Yunik Ekowati

Si sulung dari empat bersaudara cewek semua. Lahir di Sragen di bulan Juni, suka mencoba hal baru dan suka tantangan. Menggembala kambing sambil membaca buku ad...

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU BAHAGIA, KUNCI KESUKSESAN SISWA
GURU BAHAGIA, KUNCI KESUKSESAN SISWA

GURU BAHAGIA, KUNCI KESUKSESAN SISWA

GURU BAHAGIA, KUNCI KESUKSESAN SISWA

Oleh: Yunik Ekowati, S.Pd,. M.Pd

Guru Mata Pelajaran Prakarya dan Seni

SMA Negeri 16 Semarang

Melihat wajah berseri, penuh senyum, baju rapi, modis, cantik atau tampan, ramah, well come dengan siswa dan smart. Adalah sosok guru yang menjadi idola setiap siswa. Tidak semua guru bisa seperti itu, sesuai karakter masing-masing beranekaragam dan warna sifat kebiasaan. Guru yang bahagia adalah kunci dalam sebuah pembelajaran. Dengan aura kebahagiaan yang terpancar akan membawa dan menebarkan energi positif bagi siswa dan lingkungan. Menghadapi bermacam karakter siswa, juga membutuhkan kecerdasan emosional yang baik.

Aktivitas sehari-hari sebagai pendidik tidaklah ringan. Mulai dari administrasi, perangkat pembelajaran, mengajar sekaligus mendidik, mengikuti kegiatan pengembangan diri dan belum lagi tugas-tugas sampiran lainnya. Jam kerja mulai 07.00 wib-15.30 wib berada di depan kelas, adalah kondisi yang tidak mudah bagi para guru. Apalagi yang mempunyai jiwa petualang, alias tidak betah dalam situasi yang monoton dan suka tantangan. Keinginan dan jiwa memberontak pasti di rasakan. Tetapi, apakah kita bisa dengan mudah berlari dari tanggung jawab ini? Tentu tidak. Apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai guru yang tetap bisa bahagia?

Untuk menciptakan suasana bahagia dalam mengajar, seorang guru butuh strategi dan manajemen emosional yang bagus. Apalagi di era digital, segalanya serba cepat dan instan. Seperti pengunggahan data-data pegawai, instruksi kadang hanya beberapa hari dan harus selesai cepat. Jika IT para guru lemod, tentunya akan terganjal. Sampai kadang kenaikan pangkat tertunda. Nah, situasi yang seperti inilah tantangan bagi pendidik untuk harus semangat terus belajar sepanjang masa.

Kunci untuk menjadi guru bahagia adalah positive thinking dan mengerjakan pekerjaan sesuai waktunya. Cukup dua point utama. Positive thingking atau berprasangka baik merupakan kebaikan yang berimbas pada diri sendiri. Hukum alam semesta akan berbicara. Misalnya, ada yang selalu memancing masalah atau iri dengan kita dalam suatu pekerjaan mungkin karena prestasi atau lainnya. Saat datang ke tempat kerja, pasang muka tidak mengenakkan. Dengan membawa tumpukan berkas, karena merasa lebih muda dan entah bermaksud basa-basi.

"Ada yang bisa saya bantu pak? " Padahal sesungguhnya dalam hati ingin berkata, "ada yang bisa saya banting pak?" Kira-kira perasaan dan pengalaman seperti itu kita alami. Akan lebih bijaksana jika tetap menyapa dengan ramah, meskipun mungkin tidak di jawab seperti yang kita harapkan. Alias di kacangin, kita tetap husnudzon. Mungkin saat kita sapa, beliau tidak mendengar. Atau saat berpapasan, tidak melihat. Sehingga tidak memancing prasangka yang jelek. Cukup husnudzon, titik. Gesekan dan berbeda pendapat bahkan, saling menjatuhkan dimanapun selalu ada. Tergantung kita bagaimana menyikapinya.

Begitu juga terhadap siswa, saat terlambat ke sekolah hendaknya di hadapi tidak harus dengan marah-marah. Tetapi di tanyai baik-baik, bagaimana ceritanya hingga terlambat sekolah? Misal ada siswa yang membolos dengan melompat pagar, jika kita melihat dengan mata kepala maka akan lebih otentik di foto atau di video, simpan dengan baik hingga waktuya tepat. Tujuannya untuk klarifikasi, saat si anak tersebut di mintai keterangan. Di hari lain, hendaknya di panggil oleh wali kelas atau guru BK untuk klarifikasi. Jika siswa tersebut mengelak, maka bukti tadi ditunjukan. Sehingga tidak bisa mengelak, dan masih banyak cara-cara humanis yang lebih tepat dalam menghadapi keunikan siswa. Apalagi dengan kebijakan zonasi.

Point yang kedua adalah mengerjakan pekerjaan sesuai waktunya. Misalnya saat waktunya istirahat, di gunakan sebaik mungkin. Untuk makan atau duduk santai sambil menunggu jam mengajar berikutnya. Bukannya saatnya makan, sambil membuat nilai, sehingga tidak fokus. Skala prioritas dan urgensi merupakan hal yang tepat. Apa yang seharusnya kita lakukan untuk menyeimbangkan kondisi ini? Mari kita berpikir sejenak.

Suasana bahagia atau tidak, tergantung kita sendiri. Setiap manusia di takdirkan dengan liku-liku dan kebahagiaannya masing-masing. Rasa iri dengan nasib orang lain, akan semakin memperparah sakit hati. Akhirnya banyak pikiran, di tambah pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat. Hingga berujung penyakit. Hilangkan rasa iri dengki dan segala yang tidak baik. Ciptakan iklim yang sejuk dan damai, serta hindari manusia toxic.

Mengajar mapel Seni Budaya dari kelas X-XII. Tidak semua siswa mempunyai bakat seni, sehingga metode pendekatan humanis yang di terapkan. Memberi keleluasaan siswa untuk melakukan dan proses pembelajaran sesuai kemampuan dan bakat. Jika berbakat menyanyi, maka di beri keleluasaan untuk mengekpresikan bakat meyanyinya. Begitu juga cabang seni lainnya.

Lakukan aktivitas menyenangkan dan hobi di sela-sela waktu istirahat dan hari libur. Tetap teguh melakukan aktifitas positif dan membawa agen perubahan. Memprioritaskan siswa, bahwa mereka kelak yang akan menjadi penerus bangsa. Mengajar dengan hati, bertindak dengan kasih, membantu tanpa pamrih.

Binorasi Penulis

Anugerahi dia di beri nama Yunik Ekowati. Lahir di Sragen, 10 Juni 1979, sebagai guru Prakarya dan Seni, di SMA Negeri 16 Semarang Jawa Tengah. Bergelut dengan aktivitas segudang Seni adalah pilihan hidupnya. Membawa kebermanfaat dan kebahagiaan adalah prinsip hidupnya. Alamat e-mail: [email protected], telepon 081325415850.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post