Tegar (16)
#tantanganharike302
#tantangangursiana
--
- Tidak apa-apa jika kamu masih butuh waktu.
+ Maaf.
- Justru aku yang minta maaf. Ibu benar. Aku yang salah.
Jemari Elia terhenti seolah tidak bisa menjawab lagi pesan tersebut. Setelah pembicaraan dengan Ibu, dia ragu menghubungi Setyo untuk menceritakan pendapat Ibu tersebut. Tiga hari kemudian akhirnya dia baru memiliki keberanian untuk menceritakannya. Meskipun demikian dia sedikit lega karena Setyo ternyata begitu tenang menanggapinya.
- Hei, tenang saja. Kita bisa menunggu.
Setyo membalas lagi pesannya setelah lima menit Elia terlihat mengetik tetapi tidak kunjung ada jawaban terlihat. Setyo mengerti jika Ibu Elia sedikit meragukannya. Dahulu memang dia telah melakukan kesalahan itu, membuat Elia bersedih yang tentu saja Ibu Elia pasti ikut bersedih. Terlebih ketika dia mendengar kisah pernikahan Elia dengan Faiz yang berakhir dengan begitu menyakitkan, sangat bisa dipahami jika Ibu Elia lebih berhati-hati.
+ Bagaimana jika menunggunya itu ternyata lama.
- Jangan bilang begitu.
+ Atau kita menyerah saja? Aku menyerah saja maksudnya.
- Maksudmu?
+ Ya gitu. Aku mundur saja.
Agak lama Setyo membalas pesan terakhir Elia Itu. Elia sedikit menyesal dengan apa yang barusan ditulisnya. Akan tetapi Elia memang merasa tidak enak. Untuk apa menunggu jika ternyata Ibu tak juga memberikan restu. Elia merasa kasihan pada Setyo.
- Kamu bukan seperti Elia yang kukenal jika begitu mudah menyerah.
Jawaban Setyo terlihat begitu menenangkan. Akan tetapi Elia masih saja merasa tidak enak.
- Sudahlah. Jangan terlalu dipikirkan. Kita banyakin berdoa saja.
- Insyaallah selalu ada jalan.
- Yakin, ya? Aku sudah hampir empat tahun merawat anak-anak tanpa Ibu. Tak masalah jika harus ditambah beberapa waktu lagi.
Elia tertegun membaca kalimat beruntun dari Setyo. Benar apa katanya. Yakin saja jika Allah pasti akan memberikan yang terbaik.
+ Ya. Aku setuju.
Hanya itu jawaban yang bisa diberikan Elia. Akan tetapi paling tidak dia bisa merasa tenang. Setelah menutup percakapan itu dia bisa tertidur sedikit nyenyak.
Dua pekan berlalu seperti biasa. Elia tidak membahas lagi masalah tersebut. Ibu juga tidak menanyakannya. Emma sesekali menghubunginya dan bertanya perkembangan selanjutnya. Elia hanya menjawab seperlunya saja.
Percakapan dengan Setyo beberapa waktu yang lalu melalui aplikasi percakapan, Elia dan Setyo memang jarang bertemu langsung untuk menjaga diri dari fitnah, memang membuat Elia merasa tenang. Dia berusaha untuk menerima dan mengikhlaskan apa pun yang terjadi. Dia hanya menjalaninya saja. Di sela-sela doanya diselipkan harapan yang terbaik untuk kehidupannya. Jika mereka memang berjodoh, Allah pasti membuka pintu kemudahan.
Ibu juga tidak menutup mata melihat apa yang harus dihadapi oleh Elia. Ibu sangat menyayangi kedua putrinya dan selalu mengharap yang terbaik untuk mereka. Beliau sudah cukup merasa tenang dengan keadaan Emma. Akan tetapi Elia yang sudah menghadapi begitu banyak cobaan membuat Ibu masih merasa khawatir.
Bukan hanya Elia, Ibu pun saat ini dalam dilemma. Ibu ingin merestui hubungan Elia dengan Setyo. Akan tetapi masa lalu mereka membuat Ibu meragukan pria itu. Bagaimana jika nanti Setyo melakukan hal yang sama kembali? Meninggalkan Elia dan membuatnya bersedih lagi. Di sisi lain, beliau sebenarnya sudah cukup mengenal bagaimana anak muda itu dahulu dan tidak banyak yang berubah padanya kecuali ‘kesalahan’ kecilnya. Ibu juga menandai bahwa Elia terlihat lebih gembira saat bertemu dengan Setyo setelah tujuh tahun terlihat sedih dan tegang.
