Yuniar Widati

Guru Bahasa Inggris MTs Negeri 3 Magelang yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Perpustakaan. Sangat suka membaca dan masih terus belajar menulis. Cukup ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Lelaki Yang Dicemburui Suamiku (2)

Lelaki Yang Dicemburui Suamiku (2)

#tantanganharike329

#tantangangurusiana

--

Ternyata manusia memang hanya bisa merencanakan dan mengusahakan. Akan tetapi segala keputusan tetap di tangan Allah Yang Maha Tinggi. Sekuat apapun aku menghindari masalah, dia akan tetap mendekat juga jika Allah menghendakinya.

Benar barangkali lagu Trouble is a Friend itu. Dalam salah satu liriknya disebutkan bahwa masalah adalah sahabat dari cinta. Sejauh apapun kita melarikan diri, masalah akan menemukan kita. Kita hanya harus bisa menyikapinya dengan sebaik-baiknya.

Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Didikan ketat dari Ibuku, membuatku dan kedua saudaraku harus selalu saling menyayangi dan melindungi. Kalimat darah lebih kental dari air selalu menjadi salah satu pegangan dalam kehidupan kami. Itulah sebabnya, kami bertiga lebih banyak akurnya daripada tidaknya.

Keakraban kami tidak hanya sebatas pada kami bertiga saja. Bahkan dengan kawan-kawan kami pun terus berlanjut. Aku menganggap kawan-kawan Mbak Rita, seperti kakakku sendiri. Juga kawan-kawan Dik Ridwan adikku, aku juga menganggap dan memperlakukan mereka seperti adikku sendiri. Demikian juga sebaliknya. Kawan-kawan dan sahabatku adalah saudara bagi Mbak Rita dan Dik Ridwan juga.

Adik ragilku yang merupakan anak laki-laki satu-satunya itu dulu belajar di SMK. Dia memiliki empat kawan satu geng yang menjadi sahabat sangat akrab. Lima sekawan itu selalu sekelas semenjak kelas satu. Hingga kelas tiga dan lulus mereka mendaftar bersama-sama dan kemudian melanjutkan bekerja di salah satu bengkel mobil ternama. Dik Ridwan belum ingin melanjutkkan kuliah.

“Biar Mbak Rini selesai kuliah dulu, Bu. Saya bekerja dulu sambil mengumpulkan uang untuk kuliah dan membantu Ibu membiayai kuliah Mbak Rini juga,” katanya.

Walupun sambil kuliah aku sudah nyambi wiyata bhakti dan menjadi guru privat, peran Dik Ridwan dalam membantu membiayai kuliahku tidak sedikit. Sekecil apapun, aku selalu merasa berhutang budi padanya. Dia juga ikut bekerja membersamai kawan-kawannya yang memang tidak semua berasal dari keluarga berada.

Anak-anak itu walau terlihat selengek’an tetapi adalah anak-anak yang baik. Mereka kocak dan saling membantu satu sama lain. Bukan hanya sekali dua kali mereka menginap di rumah kami. Itulah sebabnya aku juga menjadi sangat akrab dengan Andi, Hamdan, Santo, dan Tio seperti adikku sendiri.

Semenjak proses lamaranku, lima sekawan itu sudah ikut repot membantu di rumah. Menyiapkan ini itu dan melayani tamu hingga menginap untuk menemani Dik Ridwan. Mas Endri sempat menanyaiku atas keberadaan mereka.

“Itu kawan-kawan kerja Dik Ridwan. Mereka sudah sahabatan sejak zaman di SMK. Kenapa? Ada yang kenal?” jawabku.

“Kayaknya aku kenal yang anaknya tinggi putih itu,” katanya.

“Hamdan, po? Coba aja tanyain.”

Mas Endri kemudian menyempatkan untuk mengobrol dengan mereka. Setelah cukup lama, dia bisa akrab juga dengan mereka. Kudengar mereka bercanda hingga tertawa terbahak bersama. Sungguh suatu kebetulan ketika ternyata diketahui bahwa Hamdan dulu adalah adik kelas Mas Endri ketika SMP. Mereka juga tetangga desa. Pantas saja Mas Endri bilang jika dia merasa kenal dengan Hamdan.

