Yuniati, M.Pd

Biasa di Panggil Yuni, Lahir di Muara Cuabadak, 26 Juni 1980. Tugas sebagai Guru di MTsN 3 Pasaman Kabupaten Pasaman, Sumbar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ranji Keturunan

Ranji Keturunan

Ranji Keturunan

#Tantangan Gurusiana H – 54

Manusia adalah makhluk social, dimana manusia itu tidak bisa hidup sendiri karena manusia itu salng membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Biasanya kita di lahirkan dalam lingkungan keluarga yang sudah tersusun rapi garis keturunannya. Maksud tersusun rapi itu menurut saya jika ayah dan ibu kita hanya memiliki satu pasangan saja selama hidupnya. Namun ayah dan ibu kita juga memiliki orang tua yang hanya memiliki satu pasangan saja. Sehingga kita tahu mana yang garis keturunan kita dari pihak ayah dan mana dari pihak ibu, yang semua itu dikatakan saudara.

Lain dulu lain sekarang, ya itu lah zaman semakin maju semakin cangih, zaman dahulu dalam seorang suami biasa saja memiliki istri 2, 3 dan 4 bahkan lebih, sudah melebihi yang dikatakan dalam Al-Qur’an, kadang-kadang dalam satu orang istri ada yang memiliki anak 4, 5 dan 6 dan bahkan bisa lebih, sehingga anak-anak itu mulai besar dan berumah tangga, dan memiliki keturunan. Namun kadang-kadang karena factor ekonomi, antara saudara yang satu dengan yang lainnya tidak saling kunjung mengujungi sehingga anak keturunan dari mereka juga tidak saling mengenal, sehingga ada menikahi mahramnya sendiri. (Mahram adalah semua orang yang haram untuk dinikahi selamanya karena sebab keturunan, persusuan dan pernikahan dalam syariat Islam.

Kita hidup memang sudah di zaman modern, namun walaupun demikian kita sebagai umat Islam seharus kita sesama saudara saling mengunjugi untuk lebih mempererat hubungan silaturrahmi, dan bukan untuk kita saja akan tetapi untuk saling memperkenalkan anak-anak kita, supaya mereka mengetahui saudara dari pihak ayah dan ibu, terutama saudara mahramnya.

Kenapa saya berkata demikian, karena pada zaman sekarang, yang mencari jodoh untuk anak itu bukan lagi ayah dan ibu, akan tetapi anak-anak zaman sekarang sudah pandai mencari sendiri alias pacaran atau dengan cara ta’aruf. Dan pernah suatu kejadian hampir terjadi pernikahan antara anak dengan Bapak, di karenakan mereka tidak saling mengenal keluarga antara satu sama lain, sehingga tiba masanya untuk acara meminang dan sudah sampai di rumah calon mempelai wanita, ternyata yang akan dinikahinya itu mahram baginya, sehingga pernikahan tersebut tidak bisa untuk dilaksanakan lagi dan membuat salah satu pihak tidak bisa menerima kenyataan dan membuat anak tersebut setres dan masuk rumah sakit Jiwa.

Oleh sebab itu, kita memang perlu untuk mengetahui ranji garis keturunan kita, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu, dan kita harusnya memang saling mengunjungi antara satu saudara dengan saudara yang lainnya, dan kita memperkenalkan anak-anak kita, sehingga kejadian seperti di atas tidak pernah terjadi lagi. Jika kita tidak tahu dengan ranji garis keturunan kita, maka kita bisa bertanya kepada orang-orang tua yang dekat dengan kita.

Ranji ( Silsialah)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post