Yuniar Widati

Guru Bahasa Inggris MTs Negeri 3 Magelang yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Perpustakaan. Sangat suka membaca dan masih terus belajar menulis. Cukup ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kemah Kenangan (4)

Kemah Kenangan (4)

#tantanganharike310

#tantangangurusiana

--

Desi membuka matanya perlahan. Dia terlihat bingung. Hitam bola matanya sudah kembali seperti semula. Dia melihat sekeliling dengan tatapan bertanya. Mungkin dia merasa tidak mengenali tempat ini. Juga heran karena banyak orang di sekelilingnya dan orang-orang yang terlihat ingin tahu yang mengintip dari jendela.

Ketika melihatku dia terlihat senang. Barangkali dia merasa ada orang yang dikenalinya. Aku tersenyum dan sedikit mencondongkan badanku ke bagian atas tubuhnya.

“Bu Yuni ini dimana?” Dia sudah memanggil namaku berarti ini Desi yang yang asli.

“Di rumah Pak RT, Nduk,” jawabku.

“Kok saya dibawa ke sini?” tanyanya kemudian.

“Kamu tadi pingsan, Nok. Dibawa ke sini sama Bu Guru,” kata Kyai Fadlan membantu menjawab.

Aku mengangguk mengiyakan. Barangkali dia lebih baik tidak tahu.

Desi sepertinya kurang puas dengan jawaban itu. Kemudian dia mencoba untuk bangkit. Akan tetapi dia langsung kembali terbaring karena tidak kuat mengangkat badannya sendiri. Sepertinya dia kehabisan tenaga.

“Eh, jangan bangun dulu. Kamu masih kecapekan,” kataku melarang.

Larene dawuhi istirahat riyin, Bu. Kula tilar, nggih?” kata Kyai Fadlan sambil bangkit dibantu penduduk yang mendampinginya.

Nggih, Pak. Matur suwun sanget,” jawabku sambil berdiri untuk menghormati beliau.

“Ibu di sini saja menemani putranya, Bu. Nanti yang lain biar panitia yang mengurus,” kata salah satu panitia yang dari tadi mendampingi di sini.

“Ya, Pak.”

Aku duduk kembali. Kali ini agak lebih dekat dengan kepalanya. Aku menyentuh keningnya yang terlihat berkeringat. Suhunya sudah terasa normal.

Tiba-tiba Desi menarik tanganku pelan. Dia terlihat ingin bicara tapi malu. Kudekatkan telingaku ke kepalanya.

“Saya haus, Bu. Boleh minta minum?” bisiknya yang kujawab anggukan cepat.

Aku berdiri meminta minum untuk Desi. Ternyata sudah disiapkan teh hangat. Anak itu kubantu untuk minum. Setelah itu dia kuminta berbaring kembali.

Beberapa saat kemudian, Pak Khamid masuk bersama Nur membawa tas milik Desi. Nur mendekati Desi dan mereka berdua mengobrol. Kehadiran Nur tampaknya semakin membuat Desi tenang. Nur cukup pintar untuk tidak membahas soal kesurupan pada Desi.

“Bu, habis ini Desi kuantar pulang saja biar istirahat di rumah. Sudah kumintakan izin pada panitia,” kata Pak Khamid.

“Oya, Pak. Sama siapa?”

“Ini sama Nur biar megangin di belakang kalau Desi masih belum kuat.”

“Kamu bisa nanti Nur?”

“Nggih, Bu,” jawab Nur.

Njenengan pulang saja nggak apa-apa, Bu. Ke sini lagi besok pagi nggak apa-apa. Ada Bu Siti sama Bu Munn nanti yang menemani anak-anak,” lanjut pak Khamid.

“Benar nggak apa-apa saya pulang?”

“Nggak apa-apa. Njenengan istirahat saja dulu.”

Aku tidak menjawab, hanya mengangguk saja. Sesungguhnya memang badanku sepertinya loyo sekali. Aku juga terasa ingin mandi. Mandi di rumah tentu lebih nyaman.

Setelah Desi terlihat kuat, kami segera pamit kepada pemilik rumah. Alhamdulillah panitia bertanggung jawab pada semua peristiwa yang dialami oleh peserta. Kulepas Pak Khamid dan Nur yang mengantar Desi pulang. Semoga dia bisa beristirahat di rumah untuk memulihkan kondisinya. Aku juga berharap tidak ada akibat sampingan pada diri Desi karena peristiwa yang dialaminya hari ini.

Begitu Desi diantar pulang aku bisa merasa tenang. Aku segera bersiap untuk pulang. Aku hanya ingin tidur.

--

TAMAT

//

Catatan:

Kisah ini benar-benar terjadi delapan belas tahun silam ketika saya masih menjadi guru wiyata bhakti MTs swasta di salah satu kecamatan di kabupaten Magelang. Nama-nama yang asli hanya saya dan Desi. Tokoh yang lain juga nyata, namun sungguh saya tidak ingat nama-namanya sehingga nama yang saya sajikan di sini adalah rekaan.

Saat ini Desi telah tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik dengan dua orang putra-putri yang sehat.

//

Glosarium:

Larene dawuhi istirahat riyin, Bu. Kula tilar, nggih = Anaknya disuruh istirahat dulu, Bu. Saya tinggal, ya

Nggih, Pak. Matur suwun sanget = Ya, Pak. Terima kasih banyak

Njenengan = anda (bahasa Jawa halus)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dengan kebersamaan semua masalah bisa diselesaikan ya Bu Yuniar. Cerpen penuh hikmah dan pembelajaran. Sehat dan sukses selalu. Salam literasi.

16 Jan
Balas

Betul sekali, Bu. Terima kasih apresiasinya. Salam sukses dan salam literasi kembali.

17 Jan

Wow keren... Akhirnya pun menarik...sukses selalu bu

17 Jan
Balas

Barakallah. Terima kasih, Bu. Salam sukses kembali.

17 Jan

Wah.. Keren ceritanya bumd....semoga Desi tdk kesurupan lagi ya bund. Aamiin

16 Jan
Balas

Aamiin... Mbotenlah, Bu, hehehe. Capek katanya.

17 Jan

Kok sudah tamat Bu hehee... Keren sudah 310 hari, kayaknya baru kemarin kita ketemu di LPMP ya ternyata Sdh lama

16 Jan
Balas

Wah, iya Bu Nimah. Sudah hampir setahun. Nggak terasa. Soalnya ketemu terus di udara

16 Jan

Kisah nyata nan menawan, saya juga punya kisah dalam pramuka sewaktu pembina pramuka. Sehat dan sukses selalu Bucantik

17 Jan
Balas

Ayo, Bu. Diceritain. Jadi penasaran saya. Salam sehat dan sukses kembali.

17 Jan

keren bun... pengalaman kita bisa jadi tulisan... sukses selalu bun...

17 Jan
Balas

Malah paling gampang nulisnya kalau buat saya, Bu.

17 Jan

Wow keren cerpennya Bu, sukses untuk Ibu

17 Jan
Balas

Terima kasih, Pak. Salam sukses kembali.

17 Jan

Alhamdulillah Desi sadar juga. Semoga sehat selalu Bunda Aamiin

17 Jan
Balas

Recoverynya waktu itu lumayan lama, Bu. Tetapi alhamdulillah sudah berlalu.

17 Jan

Keren dan menarik kisahnya yang ternyata diangkat dari kisah nyata juga... Ibu Yuni memang keren dan hebat... Sukses selalu buat ibu cantik... Salam literasi.

17 Jan
Balas

Barakallah. Terima kasih Bu Yessy.

17 Jan

Keren bunda sangat menginspirasi. Salam literasi dan sukses bunda.