Hamdan memang terlihat menonjol diantara mereka berlima. Ibuku memanggilnya Brian karena wajah dan penampilannya mirip Brian McFadden, salah satu personil Westlife, boyband kesukaan Ibu yang populer di awal 2000an. Dia juga yang paling akrab dengan Dik Ridwan. Di mana ada Dik Ridwan di situ ada Hamdan. Tak heran dia juga yang paling akrab dengan keluarga kami.

“Mbok jangan terlalu akrab sama Hamdan, Dek,” kata Mas Endri padaku beberapa waktu sebelum pernikahan kami.

“Kenapa, to? Dia sudah kuanggap seperti adik sendiri, Mas,” jawabku.

“Oh,” jawabnya pendek.

Tetapi melihat mimik wajahnya aku tahu kalau hal itu barangkali memang mengusiknya. Aku hanya bisa mengiyakan permintaan itu agar Mas Endri lebih tenang. Toh apa yang kukatakan benar adanya. Dia adalah teman Dik Ridwan dan aku selalu memperlakukannya seperti adik. Tidak lebih.

Namun ternyata hal tersebut tidak berhenti hanya di situ saja. Sebulan setelah pernikahan, aku baru menyadari bahwa ada salah satu foto yang hilang dari album foto pernikahan kami. Lama kupikirkan foto apa yang hilang dan siapa yang mengambilnya. Setelah kuingat-ingat dan mengepaskan dengan foto di sekitarnya sepertinya foto yang hilang adalah fotoku yang masih memakai kebaya pengantin bersama lima sekawan, gengnya Dik Ridwan.

--

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah nyata ya? Enak dibaca

05 Feb
Balas

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

04 Feb
Balas

Terima kasih, Pak Dede. Salam literasi kembali.

04 Feb

Keren pisan mbak Yun.... ditunggu kisah selanjutnya.. Sukses selalu

05 Feb
Balas

Barangkali Hamdan yang mengambil fotonya. Mungkin dia suka namun sudah milik Mas Endri. Rasa cemburu itu datang tak terduga. Cerpen yang bikin penasaran. Keren sekali. Ditunggu kelanjutannya Bu Yuniar. Sehat dan sukses selalu. Salam literasi.

04 Feb
Balas

Uhuy, ada yang cemburu tuuhh... Jadi ikut deg-degan hihi...

05 Feb
Balas

Cerita kehidupan yang berliku.Lanjutkan dengan karya berikutnya agar terwujud buku tunggal kumpulan cerita pendek. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS.

04 Feb
Balas

keren, ditunggu lanjutannya... sukses selalu

05 Feb
Balas

Hmmmm.... Ada yang cemburu ya Bu, hehehe. Lanjut Bu dan salam sukses

05 Feb
Balas

Keren banget, bikin penasaran dengan kelanjutan ceritanya, ditunggu cerita berikutnya

05 Feb
Balas

Keren sekali. Ditunggu kelanjutannya Bu. Sehat dan sukses selalu Bu.

04 Feb
Balas

Hehe... Awas jangan main saklar bakal kesetrum nanti. Lanjut, Bu

04 Feb
Balas

Aslinya memang gk ada apa-apa, Pak. Cuma cemburu aja lihat kok akrab gitu, hehehe...

04 Feb

Wah kemana itu foto nya? Ceritanya mantap Bu. Salam sehat selalu

05 Feb
Balas

Dari judulnya saja sudah menarik dan membuat penasaran untuk dibaca. Ibu memang hebat. Sukses selalu dan salam literasi.

05 Feb
Balas

Keren ceritanya Bu..seperti kisah nyata.Salam sukses selalu

05 Feb
Balas

Kenangan kebaya yang kompak ya bun penasaran juga nih

04 Feb
Balas

Bisa jadi, hehehe...

04 Feb

Mulai ada yg mengusik nih...lanjut, Bu Juni. Salam sukses.

05 Feb
Balas

Kenangan kebaya yang kompak ya bun penasaran juga nih...keren bunda

04 Feb
Balas

enak banget diksinya...selaluu...lanjut bundaa.....

04 Feb
Balas

Keren habis, didikan yang ketat membawa berkat!

04 Feb
Balas

Aku terlambat ini mbak. Baru mengerjakan koreksian. Dilanjut mbak. Ada foto hilang ada yang mencuri itu

06 Feb
Balas

Cerpennya selalu mantap bunda. Sehat dan sukses slalu

05 Feb
Balas



search

New Post