JEMBATAN ASA
#TantanganGurusiana
#harike-31
Setiap kali menyebrangi sungai, Sersan Kasim merasakan suatu keharuan yang mendenyutkan jantungnya. Seolah-olah berpisah dengan sesuatu dalam hidupnya. Makin besar sungai itu makin besar pula keharuan yang menggetarkan sanubarinya. Cuplikan cerita pendek karya Noto Susato ini teringat teman-temanku yang setiap kali mengajar menyebrangi Sungai Citarum yang mengalir melewati Kabupaten Karawang. Sungai ini membelah kota tempat kelahiranku, namun ada keberuntungan bagiku walaupun berada di kampung yang berjarak tiga puluh kilometer ke pusat kota tapi tak pernah bertemu dengan sungai besar. Hanya hamparan sawah yang asri dan memesona.
Bu Nunung dan Bu Dian sudah hampir 36 tahun setiap hari menyebrang Sungai Citarum, dari tempat tinggal ke sekolah tempat mereka mengajar, dengan menggunakan perahu eretan yang ditarik oleh tambang yang dibentangkan dari seberang sungai itu, yang ikatkan pada sebuah patok besar dan tinggi. Sesekali bisa menggunakan jalan pintas, bila musim hujan karena air sungai meluap. Jalan pintas itu lebih dekat bila dibandingakan jalan jembatan yang bisa menyebragi sungai tersebut. Sedangkan bila lewat jembatan agak jauh karena berputar. Dapat dibayangkan bila air meluap dan binatang air yang ganas keluar dari sarangnya? Ngeri juga kan? Mudah-mudahan tak ada lagi guru yang seperti mereka.
Tapi jaman bisa berubah sekarang pembangunan sudah baik, dan maju. Karawang kini berbeda dengan yang dulu, sekarang lebih maju pesat pembangunan Mall tempat belanja dan hiburan sangat berkembang pesat. Pembangunan jembatan penghubung ada di berbagai tempat untuk menghubungkan daerah yang dialiri sungai tersebut. Tapi mereka berdua tetap setiap hari melintasi sungai itu dan sesuatu yang unik bagi kita. Tapi tidak bagi BU Dian dan Bu Nunung.
Sungai Citarum selain membelah daerah yang terdapat di Kabupaten Karawang sungai itu berbatasan dengan Kabupaten Bekasi. Pasti kita ingat dengan salah satu puisi yang terkenalnya “Antara Krawang Bekasi” kini bukan tinggal tulang yang berserakan, tapi kedua pihak saling mempercantik diri bahu membahu meningkatkan perekonomian yang keduanya saling mendukung, kedua kabupaten tersbut bahu-membahu membangun jembatan yang menghungkan kedua kabupaten tersbut yaitu berada di daerah Pebayuran yang secara gotongroyong merekatkan tali silaturahim antara dua daerah tersebut. Hasil pertanian kedua kabupaten tersebut saling isi dan saling melengkapi. Jembatan itu diresmikan oleh kedua bupati tersebut pada tanggal 12 Februari 2020.
#Karawang140220
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Qah..sudah melewati 30 hari bu... selamat ya bu..semoga seterusnya masih semangat..
Lanjuut Bu Hj. Oyee....!