Antara Ikhlas dan Terpaksa
Antara Ikhlas dan Terpaksa
#Tantangan Gurusiana H-29
Suatu lembaga, baik itu di lembaga pendidikan maupun non pendidikan pastilah pastilah mempunyai kebijakan-kebijakan, namun terkadang kebijakan yang ada kadang-kadang bertentangan dengan hati nurani kita, akan tetapi karena banyaknya hal-hal yang harus di pikirkan, dipertimbangkan, dan diputuskan maka kebijakan itu harus di terima dengan lapang dada, hal itu dapat dikatakan antara ikhlas dan terpaksa.
Pekerjaan antara iklas dan terpaksa yang sering kita alami guru contohnya adalah ketika membuat nilai siswa, apalagi nilai Rapor sekarang sudah memakai Aplikasi Rapor Digital (ARD), jika diperhatikan lebih detail lagi pada rapor tersebut nilai kriteria ketuntasam minimal (KKM) yang harus di capai oleh siswa adalah 75, sementara itu siswa tidak boleh ada nilai kurang, siswa harus di remedy sebelum nilai di masukkan ke aplikasi, karena meremedi itu memang sudah kewajiban guru.
Jika dilihat di lapangan yang terjadi kepada siswa, malah sebaliknya apalagi siswa pada tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)/ MTs. Dimana Usia siswa pada tingkat ini sangatlah rentan dengan ketidak teraturan, bahkan ada siswa yang melawan dan berkata kotor kepada guru. Sementara nilai siswa yang seperti ini memang dengan terpaksa harus di tuntaskan juga dengan hasil remedial. Namun kadang-kadang remedial tidak cukup satu kali, dua kali dan bahkan tiga kali juga sebetulnya tidak tuntas, akan tetapi guru tidak punya waktu lagi untuk meredial dan terpaksa nilai harus baik juga.
Kita tidak bisa menutup mata, memang Itulah potret pendidikan kita sekarang, sehingga terkadang tidak ada lagi harga diri guru di depan siswanya, dan bahkan terkadang guru lebih banyak disalahkan jika siswa itu bermasalah. Oleh sebab itu ada sebahagian guru memang harus lebih banyak berbuat dan bertindak dengan hati antara Iklas dan terpaksa.
Namun angka-angka yang di berikan Bapak dan Ibu guru, tidaklah bisa menjamin anak-anak akan menjadi sukses, sebab yang menentukan sukses itu memang ada campur tangan Allah swt di dalamnya.
Jika dilihat anak-anak yang sudah menyelesaikan pendidikan disuatu lembaga pendidikan tidak selalu yang pintar dan patuh ketika kita menjadi gurunya yang akan selalu menegur sapa kita ketika bertemu di jalan, akan tetapi kadang-kadang anak-anak yang nakal dan sering kita marahi itulah yang selalu tersenyum kepada kita ketika kita bertemua di jalan atau dimana saja.
Jadi apapun yang terjadi tetaplah besemangat tanpa ada kata-kata ikhlas karena terpaksa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar