SELAKSA KASIH IBU
#TANTANGAN KE-43
CERPEN
LANJUTAN
Treng-treng bunyi kunci gembok yang diayunkan mengena pada pagar. Tak lama kemudian adik bungsunya keluar, lalu membukakan pintu pagar. Sarah tak berkata apa-apa ketika adiknya menyalaminya, ia hanya mengecup keningnya yang masih menggunakan mukena, sambil menggandeng adik semata wayangnya yang masih imut-imut, mereka berdua masuk ke rumah. Takut terdengar oleh tetangga tahu kepulangannya. “Kau pulang Neng!” Ibuku menyapa dari belakang ketika Sara menyimpan ransel bawaannya ke dalam kamar yang biasa aku tempati bersama si bungsu. “Ya, Bu!” Sarah menangis ketika ibunya mencium keningnya beberapa kali sambil mendekap, Sarah menatap mata ibu yang semakin tua, tapi gurat kecantikannya masih terlihat, hidungnya yang mancung, dan pipinya yang mulus, dan yang selalu kuingat bibirnya yang mungil. “ Ke air dulu ambil wudhu, mumpung waktu subuh masih ada!” suruh ibunya. Sarah langsung bergegas menuju kamar mandi lalu sholat subuh di dalam kamarnya.
“Ini air hangatnya, Neng! Sarapan dulu.” Ibu menawari Sarah yang baru selesai sholat. “Ya, Bu makasih!” sahut Sarah dari dalam kamar. Sambil minum dan sarapan di meja ruangan makan, Sarah tak banyak bertanya tentang mobil putih yang terparkir di halaman rumah. Ibunya memaklumi mungkin ia masih lelah dan kelihatan kurang tidur. Ibunya paham keadaan Sarah sejak dua tahun lalu, ketika Sarah pergi meninggalkan rumah hanya untuk menjadi tenaga honor di tempat yang jauh, Sarah menjadi pendiam.
Sudah terbiasa setelah sholat ashar mereka sekeluarga selalu berkumpul di ruangan tengah, sambil nonton berita di televisi. Sarah, ibu dan adiknya selalu bercengkrama ngobrol bersama. Apalagi sekarang sudah lama tak pernah mereka lakukan. Ketika sedang asyiknya bertukar pikiran dan ngobrol ke sana kemari, di luar ada yang mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Santi adik Sarah membukakan pintu, yang diikuti ibu. “Oh, Nak Deni!” terdengar suara ibunya menyapa tamu di luar. “Silakan duduk Nak?” ibu mempersilakan tamu. “Sarah sini ada tamu, Nak Deni dari jauh.” Ibu memanggil Sarah dari luar. Walaupun terpaksa Sarah bergegas menghampiri tamu yang ada di luar. Sarah menyalami tamu baru dengan sedikit senyuman khasnya terlihat lesung pipitnya yang ayu. “Deni.” Tamu memperkenalkan diri. Dan Sarahpun menjawab “Sarah.”
“Kok Ibu tak pernah bercerita punya anak gadis?” Deni bertanya pada ibunya Sarah. Sambil tersenyum ibunya menjawab “ Ya, ini anak pertama ibu sudah dua tahun merantau di kampung orang.” Ketika ibunya ngobrol denga Deni tanpa permisi Sarah langsung masuk ke dalam rumah.
Bersambung....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia. KASIH IBU ditunggu lanjutannya Bu Yuning
Kenapa Sarah langsung masuk kamar? Kutunggu lanjutannya ya, Buu