Yuniar Widati

Guru Bahasa Inggris MTs Negeri 3 Magelang yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Perpustakaan. Sangat suka membaca dan masih terus belajar menulis. Cukup ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengusik Rasa (2)

Mengusik Rasa (2)

#tantanganharike358

#tantangangurusiana

--

Sekar merasa beruntung dia menemui bulan Ramadhan di tri semester ketiga kehamilannya. Tidak banyak saat seorang wanita dewasa bisa menuntaskan puasa sebulan penuh. Tidak mengalami menstruasi dan kondisi fisik yang lebih kuat tentu saja puasanya tahun ini lancar jaya. Dia juga bisa menemani Dandi, si sulung yang baru berusia enam tahun, untuk puasa penuh.

Tiga hari menjelang Idul Fitri kantor sudah mulai tutup. Hiruk pikuk pekerjaan digantikan oleh suka cita persiapan hari raya. Dandi tentu saja merasa gembira menanti saat-saat dia bisa menyelesaikan ujian puasa sebulan penuhnya. Sekar dan Syarif merasa gembira melihat ketekunan anak kecil itu. Mbak Sih, asisten rumah tangga yang biasa membantu Sekar di rumah juga sudah mulai libur. Semua urusan rumah tangga diselesaikan sekuatnya oleh Sekar dibantu Syarif termasuk memasak untuk sahur dan berbuka.

Sore itu waktu berbuka puasa tinggal setengah jam lagi. Semua persiapan berbuka sudah disiapkan oleh Sekar. Dandi masih bermain bersama kawan-kawannya menunggu saat berbuka. Tiba-tiba ada sepeda motor yang berhenti di depan rumah mereka menjelang Maghrib itu. Saat-saat seperti itu Sekar seseungguhnya tidak suka menerima tamu. Maghrib adalah saat beribadah dan beristirahat. Kehadiran tamu sering mengganggu saat-saat penting dalam keluarga itu.

“Maaf, Buk. Saya mau ketemu, Bapak,” kata tamu yang datang itu.

Tamu itu ternyata adalah Selly bersama seorang kawannya. Penampilan mereka berdua terlihat modis cenderung genit. Walau tidak terlalu suka, Sekar membiarkan mereka masuk sambil berharap mereka hanya bertamu sebentar saja. Maghrib akan segera tiba.

Setelah mempersilakan mereka duduk, Sekar memanggil suaminya. Syarif terlihat agak heran, tapi dia bergegas menemui tamunya. Sekar tak berniat menemui karyawan mereka itu. Dia juga tak ingin menguping. Namun rumah mereka memang tidak terlalu besar sehingga apa yang terjadi di ruang tamu masih terdengar dari ruang tengah. Tak jelas apa yang mereka bicarakan. Hanya terdengar suara dua wanita itu itu sesekali cekikikan. Sekar menghela nafas panjang.

Beberapa saat kemudian Syarif masuk ke ruang tengah. Dia mencari Sekar yang sedang membaca sambil menonton televisi. Syarif lalu duduk di sebelah istrinya itu.

“Bu, Selly mau pinjam salah satu sepeda motor, boleh?” tanya Syarif pelan.

“Kan, mereka sudah bawa sepeda motor sendiri,” balas Sekar dalam volume pelan juga.

“Itu sepeda motor temannya yang antar itu.”

Sekar menghela nafas panjang kembali. Menolong orang boleh saja. Namun Sekar masih merasa permintaan Selly terlalu berlebihan. Jauh-jauh dia datang di saat libur seperti ini hanya untuk meminjam sepeda motor rasanya, kok, kurang pas.

Meskipun merasa aneh dengan hal tersebut, Sekar akhirnya menganggukkan kepalanya. Sebenarnya dia mengizinkan hal itu juga karena dia berharap agar Selly segera pulang.

“Alhamdulillah, Maghrib. Ibu ….” Terdengar teriakan Dandi.

Bocah itu masuk ke rumah sambil berteriak kegirangan. Namun teriakannya segera terhenti ketika melihat ada tamu. Dia segera berhenti dan salim pada tamunya itu lantas melanjutkan mencari ibunya.

Sambil tersenyum Sekar menyambut anaknya itu. Lalu dia segera mengajak Dandi dan suaminya membatalkan puasanya.

“Minum kolak dulu aja, ya, Nak. Lalu kamu segera ke masjid. Makannya nanti sepulang dari masjid. Lagi ada tamu,” kata Sekar.

“Siap. Bos,” jawab Dandi sambil menghormat yang membuat Ibu dan Ayahnya tersenyum.

“Dibuatin minum, nggak, Yah?” tanya Sekar pada suaminya.

“Nggak apa-apa buat batalin puasa,” jawab Syarif.

Syarif kembali menemui tamunya. Sekar juga segera menyiapkan minum untuk mereka. Paling tidak mereka biar membatalkan puasanya.

“Diminum dulu, Mbak. Buat batalin puasanya.”

“Wah, Ibu kok jadi repot. Nggak usah nggak apa-apa, Bu. Kita nggak puasa, kok,” jawab Selly tanpa dosa yang membuat Sekar menyesal membuatkan minum.

