan) agar tidak tertinggal. Sangat tidak elok jika kita mengajak anak didik kita untuk selalu belajar dan selalu menambah ilmu dan pengetahuan sementara kita sendiri sebagi guru terengah-engah mengejar ketertinggalan di tengah perkembangan zaman. Oleh karena itu, tindakan belajar bagi seorang guru adalah suatu kegiatan yang berlangsung sepanjang hayat atau biasa disebut life-long learning.

Sebagai seorang muslim, kita memiliki dasar dan keyakinan akan kewajiban kita untuk selalu belajar. Bukan hanya sebagai guru tetapi juga sebagai manusia, kita dituntut untuk harus selalu meningkatkan diri kita. Ada 3 hadis yang menjadi dasar pemikiran ini. Yang pertama berbunyi, “Bahwasannya menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap umat muslim” (HR. Ibnu Majah). Kewajiban berarti sesuatu yang harus kita laksanakan dan kita akan menjadi orang yang merugi jika tidak melaksanakannya. Yang kedua berbunyi, "Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim no. 1631). Apa janji yang paling menggiurkan kecuali jaminan keamanan setelah kematian? Sedangkan yang ketiga adalah, “Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat.” (HR. Muslim) Inilah yang menjadi dasar dari belajar sepanjang hayat. Seorang manusia dan terutama seorang guru harus terus belajar selama hayat dikandung badan.

Belajar yang dimaksud tentu bukan semata dalam ruang kelas. Lifelong Learning adalah upaya seseorang untuk terus belajar secara sukarela dan berkelanjutan yang bertujuan untuk pengembangan pribadi, meningkatkan daya saing dan kemampuan kerja. Lifelong Learning seharusnya menjadi usaha yang harus dilakukan dengan sadar dan kita menikmati setiap proses belajarnya

Lalu, bagaimana cara untuk memulai menjadi seorang Lifelong learner yang menyenangkan? Berikut ada beberapa tips yang dapat kita coba:

Ciptakan Tujuan Pembelajaran. Sebelum belajar, pastikan kita memiliki tujuan yang ingin dicapai dan tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan. Mulai dari Hal Kecil. Tidak perlu membebani diri kita dengan target-target yang memberatkan yang membuat proses belajar kita menjadi tidak menyenangkan. Mulai dengan hal-hal kecil yang lama-lama akan menjadi kebiasaan baik yang tidak kita sadari. Ubah Cara Belajar menjadi Lebih Menyenangkan. Kita dapat menentukan sendiri proses belajar yang menyenangkan. Misalnya memilih buku yang berkaitan dengan hal yang kita sukai untuk di baca, berdiskusi dengan kolega yang memiliki minat yang sama, aktif mengikuti forum online baik berupa seminar ataupun pendidikan dan pelatihan, melihat video edukasi atau mendengarkan podcast tentang peningkatan motivasi atau keterampilan. Kita juga bisa mengikuti kelas-kelas keterampilan baik secara online maupun offline. Dan yang terakhir, kita bahkan dapat belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain. Mulai saja. Hal-hal besar tidak akan terjadi jika tidak dimulai. Biasanya orang sering takut dengan bayangan sehingga tidak segera memulai untuk meningkatkan kompetensi diri.

Seorang guru yang menjadi long-life learner atau pembelajar sepanjang hidup, dia akan selalu memahami makna dari belajar. Dia akan menjadi partner yang menyenangkan bagi murid-muridnya karena dia akan selalu bisa mengerti psikologis seorang pembelajar. Meskipun perannya sebagai agent of change atau pun agent of transferring of knowledge, dia akan selalu menemukan cara yang asyik dan menyenangkan untuk menyampaikannya kepada anak didiknya.