Tegar (11)
#tantanganharike297
#tantangangurusiana
--
Elia harus berangkat lebih pagi. Tugas mengantar sekolah Hafshah yg sudah kelas 1 SD sudah menjadi rutinitasnya setiap hari. Jika tidak berangkat lebih awal, bisa-bisa dia terlambat mengajar. Pulang sekolah, biasanya Ibu yang menjemput.
"Mamah ni nggak beres-beres berdandannya. Nanti terlambat, aku lagi yang disalahin." Hafshah menggerutu dengan tampang lucu.
Elia tergelak gemas. Dicubitnya pipi chubby Hafshah pelan. Bergegas dia menyambar kunci sepeda motornya. Setelah mencium tangan Ibu, Elia mengeluarkan sepeda motor kesayangannya dan menyalakan mesinnya.
Helm little pony berwarna pink yang imut sudah dikenakan oleh Hafshah. Tak lupa jaket, masker dan sarung tangan mungil melengkapi pakaian gadis cilik itu. Pagi-pagi seperti ini, tentu masih dingin. Itulah sebabnya Elia selalu ribut memastikan perlengkapan bermotor untuk putri kecilnya.
Tak lama sepeda motor itu sudah membelah jalanan kota. Berangkat lebih pagi artinya keuntungan ganda. Selain aman dari risiko terlambat, jalanan juga kebih lengang. Hal itu berarti lebih aman dan tidak terkena macet. Sepuluh menit saja jika perjalanan lancar, mereka sudah sampai di sekolah Hafshah.
Elia ikut turun membantu Hafshah membawa tas dan semua perlengkapan sekolahnya. Anak SD zaman sekarang, buku-bukunya sudah tebal-tebal. Belum lagi helm, jaket, mukena, dan bekal yang membuat bawaan Hafshah semakin melimpah.
Setelah memastikan Hafshah masuk di kelasnya, Elia bergegas kembali ke parkiran. Sepagi ini baru beberapa siswa yang datang. Sekolah masih nampak sepi. Ketika hendak mengambil minum di bagasi, Elia melihat bekal Hafshah ternyata masih ada di sana. Aduh, dia lupa mengambilnya tadi.
Sedikit terburu-buru Elia mengantar bekal kembali ke kelas Hafshah. Ritual cium tangan, memeluk, dan melambai diulang kembali. Tentu saja menambah waktu untuk Elia. Setengah berlari dia kembali di parkiran.
Karena terburu-buru, tak sadar Elia menabrak seseorang. Sedikit terhuyung Elia akibat menabrak sosok gagah itu.
"Aduh, maaf, Bu," kata orang itu.
"Tidak apa-apa, Pak. Saya yang salah," balas Elia.
"Eh, Elia, kan?" kata orang itu tiba-tiba.
Refleks Elia memandang orang itu. Elia merasa terkejut karena ada orang yang mengenalinya mengingat dia tidak pernah bergaul akrab dengan wali siswa lain di sekolah Hafshah. Selama ini Ibu yang lebih sering mengikuti berbagai kegiatan di sana.
--
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren pisan buk Yun. Jadi penasaran dengan Bapak2 yang tabrakan dengan Buk Elia. Sukses selalu
O o siapa dia, hehehe... Terima kasih apresiasinya Pak.
Asiik.. kayaknya ada romansa lain ni hehe...
Hihihi... Sepertinya begitu...
Keren ceritanya... Lanjut bu... Sukses selalu
Siap Bu, hehehe... Salam sukses kembali.
Siapa ya si gagah itu?. Sehat dan sukses selalu bucantik
Kasih tahu nggak, ya, hehehe...
lanjut bu... salam sukses selalu
Insyaallah lanjut terus...
Cerpennya keren dan semakin keren, sukses untuk Ibu
Barakallah. Terima kasih apresiasinya, Pak. Salam sukses kembali.
Keren ceritanya Bu
Terima kasih atas kehadiran dan apresiasinya...
Nah, siapa dia? Ditunggu kelanjutannya Bunda.
Someone special kayaknya, Bu, hehehe...
Ehm, siapa pak tentara itu ya? Ditunggu kelanjutannya Bu.
Lah, komentarnya masuk di sini padahal mengomentari cerita kelanjutannya. Hehehe, aneh
Keren Bu.... ceritanya sukses selalu salam literasi...
Terima kasih apresiasinya, Bu. Salam sukses kembali...
Keren bu ceritanya..salam sukses selalu
Barakallah, Bu. Salam sukses kembali.
Semakin asyik ceritanya bunda. Ditunggu kelanjutannya. Salam sukses selalu.
Terima kasih apresiasinya Bunda. Salam sukses kembali.
Ah ... siapa yaaa....penasaran... Salam sukses, Bu.
Hihihi... Pokoknya spesial, Bu. Salsm sukses kembali.
Ceritanya memang dibuat penasaran.mantap mbak Yuli. Semangat.
Aslinya karena belum nemu ide untuk sosok yg dimaksud, hahaha... Terima kasih Bu.