#tantanganharike280

#tantangangurusiana

--

Sudah dua bulan ini WFH dan WFO kembali dilaksanakan di madrasah saya. Kabupaten kami termasuk zona oranye cenderung merah. Kecamatan tempat madrasah kami berada juga zona oranye. Oleh karena itu, aturan new normal sangat ketat dilaksanakan. Kami masuk bergantian 50% dari jumlah keseluruhan.

Hari Senin yang lalu saya mendapat jatah WFH. Kebetulan hari itu hujan turun deras. Selasa pagi ketika jatah saya WFO saya berangkat pagi seperti biasa. Ketika hampir sampai di wilayah rawan longsor, saya melihat jalan raya kotor dengan lumpur. Aduh, apakah di sana longsor lagi? Ya Allah, ternyata benar. Saya melihat ada sak dapuran tanah teronggok manis di pinggir jalan. Yang di jalan sudah dibersihkan. Meskipun demikian tetap harus hati-hati karena terlihat licin. Saya mengemudi si merah pelan-pelan saja.

Pulangnya, menjelang daerah longsoran terlihat ada antrian kendaraan roda empat yang cukup panjang. Ternyata onggokan tanah tadi sedang dibersihkan dengan bighoe. Ada truk pengangkut yang berhenti di tengah jalan. Jadi kami harus menunggu hingga truk penuh dan pergi baru bisa berjalan lagi. Bergantian dengan yang dari arah sebaliknya. Lima belas menit kemudian, baru dipersilakan berjalan. Kami mengendarai kendaraan pelan-pelan. Jendela saya buka lebar antisipasi aba-aba dari luar. Ketika bertemu dengan kendaraan dari arah lain yang menunggu giliran, terdengar ada yang nyeletuk. “Widih, sopirnya cewek.” Setelah agak jauh saya baru berani tertawa. Sudah Mbokdhe-mbokdhe begini dibilang cewek gara-gara pakai masker.