Yuniar Widati

Guru Bahasa Inggris MTs Negeri 3 Magelang yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Perpustakaan. Sangat suka membaca dan masih terus belajar menulis. Cukup ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pelajaran MAFIA
Tumpukan buku yang melihatnya saja sudah bikin pusing

Pelajaran MAFIA

#tantanganharike88

#TantanganGurusiana

Terinspirasi oleh Bu Nurani Ike Budiatmawati dan Pak Mahfud Aly yang bercerita tentang pengalaman di pelajaran Kimia, saya juga jadi ingat permusuhan saya dengan mata pelajaran MAFIA, yaitu Matematika, Fisika, dan Kimia.

Sejak kelas satu SMA, alhamdulillah SMA saya termasuk SMA langganan peringkat tiga besar nasional, saya sudah tahu kalau passion dan bakat saya ada di level manajemen (haiyah…) alias IPS, bukan di pelaksana, hihihi… Mohon maaf, itu hiburan tersendiri bagi anak IPS. Pelajaran Sejarah, Ekonomi, Akuntasi, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Tata Negara saya libas bagai mobil formula satu meluncur di jalan tol. Tapi jangan tanya untuk pelajaran Mafia. Nilai saya tidak pernah lebih dari angka enam, itupun mungkin hasil contekan pekerjaan teman. Biologi, masih agak mendinganlah. Bu Gurunya cantik dan baik hati. Gayanya juga gaul untuk ukuran tahun 90an. Idola banget pokoknya.

Paling parah pelajaran Fisika. Di kelas satu Pak Guru fisika sampai dijuluki ‘alien’. Bukan apa-apa, saya tidak nyambung saja diajar oleh beliau. Kalau mengajar seperti berbicara dengan orang dari jarak sekian tahun cahaya. Bahkan saya sampai lupa beliau menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Planet Namec saking tidak mudengnya. Padahal mungkin saya saja sebenarnya yang loadingnya lama.

Kelas dua lebih parah lagi. Pak Guru yang masih bujang dan bergaya flamboyant itu tidak bakalan memperhatikan saya yang sangat jauh dari kata enak dilihat. Perhatian beliau ada pada teman-teman saya yang bening-bening. Bahkan saya minta izin ke belakang saja, entah mendengar atau tidak beliau kata-kata saya. Jadilah pelajaran Fisika adalah pelajaran yang saya sama sekali tidak berminat untuk belajar. Target nilai favorit saya, cukup enam saja.

Pelajaran Matematika kelas satu dan dua cukup membuat saya illfill untuk masuk sekolah. Rasanya kepengen bolos saja. Entah mengapa saya sama sekali tidak mudeng. Setiap kali ada PR saya akan berangkat pagi ke sekolah untuk menyontek jawaban milik teman kelas tetangga yang biasanya lebih dahulu mendapat materi yang sama. Pokoknya, asal mengerjakan saja.

Pelajaran Kimia saya hanya suka bagian hafalan. Tetapi tentang tabel periodic, lengkap dengan nama-nama unsur dan hitungan-hitungan, saya lambaikan bendera putih saja. Pasrah dengan nilai tiga di kertas ulangan saya. Akibatnya, saya mendapat nilai dengan warna merah menyala di raport Semester pertama kelas dua saya untuk tiga mata pelajaran MAFIA. Kata Wali Kelas saya, saya mengukir sejarah baru di SMA ini, prok prok prok…

Kelas tiga SMA rasanya lega sekali tidak bertemu ketiga pelajaran itu. Nilai 100 sering saya dapatkan di pelajaran pokok IPS yang membuat saya cukup dihafali oleh guru pengampu. Saya menghibur diri bahwa saya sebenarnya tidak bodoh-bodoh amat. Cuma memang tidak bakat saja.

Dari pengalaman itu, sebagai guru saat ini saya menyadari bahwa benar sebenarnya tidak ada murid yang tidak pintar. Hanya tidak bakat saja. Juga karena minat yang berbenda. Tapi sebenarnya jika kita mau dan bekerja keras, MAFIA bukan momok yang harus ditakuti. Buktinya di kelas tiga SMA saya mendapat pelajaran Matematika di semester kedua karena ternyata di Ujian Nasional (waktu itu namanya EBTANAS) ada soal Matematika, saya bisa mengikuti pelajaran tersebut. Padahal guru yang mengajar adalah guru yang sama dengan guru kelas satu dahulu. Bahkan saya termasuk langganan di dawuhi mengerjakan di papan tulis ketika teman-teman yang lain tidak berani maju.

Kalau ada siswa yang ternyata tidak bisa di semua pelajaran, lantas bagaimana? Kata guru BK, dia memiliki kecerdasan di luar kecerdasan akademik. Kalau kata saya, dia kurang bekerja keras saja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Biologi, masih agak mendinganlah. Bu Gurunya cantik dan baik hati. Guru Biologi memang umumnya baik hati bu Yuni.. *kibas jilbab

09 Jun
Balas

Iya, dong. Kayak bu mirda :-) Terima kasih bu...

11 Jun

Belum ketemu bakatnya hehehe....Keren bu

08 Jun
Balas

Ketemu bu nikmah jadi tahu bakatnya...

08 Jun

Waduhh ... saya banget bu. paling takut yang namanya MAFIA.. akirnya mencari aman untuk tidak belajar itu.. mantap bu.. lanjutkan

08 Jun
Balas

Asyik, banyak temennya, hihihi...

08 Jun

Bisa saja singkatannya, MAFIA, he.he..

08 Jun
Balas

Populer banget itu dulu, bu, hihihi...

08 Jun

Kreatif.. Mafia sy pikir org jahat. Hehehe

08 Jun
Balas

Akronim ternyata. Tp jahat juga, bikin ilfill alias ilang feeling...

08 Jun

Mantap buk

08 Jun
Balas

Terima kasih, bu...

08 Jun

MAFIA keren

08 Jun
Balas

Banget, bu. Cuma saya nggak bisa, hahaha...

08 Jun

Keren Bu. Mafia, momok anak -anak gaul .. he he he. Yang sebenarnya males aja seperti saya.

09 Jun
Balas

Mafia beneran jadinya, hahaha...

09 Jun

MAFIA, akronimnya, keren Bunda!

09 Jun
Balas

Wah, itu bahasa gaul anak 90an bu...

09 Jun

Bakat masih terpendam... hehehehe...salam

08 Jun
Balas

Betul bu. Terima kasih sudah singgah. Salam literasi

08 Jun

Aku paling nggak suka fisika

08 Jun
Balas

Sekarang ngajar apa, Bu? Saya sukanya kalau membahas Tata Surya aja, tanpa rumus-rumus tapi, hihihi...

08 Jun

Mantap tulisan bu. semoga sukses

08 Jun
Balas

Aamiin... Terima kasih, Pak...

08 Jun



search

New Post