Sekar hanya tersenyum saja. Dia lalu segera masuk untuk salat Maghrib. Selesai salat dan mengaji satu halaman, Selly masih terdengar belum pamit. Sekar semakin kurang suka. Apalagi Syarif terpaksa harus menemani mereka dan tidak salat di masjid.

Akhirnya Sekar sudah tidak tahan lagi. Dandi yang sudah pulang dari tadi juga belum mau makan karena ayah dan ibunya belum makan. Walaupun bocah itu tidak mengatakan apa-apa, Sekar tahu jika Dandi sesungguhnya sudah lapar.

“Salat dulu, Yah. Keburu habis waktunya.” Sekar berteriak dari ruang tengah.

Mendengar Sekar berteriak, Syarif tahu jika Sekar sebenarnya agak marah. Namun Selly dan temannya sepertinya kurang peka. Mereka masih terus saja bercerita. Akhirnya, Syarif terpaksa memotong pembicaraan dan menyuruh mereka pulang.

--

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren pisan mbak Yun.. Jadi pengen ngelempar pake sendal tuh tamunya... hehe.. Ngeselin,,, Sukses selalu

06 Mar
Balas

Pakai sendal kayu alias theklek, hahaha... Salam sukses kembal Pak.

06 Mar

Memang begitu tabiat penggoda. Tuli telinga dan tuli hati. Terlalu tidak peka si Selly. Cerpen penuh hikmah dan pembelajaran. Selalu mantap dan keren ceritanya. Sukses selalu Bu Yuniar. Salam literasi.

05 Mar
Balas

Betul sekali, Bu. Ngeselin sejak awal. Salam sukses kembali Bu Zulfa.

05 Mar

Suami jg harusnya lebih tegas. Sikap kasihan atau tidak enak yang akhirnya bikin para penggoda merasa diberi hati. Kebablasan deh hehe...

05 Mar
Balas

Begitulah mungkin salah satu kelemahan Bapak2, Bu, hehehe...

05 Mar

Menarik Bu, pengen tahu lanjutannya

07 Mar
Balas

Syarif yang bijaksana. Keren bu. Sehat dan sukses selalu

06 Mar
Balas

Terima kasih Bunda. Salam sehat dan sukses kembali.

06 Mar

Syarif yang bijaksana. Keren bu. Sehat dan sukses selalu

06 Mar
Balas

Syarif yang bijaksana. Keren bu. Sehat dan sukses selalu

06 Mar
Balas

tidak tahu diri juga itu tamu, masak mau buka puasa bertamu tidak biasanya... keren bu yuni salam sukses selalu

06 Mar
Balas

Soalnya dia gk puasa. Kurang ajar memang.

06 Mar

Keren Bu, ditunggu kelanjutannya. Sukses selalu

06 Mar
Balas

Siap lanjutkan Bu. Sdlam sukses kembali.

06 Mar

Cerpennya keren Bu, sukses selalu untuk Ibu

06 Mar
Balas

Terima kasih Pak. Salam sukses kembali.

06 Mar

Cerpen yang keren bunda

05 Mar
Balas

Terima kasih, Bu.

05 Mar

Cerpen yang menarik, penuh pembelajaran. Keren Bu. Sukses selalu.

05 Mar
Balas

Barakallah Bu Yessy. Salam sukses kembali.

05 Mar

Keren bund, dtunggu sambungannya salam literasi dan sukses selalu aamiin

06 Mar
Balas

Lanjuuut dong mbak

06 Mar
Balas

Hahaha... Tumben mau baca cerita panjangku, jeng.

06 Mar

Tamu kurang sopan ya, tidak peka dengan keadaan. He he he terbawa cerita. Habisnya keren ceritanya mantap Bu

06 Mar
Balas

tidak tahu diri tamu itu..

13 Mar
Balas

Keren banget cerpennya bu. Sukses selalu dan salan literasi.

06 Mar
Balas

Siap Pak Rusman.

06 Mar

Semakin hati-hati saja Sekar. Sekarang pinjam motor. Besok pinjam apa lagi ya...

06 Mar
Balas

Merentek-merentek mangkih, Bu, hahaha...

06 Mar

Mantap Bu. Selly benar-benar tidak tahu aturan ya. Salam sukses.

06 Mar
Balas

Kisahnya menarik, Bu Juni. Itu tamu kok ya ga tahu diri ... katanya sebentar ... Lanjutt, Bu. Salam sukses.

06 Mar
Balas

Cerita yang menarik, ada pesan kuat yang disampaikan

05 Mar
Balas

Terima kasih apresiasinya Pak Cahyo.

05 Mar

Cerita yang menarik, ada pesan kuat untuk pembelajaran yang disampaikan, sehat n sukses sll nggih bunda

05 Mar
Balas

Barakallah Bu Titik. Terima kasih banyak.

06 Mar

Ma sya Allah menarik ceritanya Bu. sukaaa..

05 Mar
Balas

Barakallah Bu Rita. Terima kasih apresiasinya.

05 Mar

Aku berpihak pada Sekar dan Dandi. Ceritanya.ikut bikin jengkel mbak. Mengapa tamu menjelang magrib. Waktu sholat kok juga ditinggal ngobrol terus.Lanjut mbak Yun.

06 Mar
Balas

Iyes. Wah, gawat nih kalau pembaca ikutan jengkel, hahaha... Siap lanjutkan.

07 Mar



search

New Post