Melihat kenyataan tersebut, Ibu terkadang merasa zalim pada Elia. Padahal yang Ibu lakukan itu adalah untuk melindungi Elia. Namun sisi hati yang lain mengatakan bahwa Elia terlihat bersedih walau dia tidak pernah mengatakannya. Pada akhirnya Ibu hanya menyerahkan semuanya pada Allah. Ibu juga berdoa memohon petunjuk pada Allah, apa yang seharusnya dilakukannya.
--
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga Elia mrndapatkan kebahagiaannya suatu saat nanti. Mndptkn pasangan hidup yg direstui ortu. Ceritanya sarat hikmah bunda. Keren. Jadikan buku bu.
Aamiin... Insyaallah, Bu. Terima kasih apresiasinya.
Semoga apa yang diragukan Ibu tidak terjadi lagi. Mudah-mudahan hubungan antara Elia dan Setyo saling mengisi. Cerita penuh pembelajaran. Bagaimanapun restu orang tua sangat dibutuhkan. Cerita penuh hikmah dan pembelajaran. Sukses selalu Bu Yuniar. Salam literasi.
Iya betul, Bu. Restu orang tua itu sungguh penting. Terima kasih apresiasinya, Bu. Salam sukses kembali.
Penasaran bu... Lanjut...sukses selalu bu
Hehehe... Siap lanjutkan, Bu.
kisahnya semakin seru... sukses selalu
Terima kasih apresiasinya, Bu. Salam sukses kembali.
Cerpennya keren penuh pembelajaran, ditunggu kelanjutannya, sukses selalu untuk Ibu
Terima kasih apresiasinya, Pak. Siap lanjutkan. Salam sukses kembali.
Cerita yang penuh pembelajaran.. Semakin menarik Bu.. Sukses selalu
Terima kasih Bu Yessy. Salam sukses kembali.
Semoga Elia dan Setyo berjodoh. Kesalahan yg pernah terjadi bukan utk disesali tetapi utk dievaluasi agar tdk terjadi lagi. Makin keren Bunda.
Aamiin... Iya betul. Dievaluasi agar tidak terjadi lagi.
Ikut prihatin, semoga mereka mendapatkan jalan terbaik. Moga ibu merestui. Amin...
Makin keren dan menarik... Sukses selalu buat ibu cantik yang hebat.... Salam santun
Terima kasih, Bu. Salam sukses kembali.
Makin penasaran dengan kelanjutannya bu. Saya tunggu ya. Sukses selalu dan salam literasi.
Hehehe... Siap Pak. Salam sukses kembali.
Keren bu ceritanya...salam sukses selalu
Terima kasih apresiasinya Bu Erida. Salam sukses kembali.
Ending ada ditangan Bu Yulia.
Ditangan penulis skenario, ya, Bu, hahaha...
Keren bunda lanjut salam sukses
Terima kasih apresiasinya. Siap lanjutkan. Salam sukses kembali.
Cerpen yang keren Bu..ditunggu lanjutannya..
Terima kasih Bu. Siap lanjutkan.
Kali ini Ella dan ibunya dalam kebimbangan, moga ada jalan terbaik, keren kisahnya Bun, sukses selalu
Insyaallah selalu ada jalan. Terima kasih apresiasinya, Bu. Salam sukses kembali.
Eliaa...kau berhak bahagia...Ditunggu lanjutnya bunda...
Terus dan tetaplah selalu tegar bu
Siap, Pak.
Elia semoga kau dapati kebahagiaan..sukses ya bun dengan ceritanya
Aamiin... Terima kasih Bu Lia. Salam sukses kembali.
Elia masih dalam keraguan. Doa pada-Nya solusinya. Lanjutkan kisahnya semakin seru.
Iyes, betul Bu. Siap lanjutkan.
Semoga Ela dan Setyo berbahagia dan berjodoh. Salam sukses slalu bunda
Insyaallah berjodoh, Bu. Maunya penulis, hehehe...