MIMPI ANAK DESA
#Tantangan ke-56
#Cerpen
MIMPI ANAK DESA
Mimpiku, seorang anak desa hanya sederhana. Aku tak meminta bergelimang harta, rumah mewah, mobil mewah. Aku hanya ingin rasanya hidup bersama ibu, bisa bercengkrama bersama, makan bersama, bahkan suka duka bersama. Setiap hari aku selau berdoa, yang isinya ingin sekali bertemu ibu, bagaimanapun keadaan ibu kandungku.
Menurut cerita nenek ibuku masih ada dan masih hidup, ibuku pergi ketika ayahku menikah lagi dengan perempuan lain. Ibu merasa curiga ketika ayah semakin lama semakin tergesa-gesa jika akan pulang lagi ke tempat kerjanya. Tak memberitahukan lagi pada ayah ibu secara sembunyi menyusul ayah ke kota, menyusul ke tempat kerja dengan sembunyi. Ketika jam istirahat ayah dijemput seorang wanita, lalu makan ke sebuah rumah makan terkenal di sekitar tempat kerjanya. Ibu sakit hati ketika tahu ayah perselingkuhan ayah di bealakang ibuku. Ibu mendesak ayah untuk menceritakan hal yang sebenarnya terjadi. Ayahku terus terang sudah sebulan telah menikah siri dengan perempuan itu. Ibu marah dan minta cerai, ayah memilih perempuan itu dibanding ibu yang sederhana dan orang desa. Ketika itu ayah berterus terang bahwa kehidupan keluarga kami akan ditanggung oleh ibu tiriku. Ibu tetap berontak, biar hidup serba kekurangan daripada harus didua. Itulah penjelasan nenek lima tahun lalu.
Mungkin ini bukan takdirku, takdirku hanya seorang yang menanti kehadiran ibu.semua itu tak menjadi keputusasaanku, justru aku semakin giat memohon pada Allah, menagis, meratapi nasibku. Ibu hidup sebatang kara tak lagi punya keluarga. Rumah peninggalan orangtuanya ditinggalkan begitu saja.
“Hamba tak ingin kaya, tak ingin punya jabatan tinggi, tak ingin sesuatu yang tak mampu menjangkaunya, tapi hamba hanya ingin memeluk erat ibu.” “Berilah hamba dan ibu hamba sehat, berumur panjang. Kalau memang Engkau belum mempertemukan hamba duduk berdampingan dengan ibu kuatkanlah.” Kalimat itulah yang selalu terselip dalam doa-doa malamku.
Umurku hari ini mengijak lima belas tahun, tapi aku belum merasakan kasih sayang ibu yang sebenarnya. Belaian tangannya, pelukan sayangnya, asem manis masakannya, serta lemah lembut tutur katanya. Aku hanya dapat belaian dari seorang nenek yang selalu memberikan dorongan dalam menimba ilmu pengetahuan dan ilmu agama sebagai bekal hidup.
#BERSAMBUNG
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjuuut Bu Hj
Menyentuh Bu