#tantanganharike285

#tantangangurusiana

--

Kenangan saya tentang Ibu adalah beliau orang yang sangat rajin, rapih dan perfeksionis soal kebersihan. Tidak heran karena beliau lulusan Akademi Kewanitaan (dulu namanya AAK, entah sekarang menjadi apa). Sekolah menengah beliau dulu juga SKKA (Sekarang SMKK) Pius X Magelang. Guru-gurunya orang Belanda yang mengajar dengan disiplin tinggi. Setiap melihat album foto zaman dulu yang masih hitam-putih (dan berkualitas bagus), banyak cerita yang almarhum sampaikan tentang masa-masa sekolah dulu.

Sayang sekali saya dan adik laki-laki saya nyaris tidak menuruni sifat beliau yang satu ini. Kakak saya yang hampir 80% menuruninya. Kakak cantik saya itu dari segi wajah dan penampilan juga sangat mirip beliau. Rajin, rapih, dan perfeksionisnya soal kebersiham juga njiplek almarhum. Dulu setelah saya menikah dan kebiasaan jelek saya (santai dan pemalas) mulai kelihatan, setiap Ibu rawuh dan menginap di rumah saya, kegiatannya hanya bersih-bersih sambil berceramah. Saya walau sambil bersungut-sungut ya tetap mbantuin sambil diketawain suami saya. Sekarang yang begitu kakak saya. Kalau dia datang, saya siap-siap mberes-beresin apa-apa. Akan tetapi tetap saja dia menemukan celah untuk mengomentari bagian yang masih kotor dan berantakan. Meskipun demikian, santai dan pemalasnya saya masih belum berubah juga hingga saat ini.

Beberapa bulan setelah Ibu meninggal (Ibu menghadap yang Maha Kuasa pada tanggal 23 Desember 2009), ada salah satu mimpi yang membuat saya menangis dan langsung bekerja malam-malam. Sebenarnya banyak sekali mimpu saya bertemu almarhum setelah beliau meninggal. Akan tetapi biasanya beliau hanya terlihat diam dan tersenyum. Tetapi mimpi pada hari itu istimewa. Sudah beberapa hari karena kesibukan saya, saya belum sempat menyeterika baju. Tumpukan baju bersih sampai segunung. Malamnya saya bermimpi. Saya melihat almarhum sedang melipat baju-baju dari tumpukan itu sambil berkata, “Mbok kalau nggak sempat setrika itu dilipat, gitu lho. Biar rapi nggak berantakan kayak gini.” Saya langsung terbangun dan tidak bisa menahan air mata. Malam itu juga saya langsung membereskan tumpukan baju itu.