17 Jan
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam sukses kembali.

17 Jan

Kegiatan perkemahan kebanyakan tak bisa lepas dari peristiwa kesurupan. Untung bisa ditangani dgn cepat dan tepat. Pasti ini pengalaman yg luar biasa ya Bu.

17 Jan
Balas

Betul sekali, Bu. Hampir selalu ada.

17 Jan

Pengalaman yang luar biasa. Menegangkan. Capek juga ya. Tidur adalah istirahat yang paling tepat. Keren.

16 Jan
Balas

Betul bu umi. Nggak membayangkan. Gk mau lagi, hahaha...

17 Jan

Keren dan menarik kisahnya yang ternyata diangkat dari kisah nyata juga... Ibu Yuni memang keren dan hebat... Sukses selalu buat ibu cantik... Salam santun

17 Jan
Balas

Betul Bu Trisna. Masih terkenang selalu pengalaman yg sangat berkesan.

17 Jan

wah, pantasan mengalir deras .. jadi benar adanya....keren bun..

17 Jan
Balas

Hehehe... Saya memang paling suka bercerita pengalaman pribadi.

17 Jan

Keren sekali Bu ceritanya...salam sukses selalu

17 Jan
Balas

Terima kasih, Bu. Salam sukses kembali.

17 Jan

Keren sekali Bu. Kisah yang sangat menarik.

16 Jan
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bunda Nelfita.

17 Jan

Pengalaman yang menarik, Bu. Salam sehat dan sukses selalu.

17 Jan
Balas

Terima kasih Bu Cicik. Salam sukses kembali.

17 Jan

Ceritanya keren Bund salam sukses

16 Jan
Balas

Terima kasih Bu Yayuk. Salam sukses kembali.

17 Jan

Bagus ceritanya Bunda, pengalaman yang mengesankan,, salam sukses

17 Jan
Balas

Masih selalu terkenang, Pak.

17 Jan

Masya Allah. Keren Bunda, cerpennya. Semoga Desi tidak kesurupan lagi. Salam sukses selalu buat Bunda.

17 Jan
Balas

Barakallah. Terima kasih Bunda. Salam sukses kembali.

17 Jan

Keren banget. Masih terekam semua yang terjadi

17 Jan
Balas

Soalnya berkesan banget, Pak, hehehe...

17 Jan

Barakallah. Aamiin. Sempet merinding. Kira-kira kenapa Desi. Cerita menarik bun. Sukses berkah

17 Jan
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam sukses kembali.

17 Jan

Keren kisah nyatanya Bu Yuni...Bu guru yang baik... bahasanya alami enak dibaca..Sukses selalu bunda,

17 Jan
Balas

Terima kasih Bun. Wah, jadi kege er an saya, Bu... Salam sukses kembali.

17 Jan

Cerita menarik.. Salam pramuka.. Sukses selalu

17 Jan
Balas

Salam. Sudah lama Bu. Sekatang sudah gk jd pembina lagi, hihihi...

17 Jan

Desi yang berkesan. Masa sulit sangat kemah. Alhamdulillah semua bisa terlampaui.

17 Jan
Balas

Alhamdulillah...

17 Jan

Desi yang berkesan. Masa sulit sangat kemah. Alhamdulillah semua bisa terlampaui.

17 Jan
Balas

Kisah yang menarik untuk dikenang bunda. Sukses slalu

17 Jan
Balas

Ceritanya mantab keren bu , semoga senantiasa sehat dan sukses selalu

17 Jan
Balas

Cerita yg menarik bu Yuniar...

17 Jan
Balas

Cerita yg menarik bu Yuniar...

17 Jan
Balas

Cerita yg menarik bu Yuniar...

17 Jan
Balas

Cerita yg menarik bu Yuniar...

17 Jan
Balas

Cerita yg menarik bu Yuniar...

17 Jan
Balas

Cerita yg menarik bu Yuniar...

17 Jan
Balas

Cerita yg menarik bu Yuniar...

17 Jan
Balas

Cerita yg menarik bu Yuniar...

17 Jan
Balas



search

New Post